21
penambahan mulsa vertikal dan pupuk urea menyebabkan kandungan N tinggi pada sedimen.
Jumlah unsur hara yang terselamatkan bersama sedimen pada musim tanam padi gogo lebih banyak dibandingkan musim tanam jagung. Hal ini
dikarenakan jumlah sedimen terselamatkan pada musim tanam padi gogo Tabel 4 lebih banyak dibandingkan musim tanam jagung. Tingginya curah hujan pada
musim tanam padi gogo menyebabkan lebih banyak unsur hara yang terangkut oleh aliran permukaan dan erosi yang mengendap dalam saluran Tabel Lampiran
17 dan Tabel Lampiran 18. Hasil analisis sidik ragam unsur hara terselamatkan bersama sedimen dapat dilihat pada Tabel Lampiran 7 sampai dengan Tabel
Lampiran 16.
4.2 Karakteristik Tanah
Data hasil analisis bobot isi dan porositas tanah awal serta akhir penelitian disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Analisis Sifat Fisik di Laboratorium Perlakuan
Bobot Isi gcm
3
Porositas Awal Akhir Awal Akhir
T0 0,94 a
0,92 a 64,62 a
65,37 a T1
0,91 a 0,90 a
63,60 a 65,98 a
T2 0,99 a
0,97 a 62,76 a
63,52 a T3
0,98 a 0,94 a
62,98 a 64,49 a
T4 0,99 a
0,87 a 62,76 a
67,28 a BNT
α 5
0,07 0,11 1,27 4,78
Angka yang diikuti huruf kecil dalam setiap perlakuan pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata pada taraf
α 5 berdasarkan uji Beda Nyata Terkecil BNT
Uji BNT pada Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan T1, T2, T3, dan T4 tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan bobot isi dan peningkatan porositas
serta kadar air tanah pada awal dan akhir penelitian. Perlakuan T4 adalah perlakuan yang laju penurunan bobot isi dan laju peningkatan porositas tanahnya
paling besar. Hal ini diduga terjadi karena penambahan bahan organik Tabel 5 pada T4 lebih besar. Hal ini didukung dengan aktifitas perakaran yang dapat
22
dilihat dari pertumbuhan tanaman Tabel 10 dan produksi Tanaman Tabel 11 yang menunjukkan tanaman pada T4 pertumbuhannya lebih optimal dari pada
perlakuan lainnya. Data Hasil analisis kadar pori drainase cepat, pori drainase lambat, dan air
tersedia Tabel 7. Tabel 7. Pori Drainase Cepat, Pori Drainase Lambat, dan Air Tersedia
Volume Perlakuan
Pori Drainase Cepat Pori Drainase Lambat Air Tersedia
T0 8,46 a
3,04 a 8,30 a
T1 8,46 a
3,04 a 8,30 a
T2 7,39 a
3,06 a 8,97 a
T3 7,39 a
3,05 a 8,98 a
T4 7,38 a
3,06 a 8,97 a
BNT α 5
1,57 0,03
1,07
Angka yang diikuti huruf kecil dalam setiap perlakuan pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata pada taraf
α 5 berdasarkan uji Beda Nyata Terkecil BNT
Uji BNT pada Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan T1, T2, T3, dan T4 tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pori drainase dan air tersedia. Pengaruh
pemberian mulsa vertikal dapat dilihat pada perlakuan T2, T3, dan T4. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya kadar air tersedia jika dibandingkan dengan
perlakuan T1. Hal ini diduga karena selain adanya peningkatan porositas tanah Tabel 6 juga dipengaruhi oleh penurunan pori drainase cepat. Penurunan pori
drainase cepat ini berarti mengindikasikan kadar pori-pori mikro pada perlakuan T2, T3, dan T4 lebih banyak. Perlakuan T1 memliki kadar air tersedia sama
dengan perlakuan T0. Hal ini diduga terjadi karena jumlah pori drainase cepat dan lambatnya sama dengan perlakuan T0, walaupun porositas tanah akhirnya
Tabel 6 sedikit lebih besar daripada T0. Hal ini diduga bahwa jumlah pori-pori mikro pada perlakuan T1 sama dengan perlakuan T0. Secara umum pemberian
mulsa vertikal tidak berpengaruh nyata terhadap kondisi fisik tanah. Hal ini sejalan dengan penelitian Hutajulu 1991 yang menunjukkan bahwa secara umum
tindakan konservasi berupa pemberian bahan organik dan mulsa vertikal tidak berpengaruh nyata terhadap sifat fisik tanah.
23
24
Data yang disajikan dalam Tabel 8 berdasarkan uji BNT menunjukkan bahwa kadar unsur hara untuk setiap petakan perlakuan pada saat awal penelitian
tidak berbeda nyata. Data ini mengindikasikan tingkat kesuburan tanah awal pada saat awal penelitian tidak berbeda. Hasil analisis sifat kimia tanah pada saat akhir
penelitian yang disajikan dalam Tabel 9 berdasarkan uji BNT juga menunjukkan bahwa kadar unsur hara untuk setiap petakan perlakuan tidak berbeda nyata. Data
ini menunjukkan bahwa semua petakan penelitian memiliki tingkat kesuburan yang sama diakhir penelitian. Hasil analisis sidik ragam sifat kimia tanah awal
dan akhir penelitian dapat dilihat pada Tabel Lampiran 23 sampai dengan Tabel Lampiran 44.
4.3 Pertumbuhan dan Produksi Tanaman 4.3.1 Tinggi Tanaman Jagung dan Padi Gogo