Permasalahan Tujuan Impact of The Tidal Floods Dynamics To Social Ecological System of Semarang City (Case Study in Tanjung Mas District).

Seandainya dilakukan sipat datar memanjang, ketinggian suatu titik dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : 4 Keterangan : T : ketinggian suatu titik ∑ h : jumlah beda tinggi Jika pada suatu titik di ukur tingginya lebih dari satu kali, yaitu pada epok waktu yang berbeda, maka dapat ditentukan beda tinggi antara epok yang satu dengan epok yang lain. Penghitungan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rumus : 5 Keterangan : ∆h : beda tinggi suatu titik yang sama, tetapi diamati pada dua epok waktu yang berlainan H1 : tinggi suatu titik pada epok waktu pertama H2 : tinggi suatu titik pada epok waktu ke dua Berdasarkan beda tinggi suatu titik yang sama akan tetapi diamati dengan beberapa epok waktu yang berlainan, maka dapat diketahui apakah titik itu kedudukannya tetap, turun atau naik. Jika pada suatu daerah dibuat jaringan titik yang cukup banyak dan selanjutnya dilakukan pengukuran dan penghitungan sipat datar seperti itu, maka akan dapat diketahui apakah jaringan titik itu tetap, naik ataupun turun. Karena keberadaan jaringan tersebut mewakili permukaan tanah di kawasan itu, maka dapat dibuat analisis lanjutan yaitu apakah permukaan tanah itu naik, tetap atau turun. Kecepatan penurunan permukaan tanah tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 6 Keterangan : ∆t : beda waktu tahun

2.6. Definisi dan Konsep Kota Pantai

Kota merupakan suatu permukaan wilayah dimana terdapat pemusatan penduduk dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial budaya dan administrasi pemerintahan. Pengembangan kota bisa meluas ke samping, menjulanh keatas dan memanjang. Pengembangan kota yang semakin meluas ini memunculkan konsep kota mendatar horizontal city. Pengembangan kota yang menjulang keatas memunculkan konsep kota menjulang keatas vertical city. Sedangkan pengembangan kota yang memanjang memunculkan konsep kota memanjang linear city. Pengertian kota pantai adalah kota tepi laut. Dimana terdapat permukiman penduduk yang berkembang karena adanya potensi ekonomi yang memberi peluang pemanfaatan sumber daya kelautan perikanan. Contoh perkembangan konsep kota pantai adalah tempat yang dulunya berfungsi sebagai Tempat Pendaratan Ikan TPI berkembang karena adanya jasa-jasa industri pengolahan kemudian menjadi kota pelabuhan. Kota pantai sendiri muncul kareana adanya fasilitas perhubungan dan strategi pertahanan. Ruang pantai dan laut serta ruang daratan merupakan asset dan lansekap kota pantai yang sangat menarik, sehingga penataan ruang yang terintegrasi perlu untuk direncanakan. Awal berdirinya kota pantai merupakan bentukan di masa kolonial Belanda. Dimana kota-kota pantai merupakan kota-kota yang terletak di pesisir pantai dan dipergunakan sebagai pusat perdagangan pada masa dulu. Sejarah perkembangan kota pantai historical waterfront adalah pelengkap dari kebudayaan maritime dan beberapa diantaranya berhubungan erat denagn awal kemakmuran dan awal pembangunan ekonomi. Pada umumnya, sebagai kota pantai mampu untuk menjaga sejarah pesona masa lampau yang dahulu dimiliki untuk kehidupan modern. Pengembangan wilayah pantai di Indonesia tidak terlepas daripada sejarah dimasa yang lalu. Sejarah pertumbuhan kota besar di Indonesia banyak dimulai dari wilayah pantai. Sejarah memperlihatkan bahwa pusat-pusat kerajaan berada di wilayah pantai dan berhubungan dengan sistem sungai sebagai pengembangan wilayah pedalaman. Sebagai contoh kerajaan-kerajaan yang berbasis wilayah pantai seperti Sriwijaya, Samudera Pasai, banten, Kasultanan Demak, Kesultanan Ternate. Propinsi Jawa Tengah memiliki panjang pantai sekitar 656,1 km yang terbagi dalam wilayah utara dimulai dari pantai kota Brebes menuju kota Rembang sepanjang 453,9 km dan wilayah pantai selatan yang dimulai dari pantai kota Cilacap menuju kota Yogyakarta sepanjang 202,9 km. Jawa Tengah sebagai bagian dari wilayah Kepulauan Jawa memiliki sejarah kota-kota pantai. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya dua kerajaan besar yang mengalami masa kejayaan dimasanya, yaitu Kerajaan Islam Demak yang berada di Pantai Utara Jawa dan Kerajaan Mataram Islam Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta yang berada di pesisir Pantai Selatan Jawa. Kerajaan-kerajaan ini meninggalkan pengaruh berupa struktur pemerintahan yang berpengaruh pada pola penataan ruang wilayah pesisir. Hal ini dibuktikan dari adanya pola permukiman, sistem sosial budaya, ekonomi dan sistem jaringan perdagangan yang menempati pusat-pusat strategis terhadap wilayah daratannya.