Pada tahun 2007, proporsi penduduk di Jawa Tengah menurut kelompok umur tahun 0 - 14 tahun bertambah bila di bandingkan dengan tahun 2006, yaitu
bertambah sebesar 1,07 persen. Hal ini juga terjadi pada kelompok usia lanjut yang mengalami penambahan sebesar 0,57 persen. Sedangkan kelompok umur
produktif justru mengalami penurunan di tahun 2007 dibandingkan tahun sebelumnya yaitu menurun sebesar 1,71 persen Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Kelompok Usia Produktif Jawa Tengah Tahun 2003 – 2007 Persen
Sumber : BPS Jawa Tengah, 2008.
Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, maka angka beban tanggungan dependency ratio penduduk Provinsi JawaTengah tahun 2006
sebesar 49,42 dan pada tahun 2007 angka tersebut mengalami kenaikan menjadi 53,36 yang artinya dari setiap 100 penduduk usia produktif usia 15 - 64 tahun
harus menanggung sekitar 53 penduduk usia yang tidak produktif yaitu usia 0 sampai 14 tahun dan usia 65 tahun keatas.
4.2. Ketenagakerjaan
Pada masa pembangunan saat ini, tenaga kerja terampil merupakan suatu potensi utama yang sangat diperlukan. Terutama pada masa otonomi daerah,
dimana setiap daerah membangun dan mengembangkan daerahnya sendiri sesuai dengan potensi daerah tersebut tanpa adanya campur tangan dari pemerintah
pusat.
Kelompok Usia
Tahun TAHUN
2003 2004
2005 2006
2007 0 - 14
27,61 27,92
27,07 25,98
27,02 15
– 64 65,95
65,54 66,16
66,92 65,21
65 + 6,43
6,54 6,77
7,10 7,77
Menurut Badan Pusat Statistik BPS, penduduk usia kerja merupakan penduduk yang berumur 10 tahun ke atas. Namun seiring dengan perkembangan
zaman, dimana rata-rata tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan sudah cukup tinggi maka pada tahun 1998 penduduk usia kerja merupakan penduduk
yang berumur 15 tahun ke atas. Berdasarkan data pada Tabel 4.4, terlihat bahwa pencari kerja di Jawa Tengah didominasi oleh mereka yang memiliki latar
belakang pendidikan tinggi yaitu tamatan SMAU, kejuruan dan sarjana dengan jumlah yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa kualitas
penduduk di Jawa Tengah dari segi pendidikan sudah cukup baik, namun mengindikasikan pula bahwa banyak pengangguran di Jawa Tengah dengan
tingkat pendidikan yang tinggi yang kemungkinan tidak terserap oleh lapangan usaha yang ada di Jawa Tengah.
Tabel 4.4. Banyaknya Pencari Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Jawa Tengah Tahun 2003-2007
Pendidikan Tahun
2003 2004
2005 2006
2007 SD
6.293 11.499
12.806 1.897
26.468 Sekolah Menengah Tingkat Pertama
SMTP 15.421
24.295 26.780
48.669 54.710
Sekolah Menengah Tingkat Atas SMTA
a SMAU 82.444
112.094 149.718
165.013 165.192
b Kejuruan 74.184
95.952 138.349
147.511 153.277
Diploma a Diploma I
695 2.054
2.111 4.094
3.589 b Diploma II
3.558 6.008
8.290 9.808
11.359 c Diploma IIIAK
8.708 13.771
17.969 27.875
27.338 Sarjana
70.565 75.995
89.342 86.632
90.957 Jumlah
261.868 341.668
445.365 508.572
532.890
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah BPS Jawa Tengah, 2008.
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 adalah sebanyak 17.664.277 jiwa. Sedangkan berdasarkan data BPS jumlah angkatan
kerja yang sedang mencari pekerjaan mencapai 1.360.219 jiwa. Artinya jumlah angkatan kerja yang bekerja adalah 16.304.058 jiwa dan persentase jumlah
pekerja terhadap angkatan kerja adalah sebesar 92,30 persen. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2006
persentase bekerja terhadap angkatan kerja adalah sebesar 91,98 persen Tabel 4.5.
Pada masa pra otonomi daerah yaitu pada tahun 1996 sampai dengan tahun 1999, persentase bekerja terhadap angkatan kerja cenderung berfluktuasi
dengan persentase antara 95 sampai dengan 96 persen. Sedangkan pada tahun 2002 hingga tahun 2007 yang merupakan masa era otonomi daerah, terjadi
penurunan persentase bekerja terhadap angkatan kerja yaitu berkisar antara 93 sampai dengan 91 persen. Namun pada tahun 2006 dan 2007 terjadi peningkatan
persentase bekerja terhadap angkatan kerja. Penurunan persentase bekerja terhadap angkatan kerja menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah
pengangguran di Provinsi Jawa Tengah. Seperti pada Tabel 5, terlihat bahwa hampir setiap tahun di Jawa Tengah terjadi peningkatan jumlah pengangguran
kecuali pada tahun 1999, 2006 dan 2007. Pada masa otonomi daerah, persentase bekerja terhadap angkatan kerja menunjukkan penurunan dibandingkan dengan
masa pra otonomi daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pengangguran pada masa otonomi daerah lebih besar dibandingkan masa pra otonomi daerah.
Tabel 4.5. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1996-2007
Tahun Jumlah Angkatan
Kerja Jiwa Jumlah Angkatan
Kerja yang Bekerja Jiwa
Jumlah Angkatan Kerja yang sedang
Mencari Pekerjaan Jiwa
Bekerja terhadap
Angkatan Kerja 1996
14.822.214 14.262.731
559.483 96,23
1997 14.696.503
14.128.038 568.465
96,13 1998
14.944.758 14.186.853
757.905 94,93
1999 15.286.070
14.621.149 664.921
95,65 2002
16.236.550 15.154.856
1.081.694 93,34
2003 16.257.270
15.124.082 1.133.188
93,03 2004
16.827.330 15.528.110
1.299.220 92,28
2005 16.995.013
15.548.609 1.446.404
91,49 2006
16.924.244 16.657.335
1.356.909 91,98
2007 17.664.277
16.304.058 1.360.219
92,30
Sumber: BPS, 1997-2008.
4.3. Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Tengah