Ruang Lingkup Impact of The Tidal Floods Dynamics To Social Ecological System of Semarang City (Case Study in Tanjung Mas District).

negeri sipil, ABRI, pensiunan dan jasa-jasa lainnya dan sebagian besar bekerja sebagai buruh industri Tabel 3. Tabel 3. Jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Mas berdasarkan mata pencaharian tahun 2010 No. Mata Pencaharian Jumlah orang Prosentase 1. Nelayan 2.345 15,55 2. industrikerajina 12 0,08 3. Pengusaha 11 0,07 4. Angkutan 278 1,84 5. Buruh Industri 5.287 35,06 6. Buruh Bangunan 4.107 27,24 7. Perdagangan 560 3,71 8. PNSTNI 921 6,11 9. Pensiunan 361 2,39 10. Jasalainnya 1.196 7,93 Total 15.078 100 Sumber: Kecamatan Semarang Utara dalam Angka 2011 B. Aktivitas permukiman Kawasan penelitian merupakan kawasan permukiman di wilayah pesisir Kota Semarang yang dibedakan menjadi kawasan permukiman nelayan dan permukiman perkotaan, yakni RTRWP Kota Semarang 2009: a Permukiman Nelayan. Aktivitas permukiman ini berkembang di wilayah pesisir Kota Semarang. Adapun yang menjadi ciri dari kawasan permukiman ini yakni pada umumnya ditandai dengan keberadaan TPI dan PPI serta berada di daerah-daerah muara sungai di pantai Kota Semarang. Adapun persebaran dari kawasan permukiman ini sangat terbatas seiring dengan perkembangan aktivitas perkotaan. Selain itu pula arah perkembangan ruang yang cenderung lebih terbatas akibat oleh morfologi pantai dan sebaran aktivitas industri. b Permukiman Perkotaan. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan Kota Semarang muncul pusat- pusat permukiman di wilayah pesisir Kota Semarang. Pusat-pusat permukiman tersebut berkembang bersamaan dengan munculnya kawasan perdagangan. Dalam perkembangannya permukiman ini terkonsentrasi di ibukota kecamatan- kecamatan pesisir maupun di sekitar kawasan reklamasi Pantai Marina. C. Aktivitas perekonomian Aktivitas perekonomian Kelurahan Tanjung Mas yang tercata dalam Semarang dalam Angka 2011 tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Sarana perekonomian di Kelurahan Tanjung Mas tahun 2010 No. Aktivitas Perekonomian Jumlah Unit 1. Pasar 2 2. Tokowarungkios 94 3. Losmenhotel 2 4. Koperasi 1 5. Industri besarsedang 50 6. Industri kecil 27 7. Industri rumah tangga 14 Total 190 Sumber: Kecamatan Semarang Utara dalam Angka 2010 2011 Seiring dengan rencana tata Kota Semarang, pada wilayah pesisir Kelurahan Tanjung Mas berkembang aktivitas perekonomian berupa kegiatan industri, perdagangan dan jasa. Dalam hal ini aktivitas industri merupakan aktivitas yang paling dominan di wilayah pesisir tersebut. Hal ini diperkuat bahwa berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah, daerah tersebut fungsi primernya ditetapkan sebagai pengembangan aktivitas industri. Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan perikanan yang merupakan basis kegiatan kepesisiran memiliki kecenderungan semakin berkurang seiring dengan perkembangan aktivitas perkotaan yang ada. Adapun berbagai aktivitas yang berkembang di wilayah pesisir kawasan tersebut dapat dirinci sebagai berikut ini RTRWP Kota Semarang 2009. a Industri Aktivitas industri ini banyak berkembang di wilayah pesisir karena terkait dengan keberadaan jalur arteri primer Kota Semarang dan kemudahan akses dalam mendistribusikan barang melalui laut maupun udara. Perkembangan industri di wilayah pesisir tersebut saat ini mulai mendominasi ketimbang aktivitas pertanian dan perikanan yang ada. b Perdagangan dan Jasa Aktivitas perdagangan yang banyak berkembang di wilayah pesisir yakni berbentuk rumah makan dan sarana pendukung transportasi. Hal ini sebenarnya juga terkait dengan keberadaan aktivitas perindustrian di wilayah tersebut. Sedangkan untuk aktivitas jasa yang berkembang seperti halnya kantor perusahaan, pelayanan perseorangan, jasa kemasyarakatan, reparasi atau bengkel kendaraan dan lain- lain.

4.1.4. Kondisi pasang surut

Pasang surut dianalisis menggunakan perhitungan admiralty untuk Perairan Semarang bulan September 2004-Maret 2005 yang dilakukan oleh Wirasatriya et al 2006 diketahui tipe pasang surut di Perairan Semarang adalah campuran cenderung ganda. Hasil penelitian tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhitya 2003 dan Darmono 2003 yang juga mendapatkan tipe pasang perairan Semarang adalah campuran condong ke ganda melalui perhitungan admiralty. Hal ini berarti di Perairan Semarang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi berbeda dalam tinggi dan waktunya. Pada Gambar 15 dan 16 terlihat bahwa perilaku pasut di Tanjung Mas cenderung datar Lampiran 1. Tren kenaikan muka laut di Semarang menurut penelitian yang dilakukan Wirasatriya et al 2006 mengikuti pola linier dengan persamaan Y =4,8967 X - 9645,9 R 2 = 0,9636 dan nilai kenaikan rata- rata per tahun adalah 5,43 cm yang didasarkan pada kenaikan muka laut total yang dipengaruhi oleh penurunan tanah dan kenaikan muka laut global.

4.2. Analisis Histori

Analisis histori dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis data sekunder. Dalam analisis ini dipergunakan pendalaman dari pandangan sejarah yang menggambarkan perubahan lingkungan dan dikaitkan dengan komponen sosial maupun ekologis yang menyertainya. Untuk itu dilakukan identifikasi yang terbagi dalam periode pendudukan kolonial Belanda dan periode Kemerdekaan.

4.2.1. Periode pendudukan Kolonial Belanda

Perkembangan Kota Semarang diawali masa kolonial Belanda. Pada masa tersebut, kota Semarang dijadikan eksperimen perencanaan kota modern Eropa. Letaknya yang strategis menjadikan kota Semarang sebagai pintu gerbang Jawa Tengah yang merupakan empat simpul pintu gerbang,yaitu koridor pantai utara, koridor selatan kearah kota Surakarta dan Kabupaten Magelang, koridor timur ke kabupaten Demak-Grobogan dan koridor barat ke Kabupaten Kendal Kurniawati,2010. Peningkatan kebutuhan akan lahan untuk menunjang perekonomian menyebabkan Kota Semarang melakukan upaya reklamasi daerah pantai. Upaya ini dilakukan