Lokasi dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

11

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada kemiringan lahan 15 . Tanah Latosol DarmagaTypic Dystrudepts Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm dipilih sebagai pewakil tanah dengan tingkat kesuburan sedang yang banyak digunakan untuk pertanian lahan kering tadah hujan. Tanaman jagung hibrida Zea mays ditanam sebagai tanaman indikator pada musim pertama dan tanaman padi gogo Oryza sativa pada musim tanam kedua. Penelitian berlangsung dari bulan Januari 2009 sampai Maret 2010. Analisis sifat fisik dan beberapa sifat kimia tanah dan air dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB.

3.2 Bahan dan Alat

Tanaman yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jagung hibrida Zea mays sebagai tanaman indikator pada musim pertama dan tanaman padi gogo Oryza sativa varietas Situ Bagendit pada musim tanam kedua. Pupuk yang diberikan adalah Urea, SP-18, KCl dan Dolomit. Dosis Urea 100 kgha, SP- 18 200 kgha, KCl 100 kgha, dan Dolomit 2 tonha. Mulsa vertikal yang digunakan adalah jerami padi sebanyak 4 ton bahan kering per hektar untuk musim tanam jagung. Mulsa vertikal yang digunakan untuk musim tanam padi gogo adalah biomassa tanaman jagung. Peralatan yang digunakan adalah petak pengukur erosi, bak penampung, ombrometer, timbangan, ember, cangkul, gelas ukur, meteran, peralatan lapang, dan peralatan laboratorium.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian menggunakan petak erosi dengan ukuran 10 m x 2 m. Aliran permukaan dan erosi tanah yang keluar dari petak erosi ditampung dan diukur 12 dengan menggunakan bak penampung aliran permukaan dan erosi yang diletakkan diujung bawah petakan erosi. Perlakukan yang diujikan terdiri dari: a. T0, tanpa perlakuan teknik konservasi tanah dan air. b. T1, teras gulud : teras gulud dibuat dengan cara menggali saluran menurut kontur dengan dimensi saluran lebar 20 cm dan kedalaman 15 cm. Tanah hasil galian ditumpukkan pada bagian hilir saluran membentuk guludan dengan dimensi guludan lebar 20 cm dan tinggi 15 cm. Teras gulud dibangun dengan interval jarak saluran 2 m pada lereng yang seragam. c. T2, teras gulud dengan bersaluran resapan biopori SPB. SPB adalah teras gulud yang salurannya diisi dengan jerami padi sebanyak 4 ton bahan kering per hektar untuk musim tanam jagung, dan biomassa jagung untuk musim tanam padi gogo sebagai mulsa vertikal. d. T3, teras gulud dengan lubang resapan biopori LRB. LRB dengan diameter lubang 10 cm dan kedalaman lubang 100 cm diisi dengan serasah tanaman dan bahan organik lainnya dengan interval 1 m pada dasar saluran. e. T4, yaitu SPB yang dikombinasikan dengan LRB. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga diperoleh sebanyak 15 satuan percobaan pada kemiringan lereng 15 . Gambar 1. Penampang Petak Erosi 3.4 Pelaksanaan Percobaan di Lapang 3.4.1 Persiapan Lahan