Simulasi Sistem Alokasi unit penangkapan ikan pelagis kecil di Perairan Pendeglang, Banten Menuju perikanan tangkap yang terkendali

29 g kj = koefisien teknologi fungsi kendala biasa fungsional C k = jumlah sumberdaya k yang tersedia. Perlu dikemukakan bahwa koefisien teknologi aij yang berhubungan dengan fungsi kendala tujuan dan gkj yang berhubungan dengan fungsi kendala fungsional harus ditetapkan secara khusus dan eksplisit. Hal ini berarti bahwa imbal-beli trade- off di antara fungsi tujuan tidak perlu dikuantifikasikan, tetapi interaksi antara sumberdaya yang satu dengan yang lainnya akan memberikan nilai yang unik. Menurut Cruz-Trinidad 1996 simulasi LP terbukti menjadi alat manajemen yang berguna dalam membuat prakiraan dan analisis. Penelitiannya di Teluk San Miguile, Pilipina membantu memprediksi perubahan dalam pendapatan bersih perikanan, memberikan konfigurasi armada alternatif dan struktur gaji. Hal ini memberikan harapan untuk usulan manajemen pada waktu yang akan datang khususnya dalam pengurangan usaha karena hal ini cenderung mengurangi konflik yang mungkin timbul.

2.10 Simulasi Sistem

Simulasi menurut Eriyatno 1999 adalah merupakan aktifitas dimana pengkaji dapat menarik kesimpulan-kesimpulan tentang perilaku dari suatu sistem melalui penelaahan perilaku model yang selaras, dimana hubungan sebab-akibatnya sama dengan atau seperti yang ada pada sistem yang sebenarnya. Dengan demikian simulasi berkepentingan dengan pembentukan serta pemanfaatan model-model yang secara realistis menyatakan penampakan sistem pada jalur waktu. Lebih lanjut dikatakan Eriyatno 1999 bahwa manfaat utama dari penggunaan simulasi adalah sifat fleksibilitasnya, dimana setiap permasalahan secara praktis yang mengandung risiko dapat dikaji dengan simulasi dalam derajat ketepatan yang memadai. Dibandingkan dengan cara-cara penyelesaian yang lainnya, simulasi hanya memiliki batasan-batasan yang relatif sedikit dan realistis, sehingga penggunaannya tidak terbatas Gottfried 1984 diacu dalam Wiyono 2001. 30 Hasil akhir dari simulasi umumnya adalah berupa informasi dalam bentuk angka tentang kinerja sistem, sehingga belum memberikan kepada hubungan sebab- akibat. Simulasi lebih menunjukkan suatu estimasi statistik dan lebih cenderung hanya merupakan suatu perbandingan dari berbagai alternatif untuk mencapai titik optimum dibanding hasil yang eksak Eriyatno 1999. Beberapa asumsi yang sering dijadikan pertimbangan nelayan dalam melakukan kegiatan penangkapan, yaitu: 1 nelayan berasumsi bahwa produksi ikan tergantung pada usaha dan hasil tangkapan dalam beberapa kasus 2 Pendapatan pada akhir musim digunakan untuk menutupi selisih biaya pada kegiatan penangkapan untuk musim berikutnya. Investasi adalah fungsi dari keuntungan 3 Ada batas maksimum yang diizinkan untuk trip operasi di laut. Jumlah kapal, sama seperti kekuatan mesin, juga dibatasi oleh pengelola 4 Nelayan berkeinginan melakukan penangkapan dengan jumlah hari yang maksimal dimana aturan dan pendapatan memungkinkan hal tersebut Frank Brickman 2001 Menurut Dommen 1999 tujuan pembangunan berkelanjutan dalam sektor perikanan memerlukan keputusan pengelolaan perikanan kedalam pertimbangan kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat yang tergantung pada perikanan sebagaimana yang diperlukan negara berkembang untuk menjaga pendapatan dari perdagangan yang diperlukan untuk pembangunan. Hal ini menjelaskan bahwa dunia bergerak menjauh dari gagasan sumberdaya laut sebagai ‘bebas dan terbuka’ untuk semua dan telah mengadopsi keadaan yang lebih baik digambarkan sebagai ‘warisan bersama umat manusia’. Pemikiran warisan ini diadopsi dari UNCLOS III dan menyarankan kebutuhan untuk pengelolaan yang bertanggung jawab untuk kepentingan semua makhluk hidup, termasuk generasi masa depan Russ 2003.

2.11 Penelitian Terdahulu tentang Alokasi Unit Penangkapan Ikan