9 mempunyai sediaan cadangan sebesar 1.264 sampai 2.012 ton per tahun dengan
potensi lestari 758 sampai 1.207 ton per tahun. Tabel 4 Potensi lestari sumberdaya ikan di Samudera Hindia Wilayah Pengelolaan
Perikanan – WPP 9 No. Kelompok sumberdaya ikan
Potensi lestari ribu tontahun 1. Ikan
pelagis kecil
525,57 2. Ikan
pelagis besar
386,26 3. Ikan
demersal 136,13
4. Ikan karang
konsumsi 12,88
5. Lobster 10,70
6. Cumi-cumi 3,75
7. Udang penaeid
1,60 Jumlah 1.076,89
Selain potensi stok ikan yang melimpah, Kabupaten Pandeglang juga memiliki panjang garis pantai kurang lebih 230 km. Data panjang garis pantai Kabupaten
Pandeglang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Sebaran panjang garis pantai Kabupaten Pandeglang
Perairan Panjang garis pantai km
Pandeglang 230,00 Selat Sunda
182,80 Samudera Hindia
47,20
2.4 Kondisi Daerah Penangkapan Ikan dan Musim Penangkapan
Suatu daerah penangkapan ikan fishing ground dinilai memiliki prospek yang baik apabila sumberdaya hayati yang menjadi tujuan penangkapan tersedia cukup
tinggi, stoknya mudah tumbuh dan berkembang serta dapat diketahui musim dan daerah penyebarannya.
Daerah penangkapan nelayan Pandeglang pada umumnya terletak di sekitar Selat Sunda yang berada di sebelah Selatan pada titik koordinat 105
o
15 E6
o
54 S sampai dengan 104
o
35E 5
o
59 S, sebelah Timur berbatasan dengan pantai Pulau Jawa, sebelah Utara dengan titik koordinat 106
o
03 E 5
o
46 S sampai dengan 105
o
48 E5
o
49 S dan sebelah Barat berbatasan dengan pantai Pulau Sumatera.
10 Selat Sunda terletak di antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa sehingga perairan
ini merupakan pertemuan antara perairan Samudera Hindia dan Laut Jawa. Luas perairannya lebih kurang 8.138 km2. Berbentuk seperti corong, pada bagian Utara
lebih sempit ± 24 km dan lebih dangkal ≤ 80 m, sedangkan bagian Selatan
memiliki lebar sekitar 100 km dan kedalaman mencapai 1.575 m Birowo 1983 diacu dalam Sabri 1999. Pada Selat Sunda bagian Selatan perairannya sangat dipengaruhi
oleh kondisi perairan Samudera Hindia. Perairan Selat Sunda merupakan perairan yang unik, karena hampir setiap saat
kondisinya dipengaruhi oleh karakteristik oseanik Samudera Hindia dan sifat perairan dangkal Laut Jawa. Menurut Kurnio dan Hardjawidjaksana 1995 diacu dalam
Yusfiandayani 2004, keberadaan Gunung Krakatau yang terdiri dari beberapa gugusan pulau yaitu Sertung, Rakata, Rakata Kecil Panjang dan Anak Krakatau
yang aktif, selalu memuntahkan material piroklastik selang antara 1 menit hingga 4 menit dan cenderung menghasilkan tsunami dengan gelombang kecil dan sedang.
Topografi dasar laut Selat Sunda beragam bentuknya, yaitu berbentuk paparan, berbagai kedalaman slope, berupa mangkuk deep sea basins, gunung di bawah
laut sea mount dan pemunculan dasar perairan throughs. Selat Sunda termasuk perairan dangkal, letaknya antara Pulau Jawa dan
Sumatera. Dasar perairan ini pada kedalaman hingga 30 m umumnya adalah lumpur berpasir dan bahan organik yang belum terurai sempurna. Sedangkan dasar perairan
pada kedalaman antara 30 hingga 100 meter umumnya adalah campuran pasir dan karang. Musim kemarau terjadi pada bulan April hingga AgustusSeptember
sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober hingga Maret. Angin kencang dan gelombang besar umumnya terjadi pada saat musim angin barat Nopember-
Maret. Saat musim angin timur April - September, angin bertiup dari arah timur - tenggara dengan kecepatan lemah sehingga laut tidak bergelombang besar. Pada
musim angin barat, angin bertiup dari arah barat - barat laut dengan membawa hujan dan merupakan musim paceklik bagi nelayan karena angin berkecepatan tinggi dan
hujan badai. Kondisi laut perairan sekitar Selat Sunda di Pasauran, Kabupaten Serang pada saat Yusfiandayani 2004 melakukan penelitian disajikan pada Tabel 6.
