Landasan Hukum Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Sumberdaya Alam

15 kapal, alat penangkapan ikan, dan dokumen kapal penangkap ikan danatau kapal pengangkut ikan yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Menteri dan beranggotakan para ahli di bidangnya yang berasal dari lembaga terkait. b. Pasal 46 ayat 3 Pemeriksaan fisik kapal, alat penangkap ikan, dan dokumen kapal penangkap ikan danatau kapal pengangkut ikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 termasuk pemeriksaan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan yang menjadi satu kesatuan dengan kapal yang digunakan c. Pasal 47: Menteri dapat mendelegasikan kewenangan untuk melaksanakan pemeriksaan fisik kapal, alat penangkapan ikan, dan dokumen kapal penangkap ikan danatau kapal pengangkut ikan kepada pejabat pada instansi yang bertanggungjawab di bidang perikanan di daerah atau kepada pejabat pada unit pelaksana teknis UPT pusat di daerah untuk kapal penangkap ikan danatau kapal pengangkut ikan ukuran tertentu dan yang menggunakan alat penangkapan ikan jenis tertentu Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.05MEN2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap pasal 19 ayat 1 Menteri memberikan kewenangan kepada Direktur Jenderal untuk menerbitkan danatau memperpanjang SIUP, SIPI danatau SIKPI kepada orang atau badan hukum Indonesia yang menggunakan kapal dengan ukuran di atas 30 tiga puluh GT. Sangat jelas bahwa besar PNBP sangat ditentukan oleh ukuran kapal yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung. Saat ini, informasi tentang ukuran kapal tersebut dapat diperoleh dari surat ukur kapal dan Gross Akte yang diterbitkan oleh otoritas kemaritiman dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang merupakan salah satu persyaratan dalam proses perijinan, pembuatan kapal, dan atau pembelian kapal dari luar negeri. Untuk lebih meyakinkan data dan informasi dari dokumen kapal tersebut, mengingat ukuran GT kapal sangat berpengaruh terhadap nilai PNBP dan sebagai upaya pelestarian sumberdaya ikan perlu dilakukan pengukuran kembali secara langsung di lapangan terhadap fisik kapal. Pengukuran langsung ini dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk oleh Tim Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Berikut adalah tinjauan singkat tentang pengertian kapal dan 16 kapal perikanan yang dijelaskan dalam peraturan perundangan-undangan yang dibuat oleh Menteri Perhubungan dan Menteri Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.6 Tahun 2005 tentang Pengukuran Kapal disebutkan bahwa kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Selanjutnya Tonase kapal adalah volume kapal yang dinyatakan dalam tonase kotorgross tonnage GT dan tonase bersihnet tonnage NT. Pada peraturan yang sama disebutkan bahwa Daftar ukur adalah daftar yang memuat perhitungan tonase kapal. Adapun Surat ukur adalah surat kapal yang memuat ukuran dan tonase kapal berdasarkan hasil pengukuran. Sedangkan Kode pengukuran adalah rangkaian huruf yang disusun dan ditetapkan bagi masing-masing pelabuhan yang diberi wewenang untuk menerbitkan Surat Ukur. Panjang kapal adalah panjang yang diukur pada 96 dari panjang garis air dengan sarat 85 dari ukuran Dalam Terbesar yang terendah diukur dari sebelah atas lunas, atau panjang garis air tersebut diukur dari tinggi haluan sampai ke sumbu poros kemudi, apabila panjang ini lebih besar. Tengah kapal adalah titik tengah dari panjang kapal diukur dari sisi depan tinggi haluan. Lebar kapal adalah lebar terbesar maksimum dari kapal, diukur pada bagian tengah kapal hingga ke sisi luar gading-gading Moulded Line bagi kapal-kapal yang kulitnya terbuat dari logam atau hingga ke permukaan terluar badan kapal bagi kapal-kapal yang kulitnya terbuat dari bahan-bahan selain logam. Dalam terbesar adalah jarak tegak lurus yang diukur dari sisi atas lunas ke sisi bawah geladak atas pada bagian samping. Pengukuran tersebut dirinci 1 pada kapal-kapal kayu dan kapal-kapal komposit, jarak tersebut diukur dari sisi bawah alur lunas. Bila bagian bawah dari seksi tengah kapal berbentuk cekung, atau bila dipasang jalur-jalur pengapit lunas tebal, maka jarak tersebut diukur dari titik dimana moulded line garis daratan dasar yang tembus ke dalam memotong sisi lunas; 2 pada kapal-kapal yang tajuknya berbentuk cembung, ukuran Dalam Terbesar diukur hingga ke titik perpotongan antara garis-garis dari geladak dengan sisi plat kulit, dan