Budidaya Padi Gogo Budidaya Jagung

9

2.7 Budidaya Padi Gogo

Kebutuhan beras sebagai salah satu pangan utama penduduk Indonesia terus meningkat. Peningkatan ini terjadi karena selain penduduk terus bertambah dengan laju peningkatan dua persen pertahun, juga adanya perubahan pola konsumsi penduduk dari non beras ke beras Tim Peneliti Badan Litbang Pertanian, 1998. Selama ini andalan produksi padi nasional terfokus pada lahan sawah irigasi terutama di Pulau Jawa. Sumbangan lahan kering atau padi gogo yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia masih sangat terbatas. Usaha pencetakan lahan sawah baru akan menghadapi kendala dalam penyiapan sumber air dan berbagai sarana penunjang lainnya. Pengembangan lahan kering akan jauh lebih murah karena relatif tidak memerlukan kelengkapan sarana penunjang seperti pada lahan sawah irigasi. Disamping itu pengembangan padi di lahan kering dapat dikombinasikan dengan usaha pengembangan komoditas lainnya. Luas lahan kering dataran rendah 700m di atas permukaan laut yang dimiliki Indonesia sekitar 52,83 juta ha. Lahan kering yang berpotensi untuk pengembangan tanaman pangan hanya sekitar 5,1 juta ha Tim Peneliti Badan Litbang Pertanian, 1998. Pada saat ini luas panen padi gogo di Indonesia sekitar 1,12 juta ha yang tersebar pada beberapa provinsi. Pertanaman padi gogo membutuhkan curah hujan lebih dari 200 mmbulan minimal empat bulan secara berurutan. Secara umum untuk pertumbuhan tanaman pangan memerlukan curah hujan diatas 100 mmbulan, minimal untuk memenuhi keperluan evaporasi Tim Peneliti Badan Litbang Pertanian, 1998. Berkaitan dengan sebaran pola hujan, pertanaman padi gogo sebaiknya dilakukan pada awal musim. Penanaman dilakukan awal bulan basah sehingga dapat dipanen pada bulan-bulan kering. Bulan basah adalah bulan dimana curah hujan mencapai lebih dari 200 mmbulan, sedangkan bulan kering adalah bulan dimana curah hujan kurang dari 100 mmbulan Oldeman, 1975. 10

2.8 Budidaya Jagung

Jagung merupakan tanaman yang peka terhadap kekurangan unsur nitrogen. Kebutuhannya terhadap sumber nitrogen urea dapat mencapai 250-300 kgha. Pupuk urea ini diberikan 13 dosis saat tanam dan saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Pupuk SP-36 dengan dosis 200 kgha dan KCL sebesar 75- 100 kgha diberikan pada saat tanam Purwono dan Purnamawati, 2008. Kemiringan tanah yang optimum untuk tanaman jagung maksimum 8 karena kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropistropis basah. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mmbulan secara merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji, tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air Effendi, 1984. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat, biji yang dihasilkan kurang baik, bahkan buahnya tidak dapat terbentuk. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 o C. Namun, bagi pertumbuhan tanaman jagung yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 o C. Saat proses perkecambahan, benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 o C Muhadjir, 1988. 11

III. BAHAN DAN METODE