Distribusi Pertumbuhan Diameter HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

tanaman S. leprosula tanpa dilakukan pemeliharaan sepanjang pertumbuhannya ternyata memiliki pertumbuhan diameter yang lebih lambat di setiap umur tanaman dibandingkan tanaman S. leprosula yang dilakukan pemeliharaan secara rutin disepanjang pertumbuhannya. Pebedaan pertumbuhan tersebut dapat ditunjukkan dari kurva tanaman tanpa pemeliharaan yang berada di bawah kurva tanaman yang dilakukan pemeliharaan.

3. Distribusi Pertumbuhan Diameter

Data hasil pengukuran yaitu data pertumbuhan diameter tanaman S.leprosula yang berada di dalam jalur tanam TPTJ pada umur 1, 2, 3 dan 4 tahun kemudian dikelompokkan kedalam kelas-kelas dengan interval berbeda, yaitu 0,14 cm, 0,25 cm, 0,35 cm dan 1,01 cm yang dicantumkan pada Tabel 9, 10, 11, dan 12 : Distribusi diameter lebih atau sama dari 0,01 cm pada umur 1 tahun dapat dilihat pada tabel 9 : Tabel 9. Distribusi diameter ≥ 0,01 cm pada petak pengamatan TPTJ umur 1 tahun dengan interval kelas 0,14 cm. Kelas diameter cm Nha 0,01 - 0,15 5 0,15 - 0,29 6 0,29 - 0,43 21 0,43 - 0,57 14 0,57 - 0,71 19 0,71 - 0,85 3 0,85 - 0,99 2 Tabel 9 memperlihatkan pada umur 1 tahun ditemukan distribusi pertumbuhan diameter pada kelas diameter 0,01-0,15 cm jumlah tanaman sebanyak 5 Nha, kemudian jumlah tanaman meningkat pada pada kelas diameter 0,15-0,29 cm sebanyak 6 Nha, dan mengalami peningkatan jumlah tanaman secara drastis pada kelas diameter 0,29-0,43 cm sebanyak 21 tanaman kemudian jumlah tanaman fluktuatif yaitu menurun jumlah tanaman pada kelas diameter 0,43-057 sebanyak 14 kemudian meningkat tidak begitu drastis pada kelas dimeter 0,57-0,71 cm sebanyak 19 tanaman dan menurun drastis pada kelas diameter 0,71-0,85 cm dan 0,85-0,99 yang nilai masing-masing 3 Nha dan 2 Nha. Dari kelas diameter masing-masing jumlah tanaman yang paling banyak terdapat pada kelas diameter 0,29-0,43 cm yaitu sebanyak 21 tanaman sedangkan distribusi terendah Nha terdapat pada kelas diameter 0,85-0,99 cm yaitu sebanyak 4 tanaman. Kemudian distribusi dengan interval yang dibuat 0,25 cm dapat dilihat pada Tabel 10 : Tabel 10. Distribusi diameter ≥ 0,5 cm pada petak pengamatan TPTJ umur 2 tahun dengan interval kelas 0,25 cm. Kelas diameter Nha 0,50 - 0,75 11 0,75 - 1,00 9 1,00 - 1,25 14 1,25 - 1,50 14 1,50 - 1,75 7 1,75 - 2,00 6 2,00 - 2,25 8 Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa distribusi Nha pertumbuhan diameter lebih atau sama dari 0,5 cm dengan interval kelas 0,25 cm sebaran diameter pada umur tanaman 2 tahun untuk kelas diameter 0,5-0,75 cm sebanyak 11 Nha, kemudian jumlah tanaman mengalami fluktuatif yaitu menurun pada kelas diameter 0,75-1,00 cm sebanyak 9 Nha dan jumlah tanaman meningkat pada kelas diameter 1,00-1,25 cm dan 1,25-1,50 cm sebanyak 14 Nha dan mengalami penurunan secara drastis pada kelas diameter 1,50-1,75 cm, 1,75- 2,00 dan 2,00-2,25 cm yang nilai masing-masing sebesar 7, 6 dan 8 Nha. Dari kelas diameter masing-masing jumlah tanaman yang paling banyak terdapat pada kelas diameter 1,00-1,25 cm dan 1,25-1,50 cm dimana nilai Nha masing- masing sama yaitu sebanyak 14 tanaman sedangkan jumlah nilai distribusi Nha yang terendah terdapat pada kelas diameter 1,75-2,00 cm