23 | P a g e
4. APBNAPBD mempunyai fungsi-fungsi: otorisasi, perencanaan lihat PP 20 dan 21 Th 2004 tentang RKP dan RKAKL, pengawasan lihat UU N0. 15 Tahun
2004, UU No.15 Tahun 2006, Peraturan BPK No.1 Tahun 2007 dsb, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
5. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam
APBN. lihat PP 39 Th 2007 tentang Pengelolaan Uang NegaraDaerah 6. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban
daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD.
D. Pengertian Penerimaan, Pengeluaran, Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.
1. Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara. 2. Pengeluaran negara adalah uang yang keluar dari kas negara. lihat PP 39 Th
2007 tentang Pengelolaan Uang NegaraDaerah. 3. Penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.
4. Pengeluaran daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah. 5. Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih. 6. Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. 7. Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. 8. Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. 9. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
E. Pengertian Tahun Anggaran.
Tahun Anggaran meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. pasal 4 UU 172003
24 | P a g e
Catatan: Tahun Anggaran TA yang berlaku dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember diperkenalkan mulai Tahun Anggaran 2000 dimana sebelumnya TA adalah mulai tanggal 1 April sampai dengan tanggal 31 Maret tahun berikutnya.
Pada masa peralihan yaitu pada tahun 2000, TA berlaku dari 1 April sd 31 Desember.
F. Pengertian surplus penerimaan.
1. Surplus penerimaan negaradaerah dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negaradaerah tahun anggaran berikutnya.
2. Penggunaan surplus penerimaan negaradaerah sebagaimana dimaksud dalam ayat diatas untuk membentuk dana cadangan atau penyertaan modalsaham
pemerintah pada Perusahaan NegaraDaerah harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari DPRDPRD.
Catatan: Surplus Penerimaan Negara tersebut dimungkinkan bilamana Pendapatan
Belanja
25 | P a g e
BAB
KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
A. Fungsi Presiden sebagai Pemegang Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara
1. Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.
Pengertian Kekuasaan Pemerintahan adalah sebagaimana tertuang dalam: i pasal 4 ayat 1 UUD 1945: “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang- Undang Dasar”[kewenangan atributif] dan ii
pasal 5 ayat 2 UUD 1945 yakni “Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-
undang sebagaimana mestinya” dan pasal-pasal tentang “Kementerian Negara, Pemerintahan Daerah”; [hal ini bermakna
Presiden selaku pemegang kekuasaan Pemerintahan, maka berkewajiban
menjalankan Undang-undang]. Catatan:
Pernyataan bahwa “kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan” …… mengandung makna: siapapun yang
menguasai Pemerintahan berarti mengusai Keuangan Negara. 2. Presiden secara otomatis karena perannya dalam Pemerintahan yang bila
dikaitkan dengan Keuangan Negara haruslah sebagai “penguasa” atas Keuangan Negara tersebut, karena HAL KEUANGAN pasal 23 UUD 1945
dipergunakan sebagai sarana untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia SERTA mencapai kesejahteraan umum dan
4
Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu mengerti dan memahami
mengenai Fungsi Presiden sebagai Pemegang Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara, Pengertian Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara, dan Pengertian
Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Daerah.
26 | P a g e
untukkemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar disatu sisi dan keharusan seorang Presiden sebagai kepala pemerintahan yang
mendapat tugas untuk melaksanakan hal tersebut. B. Pengertian Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara.
1. Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara digunakan untuk mencapai tujuan bernegara.
2. Tujuan bernegara tertuang dalam Pembukaan UUD 1945: ”……….melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…..”
3. Tujuan Negara tujuan bernegara yang tercermin dalam pembukaan UUD 1945 tersebut yakni “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa” diperlukan adanya biaya atau dana yang memadai, karena wujud
“perlindungan bangsa” tersebut bisa berupa peningkatan anggaran “Hankam” maupun “Kepolisian”; begitu juga wujud “mencerdaskan kehidupan bangsa” dapat
berupa peningkatan anggaran “pendidikan” dsb.
4. Dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuan bernegara sebagaimana dimaksud dalam ayat diatas setiap tahun disusun
APBN dan APBD. C. Pengertian Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Daerah.
1. Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara oleh Presiden sebagian diserahkan kepada gubernurbupatiwalikota selaku kepala pemerintahan daerah
untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
2. Hubungan Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara dan Tujuan bernegara
a. Pokok-pokok pikiran: 1 Tujuan ber
negara pengertian, definisi dsb…..
alinea IV Pembukaan UUD 1945.
27 | P a g e
2 Siapa yang
harus menjalankanyang
mempunyai kewajiban
menjalankanmencapai “tujuan bernegara” tersebut……..
benarkah Pemerintah.
3 Dengan cara bagaimana untuk mencapai “tujuan bernegara” tersebut…
Kewenangan dan Penyediaan Dana 4
Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara………harus dikuasai oleh Pemerintah.
b. Aplikasinya bisa berupa: 1 Tercermin dalam pasal 2 dan pasal 7 ayat 1 UU 17 Tahun 2003. Hal ini karena
tujuan bernegara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, hanya dapat direalisasikan melalui tugas layanan umum pemerintahan
kewajiban negara, pasal 2 UU KN yang dapat dijalankan melalui kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara.
2 Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara oleh Presiden didelegasikan kepada:
Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
Menteripimpinan lembaga selaku Pengguna AnggaranPengguna Barang kementerian negaralembaga yang dipimpinnya;
Diserahkan kepada
GubernurBupatiWalikota selaku
kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. CATATAN:
“didelegasikan” merupakan konsep pelimpahan wewenang dalam HAN atau HTUN dimana si penerima delegasi mengambil alih seluruh tugas dan tanggung jawab
dari si pemberi delegasi. Keika pendelegasian sedang berlangsung, si pemberi delegasi tidak berhak lagi turut campur terhadap apa yang sudah di
delegasikannya sepanjang belumtidak ada pencabutannya. Istilah “diserahkan” mengacu kepada kaidah OTONOMI DAERAH. [UUD 1945
pasa l 18 ayat 5:”.. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.…” dan psl 18A ayat 2:”… Hubungan keuangan, pelayanan
umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara
28 | P a g e
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-
undang. ….”
Latihan Soal:
1. Presiden secara otomatis karena perannya dalam Pemerintahan haruslah sebagai “penguasa” atas Keuangan Negara tersebut. Jelaskan jawaban Saudara.
2. Buatlah analisa secara menyeluruh tentang “pokok-pokok pikiran” Hubungan
Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara dan Tujuan bernegara
3. Apapengertian “didelegasikan” dan “diserahkan”, dalam konteks kekuasaan
Pengelolaan Keuangan Negara berada ditangan Presiden yang telah dalam
kondisi kedua hal tersebut.
29 | P a g e
BAB
KETENTUAN MENGENAI PIDANA, SANKSI ADMINISTRATIF DAN GANTI RUGI 1
A.
Aspek Pidana pada Pengelolaan Keuangan Negara
Undang-Undang tentang APBNAPBD merupakan pedoman pengelolaan keuangan dan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap pejabat
pengelola keuangan dan setiap penyimpangan akan dikaitkan dengan adanya sanksi hukum.
Sanksi hukum yang dikenakan berupa pemidanaan maupun sanksi administratif.Setiap pejabat pengelola keuangan yang terbukti melakukan
penyimpangan kegiatan anggaran yang telah ditetapkan dalam undang-undang tentang APBNPeraturan Daerah tentang APBD diancam dengan pidana penjara dan
denda sesuai dengan ketentuan undang-undang.
5
Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu mengerti dan memahami
mengenai Aspek Pidana pada Pengelolaan Keuangan Negara, Pengenaan Pidana berdasarkan Paket Undang-Undang Keuangan Negara, Pengenaan Pidana berdasarkan
KUHP, Pengenaan Pidana berdasarkan Undang-Undang TIPIKOR
30 | P a g e
Catatan: PENYIMPANGAN ------------------------------------------------- SANKSI HUKUM
PEMIDANAAN SANKSI ADMINISTRATIF
“pejabat pengelola keuangan”
KEGIATAN laks APBN
Penyimp kegiatan ANGGARAN pidana penjara
denda
B.
