Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Landasan Teori

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, dengan demikian penulis dapat menuliskan rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh dari Prestasi Kerja terhadap Pengembangan Karir Karyawan pada PT. Pos Indonesia Persero Fatmawati, Jakarta Selatan secara parsial? 2. Apakah terdapat pengaruh dari Pendidikan dan Pelatihan terhadap Pengembangan Karir Karyawan pada PT. Pos Indonesia Persero Fatmawati, Jakarta Selatan secara parsial? 3. Apakah terdapat pengaruh dari Pengalaman Kerja terhadap Pengembangan Karir Karyawan pada PT. Pos Indonesia Persero Fatmawati, Jakarta Selatan secara parsial? 4. Bagaimana pengaruh dari Prestasi Kerja, Pendidikan dan Pelatihan dan Pengalaman Kerja terhadap Pengembangan Karir Karyawan pada PT. Pos Indonesia Persero Fatmawati, Jakarta Selatan secara simultan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, dengan demikian penulis dapat menuliskan tujuan daripada penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisa: 10 1. Pengaruh Prestasi Kerja terhadap Pengembangan Karir Karyawan pada PT. Pos Indonesia Persero Fatmawati, Jakarta Selatan secara parsial. 2. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Pengembangan Karir Karyawan pada PT. Pos Indonesia Persero Fatmawati, Jakarta Selatan secara parsial. 3. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Pengembangan Karir Karyawan pada PT. Pos Indonesia Persero Fatmawati, Jakarta Selatan secara parsial. 4. Pengaruh Prestasi Kerja, Pendidikan dan Pelatihan dan Pengalaman Kerja terhadap Pengembangan Karir Karyawan pada PT. Pos Indonesia Persero Fatmawati, Jakarta Selatan secara simultan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT. Pos Indonesia Persero dalam bagaimana membuat Prestasi Kerja, Pendidikan dan Pelatihan dan Pengalaman Kerja akan membawa dampak yang baik pada Pengembangan Karir Karyawan PT. Pos Indonesia Persero.

2. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas bagi perusahaan akan Prestasi Kerja, Pendidikan dan 11 Pelatihan dan Pengalaman Kerja terhadap Pengembangan Karir Karyawan pada PT. Pos Indonesia Persero Fatmawati, Jakarta Selatan. b. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang mengambil masalah yang sama. 12 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam mewujudkan tujuan suatu organisasi atau perusahaan diperlukan unsur-unsur yang dapat menggerakannya. Salah satu unsur terpenting di dalam proses pencapaian tujuan perusahaan adalah sumber daya manusia. Tanpa adanya sumber daya manusia yang menggerakan suatu organisasi atau perusahaan maka aktivitas di dalamnya tidak akan berjalan seimbang serta tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat terwujud. Mondy 2010 dan Dessler 2005 sama-sama berpendapat bahwa manajemen sumber daya manusia adalah praktek yang melibatkan pemanfaatan individu atau sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun menurut Byars dan Rue 2006, manajemen sumber daya manusia adalah aktivitas yang dirancang untuk menyediakan dan mengkoordinasi sumber daya manusia sebuah organisasi. Menurut Manullang 2005, manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu pengadaan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia sehingga tujuan organisasi direalisasi secara 13 daya guna dan adanya kegairahan kerja dari semua tenaga kerja. Sedangkan Noe, dkk 2006 berpendapat bahwa manajemen sumber daya manusia adalah peraturan-peraturan, praktek-praktek dan sistem- sistem yang mempengaruhi sikap, perilaku dan kinerja pegawai- pegawai. Jadi, dapat disimpulkan manajemen sumber daya manusia merupakan alat atau sumber daya yang dapat menggerakan bagian- bagian atau fungsi lain dari manajemen demi tercapainya tujuan suatu organisasi.