yaitu sebanyak 6 tanaman. Besar kecilnya jumlah tanaman akan menentukan pembentukan suatu tegakan dimana jumlah tanaman yang banyak akan membentuk suatu tegakan yang rapat dan sebaliknya. Pada umur 3 tahun distribusi pertumbuhan diameter tanaman S.leprosula pada kelas diameter 0,20-0,55 cm sebanyak 8 Nha, kemudian jumlah tanaman naik drastis pada kelas diameter 0,55-0,90 cm dan 0,90-1,25 cm sebanyak 13 Nha dan 14 Nha, mengalami fluktuatif dimana jumlah tanaman turun pada kelas 28 diameter 1,25-1,40 cm sebanyak 5 Nha dan jumlah tanaman bertambah pada kelas diameter 1,40-1,75 cm dan 1,75-2,10 cm masing-masing 12 dan 16 Nha kemudian terjadi penurunan jumlah tanaman secara drastis pada kelas diameter 2,10-2,45 cm dan 2,45-2,80 cm sebanyak 3 Nha. Dari kelas diameter masing- masing jumlah tanaman yang paling banyak terdapat pada kelas diameter 1,75- 2,10 cm yaitu sebanyak 16 tanaman sedangkan jumlah nilai distribusi Nha yang terendah terdapat pada kelas diameter 2,10-2,45 cm dan 2,45-2,80 cm yaitu masing - masing sebanyak 3 tanaman. Distribusi diameter lebih atau sama dari 0,2 cm dapat di lihat pada Tabel 11 : Tabel 11. Distribusi diameter ≥ 0,2 cm pada petak pengamatan TPTJ umur 3 tahun dengan interval kelas 0,35 cm. Kelas diameter Nha 0,20 - 0,55 8 0,55 - 0,90 13 0,90 - 1,25 14 1,25 - 1,40 5 1,40 - 1,75 12 1,75 - 2,10 16 2,10 - 2,45 3 2,45 - 2,80 3 Distribusi diameter dengan interval kelas lebih atau sama dari 1,35 cm dapat dilihat pada Tabel 12 : Tabel 12. Distribusi diameter ≥ 1,35 cm pada petak pengamatan TPTJ umur 4 tahun dengan interval kelas 1,01 cm. Kelas diameter Nha 1,35 - 2,36 4 2,36 - 3,37 4 3,37- 4,38 14 4,38 - 5,39 18 5,39 - 6.40 21 6,40 - 7,41 12 7,41 - 8,42 16 8,42 - 9,45 6 Kemudian dari Tebel 12 dapat dilihat bahwa distribusi Nha pertumbuhan diameter lebih atau sama dari 1,35 cm dengan interval kelas 1,01 cm pada umur 4 tahun distribusi pertumbuhan diameter pada kelas 1,35-2,36 cm dan 2,36-3,37 cm sebanyak 4 Nha, kemudian naik drastis pada kelas diameter 3,37-4,38 cm sebanyak 14 Nha sampai pada kelas diameter 5,39-6,40 cm masing-masing sebanyak 18 dan 21 Nha kemudian jumlah tanaman mengalami penurunan pada kelas diameter 6,40-7,41 cm, 7,41-8,42 cm dan 8,42-9,45 cm masing-masing nilainya 12, 16 dan 6 Nha. Dari kelas diameter masing-masing jumlah tanaman yang paling banyak terdapat pada kelas diameter 5,39-6,40 cm yaitu sebanyak 21 tanaman sedangkan jumlah nilai distribusi Nha yang terendah terdapat pada kelas diameter 1,35-2,36 cm dan 2,36-3,37 cm masing-masing nilai nya sebanyak 4 tanaman. Pembuatan kelas-kelas distribusi diameter terlihat sebaran diameter tegakan hutan produksi berbeda jumlah tanamannya pada setiap kelas dan pada kelas tertentu terdapat jumlah tanaman yang sama dengan kelas diameter lainnya. Histogram distribusi diameter tanaman S. leprosula menurut umur tanam dapat dilihat pada Gambar 5. Diameter Umur 1 Tahun F r e q u e n c y 0,99 0,85 0,71 0,57 0,43 0,29 0,15 0,01 20 15 10 5 Mean 0,4689 StDev 0,2035 N 70 Histogram of Diameter Umur 1 Tahun Normal Diameter Umur 2 Tahun F r e q u e n c y 2,50 2,25 2,00 1,75 1,50 1,25 1,00 0,75 0,50 14 12 10 8 6 4 2 Mean 1,306 StDev 0,4959 N 69 Histogram of Diameter Umur 2 Tahun Normal a b c d Gambar 5. Histogram distribusi diameter