Pengenaan Pidana berdasarkan Paket Undang-Undang Keuangan Negara
1. MenteriPimpinan lembagaGubernurBupatiWalikota yang terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yang telah ditetapkan dalam undang-undang tentang
APBNPeraturan Daerah tentang APBD diancam dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan undang-undang.Pasal 34 ayat 1 UU 172003
2. Pimpinan Unit Organisasi Kementerian NegaraLembaga Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terbukti melakukan penyimpangan kegiatan anggaran
yang telah ditetapkan dalam undang-undang tentang APBNPeraturan Daerah tentang APBD diancam dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan
ketentuan undang-undang. Pasal 34 ayat 2 UU 172003 3. Apabila dalam pemeriksaan kerugian negaradaerah sebagaimana dimaksud
pada uraian: “Pengenaan ganti kerugian negaradaerah terhadap bendahara ditetapkan oleh Badan P
emeriksa Keuangan”, ditemukan unsur pidana, Badan
31 | P a g e
Pemeriksa Keuangan
menindaklanjutinya sesuai
dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku.Putusan pidana tidak membebaskan dari tuntutan ganti rugi.
4. Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, dan pejabat lain yang telah ditetapkan untuk mengganti kerugian negaradaerah dapat dikenai sanksi
administratif danatau sanksi pidana.
C.
Pengenaan Pidana berdasarkan KUHP
Pasal-pasal pemidanaan dalam KUHP adalah: 209, 210, 387, 388, 415, 416,417, 418, 419, 420, 423, dan 435 KUHP; dan tentang gratifikasi yakni pada
pasal 418, 419 dan 420 K.U.H.P. Catatan:
Pasal 209
1 Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:
1. barang siapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat dengan maksud menggerakkannya untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya; 2. barang siapa memberi sesuatu kepada seorang pejabat karena atau
berhubung dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.
Pasal 210
1 Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun: 1. barang siapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang hakim
dengan maksud untuk mempengaruhi putusan tentang perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili;
2. barang siapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang yang menurut ketentuan undang-undang ditentukan menjadi penasihat atau
adviseur untuk menghadiri sidang atau pengadilan, dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung
dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili.
32 | P a g e
2 Jika pemberian atau janji dilakukan dengan maksud supaya dalam perkara pidana dijatuhkan pemidanaan, maka yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 415
Seorang pejabat atau orang lain yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum
terus-menerus atau untuk sementara waktu,Yang dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau membiarkan
uang atau surat berharga itu diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau menolong sebagai pembantu dalam melakukan perbuatan tersebut, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun. Selanjutnya Pasal-pasal dalam KUHP tersebut:
Pasal 387
1 Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun seorang pemborong atau ahli bangunan atau penjual bahan-bahan bangunan, yang pada waktu
membuat bangunan atau pada waktu menyerahkan bahan-bahan bangunan, melakukan sesuatu perhuatan curang yang dapat membahayakan amanan orang
atau barang, atau keselamatan negara dalam keadaan perang. 2 Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa yang bertugas mengawasi
pemhangunan atau penyerahan barang-barang itu, sengaja membiarkan perbuatan yang curang itu.
Pasal 388
1 Barang siapa pada waktu menyerahkan barang keperluan Angkatan Laut atau Angkatan Darat melakukan perbuat.an curang yang dapat membahayakan
kesempatan negara dalam keadaan perang diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
2 Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa yang bertugas mengawasi penyerahan barang-barang itu, dengan sengaja membiarkan perbuatan yang
curang itu.
