Rasio Kesempatan Kerja Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Pra dan

5.1.2. Rasio Kesempatan Kerja Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Pra dan

Era Otonomi Daerah 1996 dan 2000, 2001 dan 2003, 2004 dan 2007 Hasil perhitungan rasio kesempatan kerja pada Tabel 5.3 yang memperlihatkan nilai Ra, Ri dan ri untuk membandingkan kesempatan kerja setiap lapangan usaha di Jawa Tengah menghasilkan nilai Ra yang positif yaitu sebesar 0,05 pada masa pra otonomi daerah. Sedangkan pada masa era otonomi daerah periode 2001-2003 terjadi penurunan yaitu menjadi sebesar -0.00. Hal ini mengindikasikan bahwa selama otonomi daerah berjalan selama tiga tahun tidak terjadi perubahan terhadap pertumbuhan kesempatan kerja namun ada kecendrungan mengalami penurunan. Pada periode 2004-2007 baru terlihat adanya peningkatan pertumbuhan kesempatan kerja dengan nilai Ra sebesar 0,07. Kontribusi masing-masing lapangan usaha dalam menciptakan kesempatan kerja secara nasional juga dapat diketahui berdasarkan nilai Ri yang dihasilkan dari perhitungan shift share ini. Nilai Ri pada masa pra otonomi daerah menunjukkan bahwa terdapat tiga lapangan usaha yang memiliki nilai yang negatif. lapangan usaha tersebut adalah bangunan -0,08; jasa -0,18 dan lapangan usaha lainnya -0,45. Nilai Ri yang negatif tersebut dikarenakan ketiga lapangan usaha tersebut terkena dampak negatif dari krisis ekonomi dan moneter pada masa pra otonomi daerah sehingga banyak proyek bangunan yang ditangguhkan, penurunan penggunaan jasa oleh sebagian besar masyarakat dan sebagainya. Era otonomi daerah periode 2001-2003 nilai Ri yang negatif terjadi pada industri pengolahan -0,10; perdagangan, hotel dan restoran -0,04; jasa -0,11 dan lapangan usaha lainnya -0,19. Hal ini dimungkinkan terjadi karena pada periode awal diberlakukannya otonomi daerah ini, banyak pajak baru yang dikenakan oleh pemerintah daerah terkait dengan kebijakan otonomi daerah dimana setiap daerah memiliki wewenang untuk mengurus rumah tangganya sendiri termasuk mengatur besarnya pemasukan dan pengeluaran sehingga tidak lagi tergantung pada pemerintah pusat. Banyaknya pajak yang dikenakan ini menyebabkan lapangan usaha tersebut memperkecil pengeluarannya termasuk tidak menerima tenaga kerja baru, sehingga kontribusinya dalam menciptakan kesempatan kerja secara nasional mengalami penurunan. Pada Periode 2004-2007, nilai Ri negatif hanya terjadi pada lapangan usaha lainnya yaitu sebesar -0,08. Hal ini berarti lapangan usaha lainnya yang terdiri dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian serta listrik, gas dan air bersih mengalami penurunan kontribusi dalam menciptakan lapangan kerja sebesar 0,08 secara nasional. Kontribusi masing-masing lapangan usaha dalam menciptakan kesempatan kerja di Jawa Tengah dapat dilihat dari nilai ri yang dihasilkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, terlihat bahwa pada masa pra otonomi daerah terdapat empat lapangan usaha yang memiliki nilai ri yang negatif. Keempat lapangan usaha tersebut antara lain adalah industi pengolahan -0,07; bangunan -0,08; jasa -0,16 dan lapangan usaha lainnya -0,51. Nilai ri yang negatif menunjukkan bahwa pada lapangan usaha tersebut terjadi penurunan kontribusi dalam menyerap tenaga kerja di Jawa tengah. Era otonomi daerah, yaitu pada periode 2001-2003 terdapat empat lapangan usaha yang memiliki nilai ri negatif yaitu pertanian -0,05; perdagangan, hotel dan restoran -0,01; keuangan, perbankan dan jasa perusahaan -0,54 serta lapangan usaha jasa -0,10. Pada periode 2004-2007 hanya ada dua lapangan usaha yang memiliki nilai ri negatif, yaitu lapangan usaha pertanian -0,01 dan lapangan usaha lainnya -0,25. Tabel 5.3. Rasio Kesempatan Kerja Jawa Tengah dan Nasional Nilai Ra, Ri, ri No Lapangan Usaha Pra Otonomi Daerah Era otonomi daerah Tahun 1996 dan 2000 Tahun 2001 dan 2003 Tahun 2004 dan 2007 Ra Ri ri Ra Ri ri Ra Ri ri 1 Pertanian 0,05 0,08 0,07 -0,00 0,06 -0,05 0,07 0,01 -0,01 2 Industri Pengolahan 0,05 0,08 -0,07 -0,00 -0,10 0,15 0,07 0,12 0,14 3 Bangunan 0,05 -0,08 -0,08 -0,00 0,07 0,26 0,07 0,17 0,18 4 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,05 0,15 0,10 -0,00 -0,04 -0,01 0,07 0,08 0,01 5 Transportasi dan Komunikasi 0,05 0,15 0,14 -0,00 0,12 0,10 0,07 0,09 0,01 6 Keuangan, Perbankan dan Jasa Perusahaan 0,05 0,28 2,78 -0,00 0,15 -0,54 0,07 0,24 0,27 7 Jasa 0,05 -0,18 -0,16 -0,00 -0,11 -0,10 0,07 0,14 0,20 8 Lainnya 0,05 -0,45 -0,51 -0,00 -0,19 0,50 0,07 -0,08 -0,25 Total 0,05 0,05 0,02 -0,00 -0,00 0,00 0,07 0,07 0,05 Sumber: BPS Data diolah, contoh perhitungan seperti pada lampiran 5. Keterangan: Lapangan Usaha lainnya terdiri dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian serta listrik, gas dan air bersih.

5.1.3. Komponen Pertumbuhan Wilayah Provinsi Jawa Tengah Pra dan Era Otonomi Daerah