b. Peran Sumber Daya Manusia

Menurut Mathis dan Jackson dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia” 2006, manajemen sumber daya manusia terdiri atas beberapa aktivitas yang saling berhubungan yang terjadi dalam konteks organisasi, yaitu: 1. Perencanaan dan Analisis SDM Aktivitas perencanaan ini dilakukan untuk mengantisipasi kekuatan yang akan mempengaruhi pasokan dan permintaan akan tenaga kerja. Sedangkan, aktivitas analisis dan penilaian selektivitas SDM juga penting dilakukan sebagai bagian dari menjaga daya saing organisasi. 14 2. Kesetaraan Kesempatan Bekerja Kepatuhan pada hukum dan peraturan Kesetaraan Kesempatan Bekerja Equal Employment Opportunity mempengaruhi aktifitas SDM lainnya dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen SDM. 3. Perekrutan Sasaran perekrutan adalah untuk menyediakan pasokan tenaga kerja yang cukup untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Proses seleksi sangatlah menekankan pada pemilihan orang yang memenuhi kriteria persyaratan qualified untuk mengisi lowongan pekerjaan. 4. Pengembangan SDM Pengembangan semua tenaga kerja, termasuk pengawas supervisor dan manajer, diperlukan untuk menyiapkan organisasi menghadap tantangan ke depan. 5. Kompensasi dan Keuntungan Kompensasi diberikan pada tenaga kerja yang melakukan kerja organisasi seperti pembayaran pay, insentif incentive, dan keuntungan benefits. 6. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah membuat organisasi lebih tanggap atas isu kesehatan dan keselamatan dengan terfokus pada mengurangi atau 15 menghapuskan kecelakaan kerja. Keamanan tempat kerja juga semakin penting karena kekerasan tidak jarang terjadi. 7. Hubungan Tenaga Kerja dan BuruhManajemen Hak-hak tenaga kerja harus diperhatikan, tidak peduli apakah ada atau tidak ada serikat tenaga kerja. Komunikasi dan pembaharuan kebijakan dan peraturan SDM sangat penting untuk dikembangkan sehingga manajer dan tenaga kerja tahu apa yang diharapkan dari mereka. Melihat pengertian serta peran dari sumber daya manusia, terlihat jelas bahwa sumber daya manusia memiliki pengaruh paling besar dalam berlangsungnya suatu organisasi atau terwujudnya tujuan organisasi. Untuk itu diperlukan adanya karyawan yang memiliki kinerja yang maksimal agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Karyawan dengan kinerja yang maksimal akan mengerjakan pekerjaan dengan sebaik mungkin dan berkontribusi penuh terhadap perusahaan. Sehingga perusahaan dituntut untuk menjaga karyawan dengan memenuhi kebutuhan mereka, membuat nyaman dan menghargai kerja keras mereka yaitu dengan memberikan hadiah bagi karyawan yang memiliki prestasi kerja yang baik, mengadakan pendidikan dan pelatihan dan juga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi karyawan untuk melakukan pengembangan karir di perusahaan. 16

2. Prestasi Kerja

a. Pengertian Prestasi Kerja

Maier 1965 dalam Wijono 2012 memberi batasan bahwa secara umum prsetasi kerja atau kinerja diartikan sebagai suatu keberhasilan dalam suatu tugas dalam pekerjaannya. Porter dan Lawler 1967 dalam Wijono 2012, mengatakan prestasi kerja sebagai “successful role achievement” yang diperoleh dari hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh individu. Atas dasar ini dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai oleh seorang individu untuk ukuran yang telah ditetapkan dalam suatu pekerjaan. Guion 1965 dalam Wijono 2012 mengatakan bahwa prestasi kerja mempunyai dua hal, yaitu: Pertama, secara kuantitas mengacu pada “hasil” dari suatu kerja yang dilakukan seperti jumlah pengeluaran barang oleh individu per jam. Kedua, dari sudut kualitas, juga prestasi kerja mengacu pada “bagaimana sempurna” seseorang itu melakukan pekerjaan. Misalnya, barang yang dikerjakannya harus berkualitas. Sim dan Szilagy 1976 dalam Wijono 2012 mengatakan bahwa prestasi kerja dinilai dari segi dimensi kualitas kerja, kuantitas kerja, keterikatan, keahlian merencanakan, daya usaha dalam pekerjaan dan prestasi secara keseluruhan. Selain dari itu prestasi 17 kerja juga ditentukan oleh faktor keahlian, minat, motivasi, dan situasi pekerjaan.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Menurut Sutrisno 2010:151, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja yaitu sebagai berikut: 1. Usaha yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas. 2. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas. 3. Persepsi tugas, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

