Analisis Shift Share Tinjauan Teori-Teori 1. Otonomi Daerah

peningkatan pendapatan yang diharapkan melebihi biaya yang diinvestasikan, maka seseorang akan memilih untuk migrasi. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, maka orang tersebut akan menyimpulkan bahwa tidak ada manfaatnya untuk melakukan migrasi, meskipun pendapatan potensial pada daerah tujuan lebih tinggi daripada pendapatan di daerah mereka tinggal saat ini. Desiar 2003 dalam penelitiannya mengenai dampak migrasi terhadap pengangguran dan sektor informal di DKI Jakarta menyatakan adanya keterkaitan antara migrasi, pengangguran dan sektor informal. Keterkaitan antara ketiganya adalah migrasi masuk dapat mempengaruhi pengangguran dan kesempatan kerja sektor formal maupun informal. Migran masuk yang tergolong sebagai angkatan kerja dapat meningkatkan pengangguran dan meningkatkan sektor informal. Selain itu, tingkat pengangguran sendiri dipengaruhi oleh angkatan kerja migran dan bukan migran. Pengangguran di daerah tujuan migran inilah yang akhirnya menimbulkan kemiskinan yang semakin meluas di daerah asal migran.

2.1.5. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui perkembangan daerah dalam hal pertumbuhan ekonomi dari sisi pendapatan maupun tenaga kerja. Sebelum melakukan analisis shift share, langkah utama yang harus dilakukan antara lain adalah: 1 Menentukan wilayah yang akan dianalisis, 2 Menentukan indikator ekonomi dan periode anaslisis, 3 Menentukan sektor ekonomi yang akan dianalisis, 4 Menghitung perubahan indikator kegiatan ekonomi, 5 Menghitung rasio indikator kegiatan ekonomi, 6 Menghitung komponen pertumbuhan wilayah. Keunggulan dari analisis ini adalah dalam hal kemampuannya untuk mengetahui atau melihat perkembangan produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah. Setelah itu, dapat dibandingkan secara relatif perkembangan suatu sektor perekonomian di suatu wilayah dengan sektor-sektor perekonomian lainnya. Pada analisis ini dapat diketahui pula perubahan tenaga kerja atau produksi di suatu wilayah antara tahun dasar dan tahun akhir analisis melalui tiga komponen pertumbuhan yaitu komponen pertumbuhan nasional PN, komponen pertumbuhan proporsional PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW. Sedangkan apabila persentase dari PP dan PPW dijumlahkan, dapat diperoleh pergeseran hasil pembangunan perekonomian daerah tersebut. Apabila PP + PPW 0, menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ke i di wilayah ke j merupakan kelompok progresif maju. Sedangkan jika PP + PPW 0, menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ke i pada wilayah ke j merupakan pertumbuhan yang lambat. Sumber : Budiharsono, 2001. Gambar 2.3. Model Analisis Shift Share Komponen Pertumbuhan Nasional Wilayah ke j Sektor ke i Maju PP + PPW 0 Wilayah ke j Sektor ke i Lambat PP + PPW 0 Komponen Pertumbuhan Proporsional Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Evaluasi profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian dengan analisis Shift Share dapat dilakukan dengan 4 pendekatan kuadran. Pada kuadran I, Komponen pertumbuhan proporsional PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW bernilai positif. Itu berarti sektor di wilayah tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat dan daya saing yang lebih baik dibanding wilayah lain. Kuadran II menunjukkan PP bernilai positif dan PPW bernilai negatif. Itu menandakkan bahwa sektor tersebut pertumbuhannya cepat namun daya saingnya kurang baik. Kuadran III menunjukkan PP dan PPW bernilai negatif, artinya sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat dan daya saing yang kurang baik. Sedangkan pada kuadran IV menunjukkan sektor tersebut memiliki PP negatif dan PPW positif. Artinya sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat namun daya saingnya baik. Sumber: Budiharsono, 2001. Gambar 2.4. Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Pada Gambar 2.4 diatas, terlihat adanya garis yang memotong kuadran II dan kuadran IV dan membentuk sudut 45°. Garis tersebut menunjukkan nilai pergeseran bersih PB dan di sepanjang garis tersebut, nilai PB=0. Jika PB diatas PP PPW Kuadran I Kuadran II Kuadran IV Kuadran III garis 45° PB0 maka sektor-sektor tersebut pertumbuhannya maju. Sedangkan jika PB0 maka sektor-sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Analisis shift share memiliki berbagai kelemahan, antara lain adalah: 1. Persamaan yang dihasilkan dalam analisis hanya merupakan identity equation dan tidak memiliki implikasi perilaku. Metode ini hanya mencerminkan suatu sistem perhitungan dan tidak dianalitik. 2. Pada komponen pertumbuhan nasional PN laju pertumbuhan suatu wilayah hanya disebabkan oleh kebijakan nasional tanpa memperhatikan sebab laju pertumbuhan dari wilayah tersebut. 3. Komponen pertumbuhan wilayah PP dan PPW mengasumsikan perubahan permintaan dan penawaran. Sedangkan teknologi dan lokasi diasumsikan tidak berpengaruh pada pertumbuhan wilayah. 4. Asumsi pada metode ini adalah barang dijual secara nasional. Padahal tidak semua barang dijual secara nasional.

2.2. Kerangka Pemikiran