Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Pengukuran Pertumbuhan Diameter dan Tinggi Tanaman

IV. METODE PENELITIAN A.

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada areal Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat. Lama penelitian kurang lebih 2 bulan, kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan September sampai Oktober 2009.

B. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman yang tersedia pada plot Petak Ukur Permanen PUP yang berukuran 100 m x 100 m. Tanaman dikelompokkan ke dalam 4 kelas umur, yaitu kelas umur 1, 2, 3, dan 4 tahun di jalur tanam areal hutan produksi yang dikelola dengan Sistem TPTJ. Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian yaitu peta kerja, kompas, caliper, galah tinggi 4 meter, densiometer, Tali raffia atau tambang, patok, golok, alat tulis, tally sheet. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman jenis Shorea leprosula pada umur 1, 2, 3, dan 4 tahun di areal hutan produksi yang dikelola dengan sistem TPTJ.

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Pengukuran Pertumbuhan Diameter dan Tinggi Tanaman

Pengumpulan data dilakukan pada Petak Ukur Permanen PUP yang telah disediakan sebelumnya oleh perusahaan. PUP berbentuk bujur sangkar yang dibagi ke dalam 4 kelas umur, masing-masing kelas umur ukuran petak permanen yang diamati seluas 1 hektar 100m x 100m. Jenis tanaman yang diamati adalah jenis Shorea leprosula yang ditanam dalam jalur bersih TPTJ umur 1, 2, 3, dan 4 tahun. Pada tiap plot penelitian dipilih satu petak contoh dengan menggunakan metode Pseudo Plot. Masing-masing umur Tanaman diambil satu petak contoh plot yang berukuran 100 m x 100 m. Dalam satu petak contoh tersebut terdapat jalur tanam yang dijadikan sebagai jalur pengamatan terhadap diameter dan tinggi. Pengukuran diameter dilakukan dengan kulitnya diambil setinggi dada dan dilakukan dengan menggunakan caliper. Pengukuran tinggi dilakukan dengan 18 3 m 3 m 2,5 m 2,5 m menggunakan galah. Didalam pengukuran diameter dan tinggi secara bersamaan diukur keterbukaan tajuk masing-masing tanaman. Metode pengambilan data dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 di bawah ini : Gambar 1. Petak Ukur Permanen dalam Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur Keterangan : : titik tanaman, jarak tanam dalam jalur 2,5 meter dan jarak antara jalur 20-25 m 160 – 200 Tanamanha. a – b : Jalur bersih dan bebas tajuk dengan lebar 3 m tahap awal c – d : Jalur antara dengan lebar 17 – 20 m tahap awal

2. Pengukuran Keterbukaan Tajuk

Setelah melakukan pengukuran pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman dalam jalur tanam kemudian dari tanaman yang sama masing-masing tanaman diukur persen keterbukaan tajuk. Persentase penutupan tajuk diukur untuk menduga besarnya jumlah radiasi matahari yang menembus sampai ke tanah. Pendugaan penutupan cahaya matahari oleh tajuk dilakukan dengan menggunakan alat spiracle densiometer yang dikembangkan oleh Supriyanto 2001. Pengukuran tajuk dilakukan sekali pengukuran selama penelitian. Pengamatan pada masing-masing titik dilakukan dengan cara meletakkan spiracle densiometer pada jarak 30-45 cm dari badan dengan ketinggian sejajar lengan. Masing-masing kotak dihitung persentase bayangan langit yang dapat tertangkap pada cermin. Waktu pelaksanaan peletakan alat densiometer dapat dilakukan kapanpun. Tegakan Alam Tegakan Alam 17 – 22 m Tegakan Alam a b c d a b Jalur Tanam dan Bebas Naungan Jalur Tanam dan Bebas Naungan Data pengukuran masing-masing titik selanjutnya dijumlahkan dan merupakan nilai pada titik. Dengan menggunakan rumus: Ti = U + S + B + T 4 Ti = Ti Keterangan: Ti = Keterbukaan tajuk U, S, B, T = Utara, Selatan, Barat, Timur Skema pengukuran keterbukaan tajuk dalam jalur dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: Gambar 2 . Skema Pengukuran Keterbukaan Tajuk dalam Jalur Tanam Keterangan : : Posisi pengukuran keterbukaan tajuk dibawah tajuk dengan menggunakan alat densiometer masing-masing titik diukur pada 4 arah mata angin.

D. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Dampak pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) terhadap potensi kandungan karbon dalam vegetasi hutan alam tropika: studi kasus di areal IUPHHK PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah

0 23 187

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah)

1 15 5

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30

Hubungan Lebar Jalur Tanam dengan Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur

0 4 31

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Pemulihan Vegetasi di Areal Hutan yang Dikelola dengan Sistem TPTJ (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

0 2 36