4.2.2 Modulus Patah Modulus of Rupture
4.2.2.1 Modulus Patah Kering
Modulus patah Modulus of Rupture merupakan kemampuan papan menahan beban hingga batas maksimum
keteguhan patah. Hasil pengujiian modulus patah kering OSB sejajar
serat dan tegak lurus serat secara lengkap disajikan pada Lampiran 14 dan 15, sedangkan nilai rata-ratanya tertera pada
Gambar 14 dan 15.
Gambar 14. Histogram MOR Kering Sejajar Serat OSB
Berdasarkan histogram diatas, nilai rata-rata MOR kering sejajar serat OSB hasil penelitian berkisar antara 250-
656 kgfcm
2
. Nilai rata-rata MOR kering sejajar serat terendah 250 kgfcm
2
terdapat pada OSB kombinasi strand CAC dengan aplikasi perekat menggunakan konsentrasi 3.
Sedangkan nilai rata-rata MOR kering sejajar serat tertinggi 656 kgfcm
2
terdapat pada OSB kombinasi strand CBC dengan aplikasi perekat menggunakan konsentrasi 4.
Berdasarkan tabel anova Lampiran 22, dengan menggunakan taraf nyata alpha 5 dapat disimpulkan
bahwa faktor kombinasi jenis strand bambu dan faktor kadar
100 200
300 400
500 600
700
AAA ABA
ACA BBB
BAB BCB
CCC CAC
CBC MO
R k
e ri
n g
K g
f c
m ²
Kombinasi Strand
Kadar perekat 3 Kadar perekat 4
Kadar perekat 5
JI S
A 5
908 2003
C S
A 043
7. G
ra de
O -2
perekat masing-masing sangat berpengaruh nyata terhadap MOR kering sejajar serat OSB. Ini terlihat dari p-value yang
kurang dari 0.01. sedangkan faktor interaksi antara kombinasi jenis strand bambu dengan kadar perekat tidak berpengaruh
nyata terhadap MOR kering sejajar serat OSB. Untuk mengetahui taraf-taraf mana yang pengaruhnya berbeda atau
sama terhadap MOR kering sejajar serat OSB digunakan uji lanjut yakni uji perbandingan berganda Duncan.
Berdasarkan uji lanjut Duncan Kadar perekat 3 memberikan pengaruh yang berbeda nyata dari kadar perekat
4 dan 5 terhadap MOE basah sejajar serat OSB. Sedangkan kadar perekat 4 dan 5 memberikan pengaruh
yang tidak berbeda nyata terhadap MOE basah sejajar serat OSB.
Berdasarkan standar JIS A 5908 2003 yang mensyaratkan standar MOR sejajar serat minimal 245
kgfcm
2
, nilai MOR sejajar serat OSB hasil penelitian seluruhnya telah memenuhi standar kecuali kombinasi.
Sedangkan untuk standar CSA 0437.0 Grade O-2 mensyaratkan standar MOR sejajar serat minimal 296
kgfcm
2
, nilai MOR sejajar serat OSB hasil penelitian juga seluruhnya hampir memenuhi standar , hanya pada OSB
kombinasi ACA, BCB, dan CAC dengan kadar perekat 3 yang tidak memenuhi standar tersebut.
Gambar 15. Histogram MOR Kering Tegak Lurus Serat OSB
Nilai rata-rata MOR kering tegak lurus serat OSB hasil penelitian berkisar antara 149-461 kgfcm
2
. Nilai rata- rata MOR kering tegak lurus serat terendah 149 kgfcm
2
terdapat pada OSB kombinasi strand BCB dengan aplikasi perekat menggunakan konsentrasi 4. Sedangkan nilai rata-
rata MOR kering tegak lurus serat tertinggi 461 kgfcm
2
terdapat pada OSB kombinasi strand CAC dengan aplikasi perekat menggunakan konsentrasi 4.
Berdasarkan tabel anova Lampiran 22, dengan menggunakan taraf nyata alpha 5 dapat disimpulkan
bahwa faktor kombinasi jenis strand bambu sangat berpengaruh nyata terhadap MOR kering tegak lurus serat
OSB, sedangkan faktor kadar perekat berpengaruh nyata terhadap MOR kering tegak lurus serat OSB, kemudian untuk
interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap MOR kering tegak lurus serat OSB. Untuk mengetahui taraf-
taraf mana yang pengaruhnya berbeda atau sama terhadap MOR kering lurus serat OSB digunakan uji lanjut yakni uji
perbandingan berganda Duncan.
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
AAA ABA
ACA BBB
BAB BCB
CCC CAC
CBC MO
R ┴
k er
in g
K gf
cm ²
Kombinasi Strand
Kadar perekat 3 Kadar perekat 4
Kadar perekat 5
JI S
A 5
908 2003
C S
A 043
7. G
ra de
O -2
Jika dilihat dari kombinasinya, umumnya OSB dengan kombinasi yang terdapat jenis bambu ampel pada
bagian tengah papan OSB menghasilkan nilai yang lebih rendah dibandingkan OSB lain dengan kombinasi yang
terdapat jenis bambu betung dan bambu andong pada tengah papan OSB. Hasil penelitian yang dilakukan Fatriasari dan
Hermiati 2008 menurut mereka berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian sifat morfologi serat dan sifat fisis-
kimia enam jenis bambu yang, bambu betung memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan bambu andong sedangkan
bambu ampel berada pada urutan terakhir. Menurut Gollob dan Wellons, 1990 dalam Ruhendi
et al. 2007 mengatakan bahwa jika dilihat dari faktor kadar perekat, hasil yang ditunjukkan bervariasi. Peningkatan kadar
perekat tidak selalu menghasilkan nilai yang lebih tinggi karena untuk menghasilkan kekuatan yang tinggi perekat
harus masuk ke dalam kayu penetrates dan membahasi permukaan kayu. Selain itu Ruhendi menambahkan bahwa
selain masuk namun serat kayu tidak boleh rusak. Standar JIS A 5908 2003 mensyaratkan standar
MOR tegaklurus serat minimal 102 kgfcm
2
, maka nilai MOR kering tegaklurus serat OSB hasil penelitian
seluruhnya memenuhi standar. Standar CSA 0437.0 Grade O-2 mensyaratkan nilai MOR tegaklurus serat minimal 126
kgfcm
2
, nilai MOR kering tegak lurus serat OSB hasil penelitian juga seluruhnya memenuhi standar
4.2.2.2 Modulus Patah Basah