c. Kriteria Pengukuran Prestasi Kerja

Maier 1965 dalam Wijono 2012 mengatakan bahwa secara umum kriteria alat ukur prestasi kerja mempunyai beberapa aspek, yaitu kuantitas dan kualitas, waktu yang digunakan, jabatan yang dia punya, absensi, keamanan dan keselamatan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Dia juga menjelaskan bahwa pada dasarnya tidak ada aspek yang selalu harus sama di antara setiap jabatan, karena masing- masing jabatan mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda. 18 Maier 1965 dalam Wijono 2012 juga memberikan gambaran yang dapat lebih memudahkan dalam mengukur presatsi kerja karyawan dengan mengusulkan dua cara, yaitu: 1. Pekerjaan produksi merupakan pekerjaan yang dapat diukur secara kuantitatif dan lebih mudah diukur dengan suatu kriteria yang objektif. 2. Pekerjaan yang nonproduktif merupakan pekerjaan yang dapat ditentukan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh individu dalam melakukan tugasnya yang biasa disebut sebagai human judgments atau subjektif. Menurutnya, hasil pekerjaan atau prestasi kerja seorang individu dapat langsung diukur secara objektif, melalui berapa jumlah yang dihasilkan kuantitatif maupun bagaimana mutu pekerjaan kualitatif. Sehingga hal ini dapat lebih memudahkan organisasi member penilaian. Namun, dengan cara yang kedua ini diperlukan beberapa strategi yang dapat lebih objektif dalam menilai hasil kerja atau prestasi kerja seorang individu, diantaranya melalui atasan langsung, departemen personalia, koleganya, bawahannya, dan juga dirinya sendiri self evaluation. Cara kedua ini dilakukan untuk menghindari adanya unsur yang berbau subjektivitas dalam melakukan penilaian. 19

d. Indikator Prestasi Kerja

Menurut Sutrisno 2012:152, pengukuran prestasi kerja diarahkan pada 6 aspek yang merupakan bidang prestasi kunci bagi perusahaan yang bersangkutan. Bidang prestasi kunci tersebut adalah: 1. Hasil kerja, yaitu tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana pengawasan dilakukan. 2. Pengetahuan pekerjaan, yaitu tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja. 3. Inisiatif, yaitu tingkat inisiatif selama menjalankan tugas pekerjaan khususnya dalam hal penanganan masalah-masalah yang timbul. 4. Kecakapan mental, yaitu tingkat kemampuan dan kecakapan dalam menerima instruksi kerja dan penyesuaian dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada. 5. Sikap, yaitu tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan. 6. Disiplin waktu dan absensi, yaitu tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.

3. Pendidikan dan Pelatihan

a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan menurut Sindu 2006:223 biasanya terdiri dari program-program yang dirancang untuk meningkatkan 20 kinerja ditingkat individu, kelompok dan organisasi. Kinerja yang dimaksud dapat terlihat dari adanya perubahan yang dapat diikuti dalam pengetahuan, keahlian, sikap dan perilaku. Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 15, tanggal 13 September 1974 seperti yang dikutip oleh Ardana, dkk 2011:92, pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmaniah dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah, dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar pendidikan yang berlaku, dalam kurun waktu yang variabel singkat dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.

b. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

Handoko 2008:103 menyatakan bahwa ada dua tujuan utama program diklat. Pertama, diklat dilakukan untuk menutup jarak antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan. Kedua, program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan. 21 Handoko 2008:103 menyatakan tujuan yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya pendidikan dan latihan dapat dirinci sebagai berikut. 1. Pengikut diklat dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih efisien. 2. Pengawasan yang dilakukan lebih sedikit karena karyawan mendapatkan pelatihan khusus dalam melaksanakan tugasnya, maka lebih sedikit kesalahan yang dilakukannya. 3. Peserta diklat dapat lebih berkembang karena sulit bagi seseorang untuk mengembangkan dirinya tanpa ada suatu diklat yang khusus. Dengan diklat membuktikan bahwa pengembangan diri seseorang akan lebih cepat. 4. Menstabilisasi pegawai atau untuk mengurangi labour turn over karena para karyawan yang mendapatkan diklat umumnya cenderung lebih lama bekerja dalam perusahaan yang memberikan kesempatan diklat. 5. Diklat bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya serta mengurangi tingkat kecelakaan karyawan sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang. 22

c. Indikator Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Rae dalam Sofyandi 2008:119, indikator program pendidikan dan pelatihan yang efektif diberikan perusahaan kepada karyawannya adalah sebagai berikut: 1. Materi yang diajarkan atau isi pendidikan dan pelatihan, apakah isi program pendidikan dan latihan relevan dan sejalan dengan kebutuhan pendidikan dan latihan, dan apakah pendidikan dan latihan tersebut dapat meningkatkan keterampilan dan menunjang pekerjaan karyawan. 2. Metode yang digunakan, yaitu apakah metode pendidikan dan latihan yang diberikan sesuai untuk subjek itu dan apakah metode pendidikan dan latihan tersebut sesuai dengan gaya belajar peserta. 3. Saranafasilitas pendukung, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pendidikan dan latihan dapat dikendalikan oleh instruktur, apakah relevan dengan jenis program pendidikan dan pelatihan. 4. Kemampuan instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan keterampilan penyampaian yang mendorong orang untuk belajar. 5. Kemampuan peserta, yaitu pendidikan dan latihan tersebut dapat membuat peserta bekerja lebih kreatif, efektif dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. 23

4. Pengalaman Kerja

a. Pengertian Pengalaman Kerja

Menurut Siagian 2005:171, program pengembangan karir seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh pengalaman kerja yang dimilikinya. Banyak organisasi yang menerapkan prasyarat masa kerja senioritas sebagai dasar dalam menentukan layak tidaknya seseorang mendapatkan peningkatan pada karirnya, dengan asumsi bahwa masa kerja yang lebih lama berarti pengalaman kerja yang lebih banyak. Nofiarsyah 2009 menyatakan pengalaman kerja memiliki pengaruh terhadap pengembangan karir seorang pegawai. Pengalaman kerja merupakan salah satu persyaratan yang harus dipertimbangkan oleh pimpinan untuk dapat menduduki suatu jabatan yang kosong, karena masa kerja merupakan suatu penilaian khusus untuk dapat dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi di dalam organisasi. Baharuddin 2011 mengatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan tehadap prestasi kerja pegawai, semakin sering seseorang mengulangi suatu pekerjaan maka semakin bertambah kecakapan dan pengetahuannya terhadap pekerjaan, sehingga akan memberikan kontribusi terhadap tugas-tugas dan fungsinya sebagai pegawai. 24

b. Cara Mendapatkan Pengalaman Kerja

Syukur 2007:83 menyatakan bahwa cara yang dapat dilaksanakan untuk memperoleh pengalaman kerja adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Berdasarkan pendidikan seseorang, maka orang tersebut dapat memperoleh pengalaman kerja yang lebih banyak dari sebelumnya. 2. Pelaksanaan tugas Melalui pelaksanaan tugas sesuai dengan kemampuannya, maka seseorang akan semakin banyak memperoleh pengalaman kerja. 3. Media informasi Pemanfaatan berbagai media informasi akan mendukung seseorang untuk memperoleh pengalaman kerja lebih banyak. 4. Penataran Melalui kegiatan penataran, maka seseorang akan memperoleh banyak pengalaman dari orang yang menyampaikan bahan penataran tersebut. 5. Pergaulan Melalui pergaulan sehari-hari, orang semakin banyak memperoleh pengalaman kerja untuk diterapkan sesuai dengan kemampuannya. 25 6. Pengamatan Dengan mengamati, maka orang tersebut akan dapat memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik sesuai dengan taraf kemampuannya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja

Menurut Ahmad 2007:57, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masa atau pengalaman kerja seseorang adalah sebagai berikut: 1. Waktu Semakin lama seseorang melaksanakan tugas akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih banyak. 2. Frekuensi Semakin sering melaksanakan tugas sejenis, umumnya orang tersebut akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik. 3. Jenis tugas Semakin banyak jenis tugas yang dilaksanakan seseorang maka umumnya orang tersebut akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik. 4. Penerapan Semakin banyak penerapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam melaksanakan tugas tentunya akan dapat meningkatkan pengalaman kerja orang tersebut. 26 5. Hasil Seseorang yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak akan dapat memperoleh hasil pelaksanaan tugas yang lebih baik.

d. Indikator Pengalaman Kerja

Menurut Foster 2001:43, ada beberapa hal yang menentukan berpengalaman tidaknya seorang karyawan yang sekaligus menjadi indikator pengalaman kerja yaitu: 1. Lama waktu masa kerja Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas–tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik. 2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan. 3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek–aspek tehnik peralatan dan tehnik pekerjaan. 27

5. Pengembangan Karir

a. Pengertian Pengembangan Karir

Menurut Handoko 2001:131-132, pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir. Implementasi dari rencana-rencana karir memerlukan langkah-langkah pengembangan karir yang di definisikan sebagai upaya-upaya pribadi seseorang untuk mencapai suatu rencana karir. Pengembangan karir berdampak pada kinerja karyawan, dikarenakan pengembangan karir suatu pendekatan formal yang dilakukan perusahaan dengan tujuan menjamin karyawan di perusahaan dengan kualifikasi serta kemampuan dan pengalaman dengan tepat saat diperlukan Kaseger, 2013. Seorang karyawan yang ingin mengembangkan karirnya perlu memikirkan penilaian kinerja apa yang dia miliki. Perencanaan dan pengembangan karir program berfokus pada membantu karyawan untuk mencapai kompentensi penting pengembangan karir, pengetahuan mereka, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk membuat keputusan karir yang efektif Richard, 2004.

b. Tujuan Pengembangan Karir

Handoko 2001:131-132 menyatakan bahwa pengembangan karir seseorang dapat dibantu oleh dua hal yaitu oleh pegawai itu sendiri 28 individual dan oleh dorongan organisasi organisasional, dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengembangan karir secara individual

Setiap anggota organisasi harus siap mengembangkan dirinya dalam rangka penitian karir yang lebih lanjut ada enam kegiatan pengembangan karir yang dilakukan oleh masing-masing individu dalam menunjang karirnya.