tanaman Shorea leprosula menurut umur tanam pada petak pengamatan umur 1 thn a ; 2 thn b ; 3 thn c dan 4 thn d. Gambar 5 memperlihatkan kurva penyebaran distribusi diameter dari masing-masing petak pengamatan dalam Sistem TPTJ umur 1, 2, 3 dan 4 tahun. Diameter Umur 3 Tahun F r e q u e n c y 2, 80 2, 45 2, 10 1, 75 1, 40 1, 25 0, 90 0, 55 0, 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 Mean 1,335 StDev 0,6146 N 74 Histogram of Diameter Umur 3 Tahun Normal Diameter Umur 4 Tahun F r e q u e n c y 9,45 8,42 7,41 6,40 5,39 4,38 3,37 2,36 1,35 20 15 10 5 Histogram of Diameter Umur 4 Tahun Normal Kurva tersebut menyerupai lonceng dimana datanya menyebar secara normal, yang merupakan ciri sebaran hutan tanaman pada umumnya. Bila diperhatikan kurva distribusi diameter yang di buat dimana jumlah tanaman dalam kelas diameter di dalam petak pengamatan pada suatu lokasi tegakan sangat nyata. Semakin besar diameter maka semakin sedikitkecil jumlah tanamannya. Pembuatan distribusi diameter bertujuan untuk melihat struktur tegakan dalam jalur tanam selain itu dengan mengetahui distribusi diameter maka dapat dipertimbangkan teknik silvikultur yang akan diterapkan. Masing-masing histogram terhadap masing-masing umur memperlihatkan pertumbuhan diameter menyebar secara normal. Bila dilihat dari pertumbuhan diameter pada petak pengamatan umur 1 tahun membentuk struktur tegakan pertumbuhan diameter dari 0,29 cm sampai 0,71 cm dan menurun semakin bertambah ukuran diameter selanjutnya pada petak pengamatan umur 2 tahun memperlihatkan penyebaran data pertumbuhan diameter hampir merata di semua kelas diameter, pada tegakan umur 2 tahun pertumbuhan diameter yang banyak jumlahnya berada pada kelas 1,00 sampai 1,50 cm dan menunjukkan penurunan dengan pertambahan diameter meski pada kelas tertentu ada pertambahan diameter. Kemudian pada petak pengamatan umur 3 tahun pertumbuhan diameter terkecil sebesar 0,2 cm dan pertumbuhan diameter pada petak pengamatan ini mengelompok pada kelas diameter 0,9-2,10 cm dan pertumbuhan diameter semakin sedikit jumlahnya dengan bertambahnya kelas diameter yang dibuat meski pada setiap kelas diameter masih terdapat penurunan jumlah diameter. Bila diperhatikan pertumbuhan diameter pada petak pengamatan umur 4 tahun, pertumbuhan menunjukkan peningkatan diameter yang signifikan dari umur sebelumnya yaitu 1, 2 dan 3 tahun. Pada umur 4 tahun pertumbuhan diameter mengelompok pada kelas diameter 3,0-8,0 cm.

4. Analisis Pengaruh Umur Terhadap Pertumbuhan Diameter dan Tinggi pada Tanaman

Dokumen yang terkait

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Dampak pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) terhadap potensi kandungan karbon dalam vegetasi hutan alam tropika: studi kasus di areal IUPHHK PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah

0 23 187

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah)

1 15 5

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30

Hubungan Lebar Jalur Tanam dengan Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur

0 4 31

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Pemulihan Vegetasi di Areal Hutan yang Dikelola dengan Sistem TPTJ (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

0 2 36