Aliran Permukaan dan Erosi

7 Teknologi LRB memiliki banyak manfaat dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan lestari. Menurut Brata dan Nelistya 2009 manfaat yang diperoleh dari penerapan LRB yaitu: 1 memperbaiki ekosistem tanah, 2 mencegah banjir, 3 menambah cadangan air tanah, 4 mengatasi kekeringan, 5 mempermudah penanganan sampah, 6 mengubah sampah menjadi kompos, 7 mengurangi emisi gas rumah kaca dan metan, dan 8 mengatasi masalah akibat genangan.

2.5 Aliran Permukaan dan Erosi

Aliran permukaan adalah bagian dari hujan yang jatuh dan diterima oleh suatu tempat penampungan, mengalir di atas permukaan tanah Arsyad, 2000. Bentuk aliran permukaan surface runoff inilah yang paling penting sebagai penyebab erosi karena merupakan pengangkut partikel tanah. Aliran permukaan juga dapat membawa unsur hara dari petakan pertanaman. Jumlah unsur hara yang hilang berbeda-beda pada setiap sistem pembukaan lahan dan sistem olah yang diterapkan Rachim, 2003. Percobaan yang dilakukan oleh Kang dan Lai 1981 dalam Rachim 2003 pada beberapa kombinasi sistem pembukaan lahan dan sistem olah menunjukkan bahwa kehilangan unsur hara tertinggi melalui aliran permukaan dan erosi terjadi pada kombinasi perlakuan pembukaan lahan dengan traktorbulldozzer-tanpa olah, pembukaan lahan secara manual-sistem olah konvensional, dan pembukaan lahan secara manual-tanpa olah. Aliran permukaan mempunyai jumlah, kecepatan dan gejolak yang menentukan kemampuannya untuk menyebabkan erosi. Faktor- faktor yang mempengaruhi aliran permukaan ialah iklim, topografi, vegetasi, tanah, dan manusia. Erosi adalah proses berpindahnya atau terangkunya tanah atau bagian- bagian tanah di permukaan dari suatu tempat ke tempat lainnya Arsyad, 2000. Erosi banyak menimbulkan dampak negatif diantaranya: 1 penurunan kualitas tanah. 2 pendangkalan waduk, danau, dan saluran irigasi dan drainase sehingga daya dan masa gunanya menjadi berkurang, dan 3 erosi mengakibatkan 8 terjadinya banjir yang kronis setiap musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air Arsyad, 2000. Kepekaan tanah terhadap erosi berbeda-beda. Hal ini terjadi karena tanah-tanah tersebut memiliki perbedaan kepekaan terhadap kehilangan partikel-partikel tanahnya. Bila permukan tanah mengalami basah-kering berulang-ulang maka tanah akan hancur menjadi agregat yang lebih kecil, apabila tanah yang hancur ini berpartikel kecil, akan lebih mudah hilang melalui aliran permukaan Eden, 1999. Hilangnya tanah bagian permukaan yang paling subur dapat mengakibatkan tanaman atau tumbuhan tidak dapat tumbuh secara normal. Pada dasarnya erosi dipengaruhi oleh lima faktor yaitu: 1 iklim, 2 topografi, 3 vegatasi, 4 tanah, dan 5 manusia. Di daerah beriklim basah seperti Indonesia, faktor iklim yang paling mempengaruhi terjadinya aliran permukaan dan erosi adalah hujan. Jumlah, intensitas, dan distribusi hujan akan menentukan kekuatan dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kecepatan aliran permukaan akibat erosi Sitorus, 2004. Semakin tinggi kekuatan dispersi hujan terhadap tanah maka semakin mudah tanah dapat terbawa oleh aliran permukaan. Arsyad 2000 menambahkan bahwa kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsur topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Selain dari memperbesar jumlah aliran permukaan, makin curamnya lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan yang dengan demikian memperbesar daya angkut air. Selain itu, dengan makin miringnya lereng, maka jumlah butir- butir tanah yang terpercik kebawah oleh tumbukan butir hujan semakin banyak. Lereng yang lebih curam selain menghendaki tenaga dan ongkos yang lebih dalam pengelolaan juga menyebabkan lebih sulitnya pengaturan air dan lebih besar masalah erosi yang dihadapi Sinukaban, 1986. 9

2.7 Budidaya Padi Gogo