a. Prestasi kerja

Kegiatan paling penting untuk memajukan karir adalah prestasi kerja yang baik. Kemajuan karir sangat tergantung pada prestasi kerja. b. Exposure Kemajuan karir juga ditentukan oleh exposure, berarti menjadi dikenal oleh orang-orang yang memutuskan promosi, transfer dan kesempatan karir-karir lainnya. Tanpa exposure karyawan yang berprestasi baik, mungkin tidak memperoleh kesempatan sasaran karirnya. c. Permintaan berhenti Hal ini merupakan suatu cara untuk mencapai sasaran karir apabila ada kesempatan karir di tempat lain, sehingga dengan permintaan berhenti tersebut yang bersangkutan berpindah tempat tugas, ini merupakan strategi karir mereka. 29 d. Kesetiaan organisasional Kesetiaan pada organisasi dimana seseorang bertugas atau bekerja turut menentukan kemajuan karir yang bersangkutan. e. Mentor dan sponsor Pada mentor atau para pembimbing karir informal bila berhasil membimbing karir karyawan atau pengembangan karir lebih lanjut, maka para mentor tersebut dapat menjadi sponsor mereka. Sponsor adalah orang dalam organisasi yang dapat menciptakan kesempatan- kesempatan pengembangan karir bagi orang-orang lain. Seringkali sponsor karyawan adalah atasan langsung mereka. f. Kesempatan-kesempatan untuk tumbuh Hal ini terjadi apabila karyawan meningkatkan kemampuan misalnya melalui program latihan, pengambilan kursus atau gelar dan sebagainya. Hal ini berguna baik bagi departemen personalia dalam pengembangan sumber daya manusia internal maupun bagi pencapaian rencana karir karyawan. 2. Pengembangan karir secara organisasional Pengembangan suatu karir seharusnya memang tidak tergantung pada usaha-usaha individual saja, sebab hal itu kadangkala tidak sesuai dengan kepentingan organisasi. Untuk memungkinkan sinkronnya dengan kepentingan organisasi, maka pihak bagian organisasi yang berwenang untuk itu, yakni departemen personalia, 30 harus dapat mengatur pengembangan karir para karyawannya. Departemen personalia perlu mengusahakan hal-hal sebagai berikut: a. Dukungan manajemen Berbagai usaha departemen personalia untuk mendorong pengembangan karir akan mempunyai dampak tanpa dukungan para manajer. b. Memberikan umpan balik pada karyawannya Tanpa umpan balik tentang upaya pengembangan karir para karyawan adalah sulit bagi mereka untuk meneruskan usaha yang telah dibina bertahun-tahun untuk mencapai sasaran-sasaran karirnya. Oleh karena itu, organisasi harus memberitahukan kepada karyawan secara periodik mengenai prestasi kerja mereka. c. Kelompok-kelompok kerja kohesif Bagi para karyawan yang ingin mencapai suatu karir dalam organisasi, mereka harus merasa bahwa organisasi adalah lingkungan yang memuaskan.

c. Indikator Pengembangan Karir

Indikator dari pengembangan karir menurut Handoko, 2001 adalah: a. Prestasi kerja Kegiatan paling penting untuk memajukan karir adalah prestasi kerja yang baik. Kemajuan karir sangat tergantung pada prestasi kerja. 31 b. Eksposure Kemajuan karir juga ditentukan oleh eksposure, tanpa eksposure karyawan yang berprestasi baik, mungkin tidak memperoleh kesempatan sasaran karirnya. c. Kesetiaan organisasi Kesetiaan pada organisasi dimana seseorang bertugas atau bekerja turut menentukan kemajuan karir yang bersangkutan. d. Kesempatan-kesempatan untuk tumbuh Hal ini terjadi apabila karyawan meningkatkan kemampuan misalnya melalui program latihan, pengambilan kursus atau gelar dan sebagainya.

B. Hubungan Antar Variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Karyawan Pada PTPN III Medan

0 30 87

Pengaruh pendidikan pelatihan pembinaan pengalaman kerja dan komitmen organisasi terhadap prestasi kerja konsultan pajak : studi empiris pada kantor kunsultan pajak dan kantor akuntan publik devisi pajak di jakarta

0 11 130

PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Sami Surya Perkasa Sukoharjo.

0 4 16

PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Sami Surya Perkasa Sukoharjo.

0 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Sami Surya Perkasa Sukoharjo.

0 3 8

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Sami Surya Perkasa Sukoharjo.

0 5 5

PENGARUH PERENCANAAN KARIR DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PENGARUH PERENCANAAN KARIR DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT PABELAN DI SURAKARTA.

0 1 16

PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA CV. NOVA FURNITURE BOYOLALI.

1 3 15

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG.

1 4 53

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, USIA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

1 23 82