Pertumbuhan dan Riap Dimensi Tanaman

C. Pertumbuhan dan Riap Dimensi Tanaman

Pertumbuhan adalah proses dalam kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan ukuran tanaman semakin besar dan juga yang menentukan hasil tanaman Sitompul 1995. Menurut Vanclay 1994 pertumbuhan tegakan adalah perubahan ukuran dan sifat terpilih tegakan dimensi tegakan yang terjadi selama periode waktu tertentu. Selanjutnya Smith 1962 menyatakan bahwa struktur suatu tegakan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman penyusunnya, misalnya faktor biotik dan genetik yang dimiliki setiap spesies tanaman serta faktor lingkungannya. Jumlah tanaman pada setiap kelas diameter selalu berubah menurut waktu. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya kecepatan pertumbuhan diameter tanaman dalam kelas diameter dan adanya variasi ruang tumbuh yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Menurut Vanclay 1994 menyatakan struktur tegakan adalah keadaan susunan tegakan berdasarkan penyebaran diameter, tingkat permudaan semai, pancang, tiang, tanaman, lapisan tajuk, atau penyebaran dalam ruang tumbuh tegakan vertikal atau horizontal. Sukotjo dan Naiem 2006 mengemukakan tiga pilar utama yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kehutanan yaitu pemuliaan tanaman, manipulasi lingkungan dan pengendalian hama terpadu untuk diterapkan pada kegiatan penanaman dalam rangka silvikultur intensif. Nyakpa et al 1998 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah: a. Faktor Genetik Salah satu peranan penting dari faktor genetik adalah kemampuan tanaman untuk berproduksi tinggi. b. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, ketersediaan air, energi surya, mutu atmosfer, struktur dan komposisi udara tanah, reaksi tanah, dan organisme tanah. Tanaman dan lingkungannya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan tanaman. Untuk dapat berkembang dengan baik dan 5 menyelesaikan siklus hidupnya secara lengkap, tanaman membutuhkan keadaan lingkungan tertentu yaitu keadaan lingkungan yang optimum untuk mengekpresikan program genetiknya secara penuh. Keadaan lingkungan yang optimum dapat berbeda antara jenis tanaman tergantung dari keragaman susunan genetiknya Sitompul 1995. Loetsch et.al 1973, menyatakan bahwa pembuatan distribusi diameter batang yang dilakukan dengan cara mengelompokkan data hasil pengamatan diameter di lapangan kedalam kelas-kelas, dimana hasil pengelompokan ini akan memberikan struktur tegakan. Perkembangan struktur tegakan sangat dipengaruhi oleh jenis penyusun tegakan dan faktor lingkungan dari tegakan tersebut. Dalam kegiatan inventarisasi, sebaran diameter tanaman sangat diperlukan karena diameter tanaman merupakan parameter utama yang erat sekali hubungannya dengan parameter yang lain didalam meramalkan tegakan suatu areal hutan. Menurut Salisbury dan Ross 1992, terdapat dua macam pengukuran pertumbuhan yang lazim digunakan. Untuk mengukur pertambahan volume atau ukuran sering ditentukan dengan cara mengukur perbesaran ke satu arah atau dua arah, seperti tinggi dan diameter. Riap adalah salah satu informasi yang paling esensial dan mendasar dalam penyusunan ketentuan-ketentuan dalam perencanaan pengelolaan hutan. Dalam buku-buku teks kehutanan, biasanya dibedakan antara pertumbuhan riap increment. Pertumbuhan ditetapkan sebagai terminologi yang bersifat umum, sedangkan riap lebih spesifik. Biasanya riap dipakai untuk menyatakan pertambahan volume tanaman atau tegakan per satuan waktu tertentu. Riap juga sering dipakai untuk menyatakan pertambahan nilai tegakan. Terkadang riap juga dipakai untuk menyatakan pertambahan diameter atau tinggi tanaman setiap tahun Departemen Kehutanan 1992. Rata-rata riap diameter untuk kelompok komersial dari famili Dipterocarpaceae menurut hasil penelitian Litbang PT. Sari Bumi Kusuma pada PUP yang dibuat pada areal bekas tebangan 1994 dan mendapat perlakuan adalah 1,2 cmthn. Namun pada PUP yang tidak mendapat perlakuan, riapnya hanya 0,76 cmthn. Lebih lanjut Mulyana et.al 2005 mengatakan bahwa kisaran rata-rata pertumbuhan kelompok tanaman meranti berdasarkan hasil pengukuran 10 jenis tanaman TPTJ di PT. Sari Bumi Kusuma adalah sebesar 0.64-2.01 cmthn. Dari hasil penelitian pengukuran riap yang dilakasanakan di PT. Suka Jaya Makmur didapat hasil perhitungan riap diameter pada jenis S. leprosula berkisar antara 0,47 cmtahun sampai dengan 1,45 cmtahun. Loetsch et.al 1973 dan Departemen Kehutanan 1992 mengatakan bahwa terdapat 3 macam riap yang memiliki hubungan matematis yang erat dengan fungsi pertumbuhan, yaitu : 1. Riap Tahun Berjalan Current Annual Increament, yaitu riap yang diukur untuk setiap satuan waktu pengukuran terkecil, biasanya satu tahun. Fungsi riap ini merupakan turunan pertama dari fungsi pertumbuhan. 2. Riap Rata-Rata Tahunan Mean Annual Increment, yaitu besarnya riap rata-rata sampai pada umur tertentu. Fungsi riap ini merupakan hasil bagi antara pertumbuhan sampai umur tertentu dengan umurnya. 3. Riap Periodik Tahunan Periodic Annual Increment, yaitu besarnya riap rata-rata yang terjadi selama periode waktu tertentu diantara 2 kali pengukuran. Fungsi riap ini merupakan hasi bagi antara selisih total pertumbuhan dengan lamanya periode diantara 2 kali pengukuran tersebut. Pertumbuhan suatu tegakan merupakan resultante dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah sifat atau genotip dari jenis yang bersangkutan, sedangkan faktor eksternal mencangkup kualitas tempat tumbuh, kondisi persaingan dan perlakuan silvikultur yang diberikan. Pertumbuhan dan hasil tegakan sangat bersifat site spesifik, oleh karena itu pemantauan pertumbuhan dan hasil suatu tegakan mutlak harus dilakukan di setiap lokasi pembangunan hutan tanaman melalui pembuatan Petak Ukur Permanen PUP yang secara terus-menerus tiap tahun dilakukan pengukuran ulang. Menurut Bratawinata 1994 fungsi tanaman pelindung bagi tanaman jenis-jenis Dipterocarpaceae perlu diperhatikan syarat-syarat pokok diantaranya, tajuk tidak terlalu rimbun memerlukan tajuk ringan, tidak mengakibatkan kematian atau menghambat pertumbuhan alelopati dan penguapan air yang kecil atau tidak 7 mengganggu tanaman pokok. Untuk megetahui salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan adalah tolerasi terhadap tajuk.

D. Toleransi Terhadap Keterbukaan Tajuk

Dokumen yang terkait

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Dampak pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) terhadap potensi kandungan karbon dalam vegetasi hutan alam tropika: studi kasus di areal IUPHHK PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah

0 23 187

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah)

1 15 5

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30

Hubungan Lebar Jalur Tanam dengan Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur

0 4 31

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Pemulihan Vegetasi di Areal Hutan yang Dikelola dengan Sistem TPTJ (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

0 2 36