56
dioksidasi  menjadi  asam  dehidroaskorbat.  Dengan  demikian  maka  vitamin  C dinilai berperan dalam menghambat reaksi oksidasi yang berlebihan dalam tubuh
dengan cara bertindak sebagai antioksidan. Nilai aktivitas antioksidan dari ekstrak serealia akibat pengaruh perlakuan waktu penyosohan disajikan pada Gambar 16.
Gambar 16. Rerata  aktivitas  antioksidan  sorgum,  jewawut  dan  ketan  hitam akibat pengaruh perlakuan waktu penyosohan
Keterangan : Setiap data merupakan rerata dua kali ulangan
Angka  pada  gafik  yang  mempunyai  huruf  beda  pada  masing-masing  serealia  menyatakan  beda nyata BNT α = 5
SNS = Sorgum non sosoh
JNS = Jewawut non sosoh
KNS = Ketan hitam non sosoh
SS1 = Sorgum sosoh 20 detik
JS1 = Jewawut sosoh 100 detik
KS1 = Ketan hitam sosoh 5 detik
SS2 = Sorgum sosoh 60 detik
JS2 = Jewawut sosoh 200 detik
KS2 = Ketan hitam sosoh 15 detik
SS3 = Sorgum sosoh 100 detik
JS3 = Jewawut sosoh 300 detik
KS3 = Ketan hitam sosoh 25 detik
a. Sorgum
Hasil analisis aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa sorgum non sosoh memiliki  aktivitas  antioksidan  sebesar  16.45  mg  vitamin  C  eqg  biji,  sedangkan
setelah  diberi  perlakuan  penyosohan  kisaran  aktivitas  antioksidan  menjadi  3.80 hingga  6.88  mg  vitamin  C  eqg  biji  Gambar  16.  Nilai  aktivitas  antioksidan
sorgum  non  sosoh  tersebut  lebih  tinggi  bila  dibandingkan  aktivitas  antioksidan gandum, oat, dan beras yaitu berurutan 13.57, 13.21, dan 9.87 mg vitamin C eqg
biji Fardet et al, 2008, tetapi lebih rendah bila dibandingkan dengan jagung yaitu 31.89 mg vitamin C eqg biji Fardet et al, 2008.
16.45 a 6.88 b
4.25 c 3.80 c 12.27 a
5.34 b 4.73 bc 3.90 c 35.96 a
27.86 b
16.46 c 12.33 d
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00
SNS SS1
SS2 SS3
JNS JS1
JS2 JS3
KNS KS1
KS2 KS3
A kti
v it
a s
A nti
o ks
ida n
m g
v it
a m
in C
e qiv
a le
n g
bij i
Perlakuan
57
Analisis  anova  pada  Lampiran  10  menunjukan  adanya  pengaruh  waktu penyosohan  terhadap  nilai  aktivitas  antioksidan  sorgum.  Uji  lanjut  BNT
menunjukkan  semua  perlakuan  waktu  sosoh  memiiki  nilai  aktivitas  antioksidan yang  berbeda  nyata  pada  α=0,05  dengan  sorgum  tanpa  sosoh.  Aktivitas
antioksidan terendah adalah pada perlakuan waktu penyosohan 100 detik, dimana
nilanya  tidak  berbeda  nyata  dengan  waktu  penyosohan  60  detik,  sedangkan aktivitas  antiosidan  tertinggi  pada  sorgum  sosoh  adalah  pada  waktu  penyosohan
20 detik Gambar 16. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa semakin lama waktu penyosohan akan menyebabkan penurunan aktivitas antioksidan pada
sorgum. Aktivitas antioksidan dari sorgum diduga berasal dari adanya komponen fenoliknya  yang  mayoritas  merupakan  senyawa  tanin  dan  antosianin.  Menurut
Awika  et  al  2005  sorgum  memiliki  aktivitas  antioksidan  dengan  adanya senyawa tanin yang dimilikinya, dimana tanin pada sorgum yang berwarna coklat
dan hitam diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yaitu sepuluh kali lebih kuat dibanding sorgum yang berwarna putih atau merah.
Penurunan  aktivitas  antioksidan  sorgum  setelah  disosoh  tersebut  diduga karena  ikut  terbuangnya  komponen  fenolik  pada  bagian  kulit,  Kesesuaian
ditunjukkan dari hasil analisis fenol total Gambar 15 yaitu terjadinya penurunan fenol total pada sorgum  dengan semakin tingginya waktu sosoh. Menurut Suarni
2004
b
,  Proses  penyosohan  pada  biji  sorgum  menyebabkan  terlepasnya  lapisan pericarp, tegmen, sebagian besar lapisan aleuron dan embrio sehingga secara tidak
langsung  mengikis  pula  berbagai  komponen  gizi  dan  komponen  bioaktif  sorgum yang menurut Dykes dan Rooney 2007 terdapat pada lapisan kulit luar dari biji
sorgum yaitu pada lapisan pericarp dan testa. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Earp et  al 2004  yang  menyatakan bahwa senyawa fenolik  golongan tanin  pada
sorgum  yang  memiliki  aktivitas  antioksidan  berada  pada  lapisan  testanya. Sehingga  semakin  tinggi  intensitas  penyosohan  pada  biji  sorgum  akan  semakin
banyak  terjadinya  kehilangan  komponen  bioaktif  yang  memiliki  berbagai  fungsi biologis termasuk komponen fenoliknya yang dapat berperan sebagai antioksidan.
Dua  waktu  sosoh  terpilih  berdasarkan  aktivitas  antioksidan  pada  sorgum adalah  20  dan  100  detik.  Hal  tersebut  berdasarkan  pada  aktivitas  antioksidan
tertinggi  sorgum  setelah  penyosohan  adalah  20  detik,  sedangkan  nilai  aktivitas antioksidan  sorgum  terendah  adalah  pada  waktu  sosoh  100  detik  yang  tidak
berbeda nyata dengan 60 detik.