69
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen terikat adalah variabel yang perubahannya dipengaruhi oleh variabel lain Sunyoto,2010:114 variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah mencerminkan tingkat imbalan yang
diterima oleh nasabah dari produk deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Untuk penentuan variabel
dependen tingkat bagi hasil deposito Mudharabah digunakan data distribusi bagi hasil Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang
terdapat pada laporan keuangan triwulanan masing-masing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
2. Variabel Independen
Variabel Independen bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain Sunyoto,2010:114, variabel bebas dalam penelitian ini
meliputi : a. Profitabilitas X
1
Return on Asset ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antar laba sebelum pajak terhadap
rata-rata total aset bank. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yang diperoleh perusahaan
70 semakin besar. ROA dihitung dengan rumus yang sesuai dengan Surat
Edaran bank Indonesia No 1211DPNP, 31 Maret 2010, yaitu : ROA =
L −
b. BOPO X
2
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam
rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya seperti biaya bunga, baiya tenaga kerja dan biaya operasi lainnya. Pendapatan operasi
merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan
operasi lainnya. BOPO dihitung dengan rumus yang sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No 1211DPNP 31 Maret 2010, yaitu :
BOPO =
y
c. NPF X
3
Non Performing Financing NPF merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan macet dengan keseluruhan pembiayaan yang
disalurkan oleh perbankan syariah, dan dinyatakan dalam persentase. d. DPK X
4
Dana Pihak Ketiga DPK adalah simpanan nasabah dalam bentuk tabungan, giro dan deposito dalam rupiah dan valuta asing yang
71 dihimpun bank syariah pada saat tertentu, dinyatakan dalam miliar
rupiah.
72
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel
Indikator Skala
Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Y
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
mencerminkan tingkat imbalan yang diterima
oleh nasabah dari produk deposito Mudharabah
pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di
Indonesia. Ekuivalen tingkat
imbalanbagi hasilfeebonus Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
periode Januari 2009 - Desember 2014
dalam persentase Rasio
Profitabilitas X
1
Return on Asset ROA merupakan salah satu
rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
total aset yang dimilikinya
Nilai ROA Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah pada Laporan Statistik
Perbankan Syariah periode Januari 2009
– Desember 2014
dalam persentase Rasio
BOPO X
2
Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional BOPO, digunakan untuk
mengukur keammpuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Nilai BOPO Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
pada Laporan Statistik Perbankan Syariah
periode Januari 2009
– Desember 2014
dalam persentase Rasio
NPF X
3
Non Performing Financing NPF
merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan
macet dengan keseluruhan pembiayaan yang
disalurkan oleh perbankan syariah
Nilai NPF Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah pada Laporan Statistik
Perbankan Syariah periode Januari 2009
– Desember 2014
dalam persentase Rasio
DPK X
4
Dana Pihak Ketiga DPK adalah simpanan nasabah
dalam bentuk tabungan, giro dan deposito dalam
rupiahk dan valuta asing yang dihimpun bank
syariah pada saat tertentu Komposisi DPK Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
periode Januari 2009 –
Desember 2014 dalam milyar rupiah
Ra
sio
73
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan BUS dan UUS di Indonesia
Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992
adalah Bank
Muamalat Indonesia
BMI. Walaupun
perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia terus berkembang
Karim,2007:25. Perkembangan ini terutama terlihat sejak dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia yang memberi izin untuk pembukaan bank
syariah yang baru maupun izin pendirian Unit Usaha Syariah UUS untuk bank-bank konvensional.
Perbedaan operasi antara Bank Umum Syariah BUS dan Unit Usaha Syariah UUS hampir tidak ada, kecuali dalam hal kebebasan
kebijakan manajemen. BUS merupakan badan usaha sendiri yang memiliki independensi kebijakan sehingga memiliki otonomi dalam memilih
strategi bisnis dan pengembangannya. Sementara itu, UUS merupakan bagian dari bank konvensional induknya sehingga kurang memiliki
kebebasan dalam menentukan kebijakan manajemen Ascarya,2011:204. Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit bank
syariah, maka pada tahun 2009, jumlah bank syariah di Indonesia telah bertambah menjadi 31 unit, yaitu 6 Bank Umum Syariah dan 25 Unit
74 Usaha Syariah. Sementara jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
BPRSmencapai 138 unit hingga akhir tahun 2009. Sedangkan pada akhir periode tahun 2014 tercatat jumlah Bank Umum Syariah mencapai
perkembangan yang cukup pesat yakni bertambah sebanyak 6 unit menjadi berjumlah 12 Bank Umum Syariah. Dan sebaliknya jumlah Unit Usaha
Syariah pada akhir tahun 2014 tercatat berkurang 3 UUS, dari jumlah 25 Unit Usaha Syariah pada tahun 2009 menjadi 22 UUS pada akhir periode
2014. Selama periode tahun 2009 sampai 2014 jumlah kantor BUS dan UUS bertambah sebanyak 1.473 kantor. Perkembangan jumlah unit Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode tahun 2009-2014 dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini :
Gambar 4.1 Jumlah BUS dan UUS di Indonesia periode tahun 2009 - 2014
Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah Perkembangan perbankan syariah saat ini tentunya juga harus
didukung sumber dayainsani yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Namun, realitas yang ada menunjukan bahwa masih
6 11
11 11
11 12
25 23
24 23
23 22
5 10
15 20
25 30
2009 2010
2011 2012
2013 2014
u n
it
Tahun Jumlah Bank
Umum Syariah BUS
Jumlah Unit Usaha Syariah
UUS
75 banyak sumber daya insani yang selama ini terlibat di institusi syariah
tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis dalam Islamic Banking. Tentunya kondisi ini cukup signifikan mempengaruhi
produktivitas dan
profesionalisme perbankan
syariah itu
sendiriKarim,2007:27.
2. Perkembangan Profitabilitas BUS dan UUS di Indonesia