11 Tabel 6 Kondisi fisik lingkungan di sekitar perairan Selat Sunda
Parameter Kisaran Keterangan Suhu 27-31
o
C Umumnya 29
o
C atau lebih Kecepatan arus air
3-25 mmenit Umumnya kurang dari 15 mmenit
Salinitas 29-31
o oo
Umumnya 30
o oo
Kecerahan 3,5-13,0 meter
Kedalaman maksimum
sechii disc dapat terlihat dari permukaan;
Umumnya antara 6-10 meter. Sama seperti di pesisir utara Jawa Barat, kegiatan operasi penangkapan ikan di
Selat Sunda dipengaruhi oleh cuaca musim dan ketersediaan ikan. Nelayan di pesisir Selat Sunda mengenal tiga musim penangkapan ikan yang berkaitan dengan
periode moonson, yaitu musim angin barat, musim angin timur dan musim peralihan. Musim angin barat berlangsung pada sekitar bulan Desember-Maret, musim timur
berlangsung antara bulan Agustus-Oktober, dan musim peralihan di antara kedua periode musim barat dan timur. Dalam bulan Agustus hingga Oktober, nelayan
umumnya banyak memperoleh ikan sehingga periode tersebut dapat disebut sebagai musim puncak kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan dalam periode lain, yaitu
mulai dari Desember hingga Maret, hasil tangkapan biasanya sedikit sehingga periode tersebut disebut sebagai musim paceklik. Namun secara umum, kegiatan
penangkapan ikan di Selat Sunda berlangsung hampir sepanjang tahun. Hal ini disebabkan nelayan setempat dapat menggunakan berbagai jenis alat tangkap untuk
menangkap ikan yang sesuai dengan musimnya Tabel 7.
12 Tabel 7 Perkiraan pola musim penangkapan beberapa jenis ikan di perairan Selat
Sunda
No Jenis ikan
Bulan Jan Feb Mar
Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop
Des 1 Kembung xxx xxx +++ +++ +++
2 Selar xxx xxx xxx
+++ +++ +++ +++ 3 Tembang xxx xxx
+++ +++ +++
4 Tongkol xxx xxx +++ +++ +++ +++
+++ xxx
5 Teri xxx
+++ +++
+++ 6 Lemuru
xxx xxx +++ +++
+++ +++ xxx 7 Tenggiri
xxx xxx +++
+++ +++ +++ 8
Layur +++
+++ +++ +++
9 Manyung xxx xxx
+++ +++ +++ +++
10 Peperek
+++ +++
+++ +++
11 Pari
xxx xxx +++
+++ +++ 12
Cucut xxx xxx
xxx xxx +++ +++ +++ +++ 13
Bawal +++
+++ +++
14 Belanak xxx xxx
+++ +++ +++ +++ +++
15 Layang +++ +++ +++
xxx xxx
xxx 16 Kakap
xxx xxx xxx +++ +++ +++
17 Kerapu xxx xxx xxx
+++ +++ +++ 18 Bambangan xxx xxx xxx
+++ +++ +++ 19 Tigawaja
+++ +++ +++ +++ +++ +++
20 Kurisi +++ +++ +++
xxx xxx
21 Tuna xxx xxx xxx
+++ +++ +++ 22 Cakalang
xxx xxx xxx +++
+++ +++ +++ 23
Kuro +++
+++ +++ +++ xxx xxx
24 Udang
+++ +++
+++ +++
+++ +++
25 Rajungan +++ +++ +++
+++ +++
+++ 26 Cumi-cumi xxx xxx xxx
+++ +++ +++ +++
Sumber : Yusfiandayani 2004
Keterangan : xxx =
musim sedikit ikan paceklik = musim
biasa +++ =
musim banyak ikan puncak
13
2.5 Sumberdaya Ikan Pelagis