75 banyak sumber daya insani yang selama ini terlibat di institusi syariah
tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis dalam Islamic Banking. Tentunya kondisi ini cukup signifikan mempengaruhi
produktivitas dan
profesionalisme perbankan
syariah itu
sendiriKarim,2007:27.
2. Perkembangan Profitabilitas BUS dan UUS di Indonesia
Profitabilitas bank
merupakan suatu
kemampuan dalam
menghasilkan laba. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas atau rentabilitas
yang terus meningkat di atasstandar yang ditetapkan. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan Kasmir 2012:327. Return on Asset ROA adalah salah satu rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang
dimilikinya. Perkembangan rasio profitabilitas ROA bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia pada periode Januari 2009-Desember
2014 dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
76
Gambar 4.2 Perkembangan ROA BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009-
Desember 2014
Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
ROA mencapai titik tertinggi sebesar 2,52 pada Januari 2013 dan mengalami penurunan yang cukup baik dengan titik terendah sebesar
0,08 pada Januari 2014. Perkembangan ROA Bank Umum Syariah BUS dan Unit Usaha Syariah UUS menunjukan pertumbuhan yang
cenderung menurun pada periode tahun 2014 dibandingkan dengan periode tahun-tahun sebelumnya. Itu menunjukkan bahwa aset BUS dan
UUSsemakin menurun. Sebagai salah satu rasio pengukur efektivitas perusahaan, peningkatan pada nilai ROA menunjukan kinerjaperusahaan
yang semakin baik, karena return yang didapat semakin besar dan juga sebaliknya apabila nilai ROA semakin kecil, menunjukan bahwa tingkat
0.5 1
1.5 2
2.5 3
p er
sen tas
e
periode
ROA
ROA
77 kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang diukur dari nilai
asetnya terbilang rendah.
3. Perkembangan BOPO BUS dan UUS di Indonesia
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, merupakan rasio yang sering disebut dengan rasio efisiensi, digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap Pendapatan Operasional. Semakin rendah
BOPO maka bank semakin efisien dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi pembiayaan agar dapat menghasilkan
pendapatan yang paling tinggi.Berikut adalah perkembangan BOPO Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia periode Januari 2009
sampai Desember 2014 :
Gambar 4.3 Perkembangan BOPO BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009-
Desember 2014
Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
periode
BOPO
BOPO
78 Berdasarkan gambar 4.3dapat disimpulkan bahwa nilai BOPO
mengalami perkembangan yang relatif stabil, dimana mencapai titik tertinggi sebesar 86,22 pada Januari 2012 dan berada pada titik terendah
sebesar 70,43 pada Januari 2013. Karena nilai BOPO mencerminkan efisiensi produksi, maka semakin rendah nilai BOPO menunjukan bahwa
bank semakin efisien dalam mengeluarkan biaya. Apabila BOPO rendah maka pendapatan bank akansemakin meningkat.
4. Perkembangan NPF BUS dan UUS di Indonesia