14
menghindari persaingan dengan tanaman utama. Pemberantasan hama dengan insektisida Decis dan Baycarp pada saat terjadi gejala dan serangan serangga.
Pengamatan variabel produksi untuk tanaman jagung meliputi bobot pipilan dan biomassa kering. Pengamatan variabel produksi untuk tanaman padi gogo
meliputi bobot gabah dan jerami kering.
3.4.5 Panen
Panen dilakukan apabila klobot tongkol jagung telah menguning dan kering untuk tanaman jagung. Panen dilakukan apabila bulir padi telah
menguning atau pada saat tanaman sudah berumur 110 sampai dengan 120 hari untuk tanaman padi gogo. Kegiatan pasca panen yang dilakukan adalah
penimbangan tongkol buah dengan klobot, tongkol tanpa klobot, pengeringan dan pemipilan biji dari klobot, pengeringan sampel dengan oven bersuhu 65
C selama 5 sd 6 hari untuk mengetahui berat kering gabah dan jerami.
3.5 Parameter yang Diamati 3.5.1 Karakteristik Tanah
Contoh tanah untuk analisis sifat fisik dan kimia diambil pada awal dan akhir penelitian. Contoh tanah komposit diambil dari 3 lokasi mewakili bagian
hulu, tengah, dan hilir pada setiap petak yang berbeda dengan kedalaman 0 - 20 cm. Analisis sifat kimia tanah meliputi C-Organik, N total, P-tersedia, kation-
dapat dipertukarkan K, Ca, Mg, Na. Pengambilan contoh tanah utuh diambil dari 3 lokasi mewakili hulu, tengah, dan hilir pada setiap petakan untuk analisis
sifar fisik. Analisis sifat fisik tanah meliputi bobot isi, porositas dan kadar air tanah.
3.5.2 Aliran permukaan dan Erosi Tanah
Aliran permukaan dan erosi tanah diukur setiap hari hujan dengan mengukur jumlah aliran permukaan dan erosi yang tertampung dalam bak
penampungan. Kehilangan unsur hara terbawa aliran permukaan dan erosi diukur
15
melalui pengambilan sampel aliran permukaan dan erosi pada beberapa kejadian hujan. Sedimen yang dapat diselamatkan diukur dengan menimbang sedimen
yang tertampung dalam saluran dan lubang resapan biopori, sedimen dikosongkan dari saluran sampai dasar saluran semula. Data aliran permukaan, erosi, dan
sedimen dijumlahkan sebanyak terjadinya aliran permukaan dan erosi untuk masing-masing musim tanam dan dikonversikan menjadi tonha. Tabel 1
menyajikan jenis analisis dan metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan unsur hara yang terdapat pada aliran permukaan dan erosi.
Tabel 1. Jenis dan Metode Analisis Aliran Permukaan dan Erosi
Parameter Jenis Analisis
Metode Analisis Pengestrak
Aliran Permukaan Nitrat AAS H2SO4
K, Ca, Mg, Na AAS
NH4OAc pH 7
Erosi C-Organik Walkey-Black
K2Cr2O
7
N N-Total Micro-Kjeldhal
H2SO4 P-Tersedia Bray-1 Bray-1
KTK Destilasi NH4OAc
pH 7
K, Ca, Mg, Na NH4OAc pH 7
NH4OAc pH 7
3.5.3 Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Untuk pengamatan pertumbuhan dan produksi tanaman, tiap petak percobaan dipilih secara acak 9 tanaman contoh. Pengamatan pada tanman
meliputi 1.
Tinggi Tanaman Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari pangkal hingga
titik tumbuh. Dilakukan pada 3 sampai dengan 11 MST. 2.
Jumlah Anakan Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pengamatan tinggi tanaman untuk
tanman padi gogo 3.
Biomassa Tanaman Pengamatan biomassa tanaman dilakukan dengan menimbang berat seluruh
tanaman padi dan jugung
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Aliran Permukaan dan Erosi
Aliran permukaan dan erosi selama musim tanam jagung dan padi gogo pada masing-masing perlakuan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Aliran Permukaan m
3
ha dan Erosi tonha Selama Satu Musim Tanam Jagung dan Padi Gogo
Perlakuan Musim Tanam Jagung
Musim Tanam Padi Aliran Permukaan
Erosi Aliran Permukaan
Erosi T0 193,27A
1,37A 423,09A
24,17A T1 0B 0B 0B 0B
T2 0B 0B 0B 0B T3 0B 0B 0B 0B
T4 0B 0B 0B 0B
BNT α 5
7,45 1,36
69,09 1,73
BNT α 1
10,85 1,97
100,52 2,51
Angka yang diikuti huruf besar yang berbeda dalam setiap perlakuan pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan sangat nyata pada taraf
α 1 berdasarkan uji Beda Nyata Terkecil BNT
Uji Beda Nyata Terkecil BNT pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan T1, T2, T3, dan T4 sangat nyata menurunkan jumlah aliran permukaan
dari 193,27 m
3
ha pada musim tanam jagung dan 423,09 m
3
ha pada musim tanam padi gogo menjadi 0 tonha terhadap T0. Aliran permukaan yang terjadi pada
perlakuan T1, T2, T3, dan T4 tertampung pada setiap saluran. Air aliran permukaan yang tertampung dapat diserap dengan baik, sehingga tidak ada aliran
permukaan yang keluar dari petak perlakuan T1, T2, T3, dan T4. Hasil analisis sidik ragam aliran permukaan musim tanam jagung dan padi gogo dapat dilihat
pada Tabel Lampiran 1 dan Tabel Lampiran 3. Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak ada erosi yang keluar dari petak
perlakuan teras gulud selama musim tanam jagung dan padi gogo. Sedimen yang terbawa aliran permukaan semua mengendap pada setiap saluran T1, T2, T3, dan
T4, sehingga tidak ada yang hilang keluar dari petak pertanaman. Hasil analisis