Kurva Pertumbuhan Pertumbuhan Tanaman Shorea leprosula Miq dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat)

dari suatu adaptasi habitat yang bersifat genetik. Jenis yang toleran cahaya dapat bersifat toleran naungan pada keadaan intensitas cahaya rendah, tetapi tidak sebaliknya. Dibawah keadaan cahaya yang tinggi, jenis-jenis toleran naungan tidak menunjukkan peningkatan laju fotosintesis yang sama dengan jenis toleran cahaya, bahkan jenis itu kadang-kadang memperlihatkan gejala kerusakan akibat penyinaran dan mekanisme fotosintesis mereka jadi terhambat. Pengaruh yang nyata dari penyinaran kuat terhadap jenis-jenis toleran naungan adalah rusaknya klorofil karena foto-oksidasi Blackman dan Black 1959 dan Gauhl 1976. Marjenah 2001 yang mengadakan penelitian untuk jenis Shorea pauciflora dan Shorea selanica mengemukakan, pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman dipengaruhi oleh cahaya, pertumbuhan tinggi lebih cepat pada tempat ternaung daripada tempat terbuka. Sebaliknya, pertumbuhan diameter lebih cepat pada tempat terbuka dari pada tempat ternaung sehingga tanaman yang ditanam pada tempat terbuka cendrung pendek dan kekar. Sudut percabangan tanaman lebih besar di tempat ternaung daripada di tempat terbuka.

E. Kurva Pertumbuhan

Menurut Pordan 1968 dalam Mukhamadun 1994 kurva pertumbuhan suatu varietas tertentu pada umumnya berbentuk kurva sigmoid-S. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan dimulai pada titik nol, mula-mula berjalan lambat, tetapi kemudian naik secara bertahap sampai titik belok. Setelah itu pertumbuhan berjalan sangat cepat sampai batas tertentu pertumbuhan konstan. Kurva pertumbuhan berbentuk-S sigmoid yang ideal dihasilkan oleh banyak tumbuhan setahun. Tiga fase utama kurva pertumbuhan sigmoid yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan Sinnot 1960 dan Richards 1969. Pada fase logaritmik ukuran V bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu t. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan dVdt lambat pada awal pertumbuhannya, tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organism, semakin besar organism, semakin cepat ia tumbuh. Kemudian fase linier merupakan pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada laju maksimum selama beberapa waktu lamanya. Laju pertumbuhan yang konstan ditunjukkan oleh kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman dan oleh bagian mendatar kurva laju tumbuh di bagian bawah. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun yaitu saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua. Untuk mempelajari pertumbuhan suatu varietas tertentu pemakaian model matematika sangat membantu sekali dalam memberikan Gambaran yang baik tentang kurva pertumbuhan. Selanjutnya dikatakan bahwa diameter tanaman merupakan parameter yang mempunyai arti yang penting, khususnya untuk pemakaian volume kayu, sering dipelajari baik pertumbuhan maupun sebarannya. Selain variasi umur variabel lain seperti bidang dasar, jumlah tanaman perhektar, tinggi rata-rata tegakan, keterbukaan tajuk dapat juga dipakai sebagai penduga pertumbuhan dan hasil suatu vaietas.

F. Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur TPTJ

Dokumen yang terkait

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Dampak pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) terhadap potensi kandungan karbon dalam vegetasi hutan alam tropika: studi kasus di areal IUPHHK PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah

0 23 187

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah)

1 15 5

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30

Hubungan Lebar Jalur Tanam dengan Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur

0 4 31

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Pemulihan Vegetasi di Areal Hutan yang Dikelola dengan Sistem TPTJ (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

0 2 36