Pasal 416
Seorang pejabat atau orang lain yang diheri tugas menjalankan suatu jabatan umum terus-menerus atau untuk sementara waktu, yang sengaja membuat secara palsu
atau memalsu buku buku-buku daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
33 | P a g e
Pasal 417
Seorang pejabat atau orang lain yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum terus-menerus atau untuk sementara waktu yang sengaja menggelapkan,
menghancurkan. merusakkan atau membikin tak dapat dipakai barang-barang yang diperuntukkan guna meyakinkan atau membuktikan dimuka penguasa yang
berwenang, akta-akta, surat-surat atau daftar-daftar yang dikuasai nya karena jabatannya, atau memhiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan,
merusakkan atau memhikin tak dapat di pakai barang-barang itu, atau menolong sebagai pembantu dalam
melakukan perbuatan itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
Pasal 418
Seorang pejabat yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau sepatutnya harus diduganya., hahwa hadiah atau janji itu diberikan karena kekuasaan atau
kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberi hadiah atau janji itu ada hubungan dengan jabatannya diancam
dengan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 419
Diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun seorang pejabat: 1. yang menerima hadiah atau janji padahal diketahuinya bahwa hadiah atau janji
itu diberikan untuk menggerakkannya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;
2. yang menerinia hadiah mengetahui bahwa hadiah itu diberikan sebagai akibat. Atau oleh karena si penerima telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu
dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.
Pasal 420
1 Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun: 1. seorang hakim yang menerima hadiah atau janji. padahal diketahui bahwa
hadiah atau janji itu diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang menjadi tugasnya;
2. barang siapa menurut ket.entuan undang-undang ditunjuk menjadi penasihat untuk menghadiri sidang pengadilan, menerima hadiah atau janji, padahal
34 | P a g e
diketahui bahwa hadiah atau janji itu diberikan untuk mempengaruhi nasihat tentang perkara yang harus diputus oleh pengadilan itu.
2 Jika hadiah atau janji itu diterima dengan sadar bahwa hadiah atau janji itu diberikan supaya dipidana dalam suatu perkara pidana, maka yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
Pasal 421
Seorang pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan memaksa seseorang untuk melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua tahun delapan bulan.
Pasal 422
Seorang pejabat yang dalam suatu perkara pidana menggunakan barana paksaan, baik untuk memeras pengakuan, maupun untuk mendapatkan keterangan, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 423
Seorang pejabat dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan menyalahgunakan kekuasaannya, memaksa seseorang
untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, diancam dengan
pidana penjara paling lama enam tahun.
Pasal 435
Seorang pejabat yang dengan langsung maupun tidak langsung sengaja turut serta dalam pemborongan, penyerahan atau persewaan, yang pada saat dilakukan
perbuatan, untuk seluruh atau sebagian, dia ditugaskan mengurus atau mengawasinya, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak delapan belas ribu rupiah.
D.
Pengenaan Pidana berdasarkan Undang-Undang TIPIKOR UU Tindak
Pidana Korupsi UU No.31 Th 1999 diubah dengan UU No.20 Th 2001 1. barangsiapa dengan melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara dan atau perekonomian negara, atau
diketahui atau patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan negara atau perekonomian negara; dipidana penjara dengan penjara
35 | P a g e
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 dua
ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah Pasal 2 ayat 1 UU No.311999
2. barang siapa dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan, yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara;
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan atau denda
paling sedikit Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah. Pasal 3 UU No.311999
3. Pengembalian kerugian keuangan negara atau perekonomian negara tidak menghapuskan dipidananya pelaku tindak pidana
Latihan Soal
1. Apa pengertian PENYIMPANGAN KEBIJAKAN, yang telah ditetapkan dalam undang-undang tentang APBNPeraturan Daerah tentang APBD.
Jelaskan bentuk dan jenis dari Penyimpangan Kebijakan tsb.disertai contoh. 2. Apa pengertian PENYIMPANGAN KEGIATAN ANGGARAN
Jelaskan bentuk dan jenis dari Penyimpangan Kegiatan Anggaran tsb., disertai contoh.
3. Apa syarat seseorang dapat dipidana? 4.
Bagaimana “menarik” seseorang untuk dapat dikenai sanksi pidana dengan dakwaan melakukan “kegiatan penyimpangan anggaran?”
36 | P a g e
BAB
KETENTUAN MENGENAI PIDANA, SANKSI ADMINISTRATIF DAN GANTI RUGI 2
A. Pengertian Sanksi Administratif