Kultivasi dengan injeksi Metode Penelitian

24 makroalga masing-masing 3 gram, sehingga dibutuhkan 30 ikat makroalga. Media dan bibit makroalga Gelidium latifolium pada saat kultivasi disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Akuarium dan bibit Gelidium latifolium

3.3.2 Kultivasi dengan injeksi

Kultivasi Gelidium latifolium dilakukan selama 6 minggu di lingkungan yang terkontrol yaitu pada akuarium berisi air laut yang diganti selama 2 minggu sekali. Penggantian air bertujuan untuk menjaga kualitas air karena akuarium tidak menggunakan sistem resirkulasi atau filter. Pertumbuhan makroalga memerlukan nutrien sehingga dilakukan pemberian nutrien selama kultivasi sebanyak 3 kali dalam 2 minggu. Setiap akuarium mendapatkan jumlah nutrien yang sama. Nutrien yang diberikan adalah TSP, urea dan ZA. Tabel 5. menunjukkan banyaknya nutrien yang digunakan selama kultivasi Gelidium latifolium. 25 Tabel 5. Konsentrasi dan massa nutrien untuk kultivasi Gelidium latifolium Selain nutrien, makroalga juga membutuhkan cahaya untuk berfotosintesis. Cahaya membantu makroalga menguraikan O menjadi dan dalam reaksi fotolisis yang terjadi di dalam grana. Ion ditangkap oleh untuk menghasilkan biomassa tubuh makroalga berupa pertumbuhan thallus. Karbondioksida digunakan sebagai bahan pokok dalam penelitian ini, dengan melihat pengaruh penambahan karbondioksida atau injeksi dengan volume yang berbeda-beda terhadap laju pertumbuhan Gelidium latifolium. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 1 kontrol serta 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun kelima perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kontrol yaitu dengan hanya diberikan aerasi terus-menerus. 2. Perlakuan P1 dengan injeksi sebanyak 2.000 cc 200 cc x 10 menit per 3 hari dan aerasi. 3. Perlakuan P2 dengan injeksi sebanyak 3.000 cc 200 cc x 15 menit per 3 hari dan aerasi. 4. Perlakuan P3 dengan injeksi sebanyak 2.000 cc 200 cc x 10 menit per 3 hari tanpa aerasi. 5. Perlakuan P4 dengan injeksi sebanyak 3.000 cc 200 cc x 15 menit per 3 hari tanpa aerasi. No. Jenis Pupuk Konsentrasi Massa 1. TSP 15 ppm 0,12 gr 2. ZA 30 ppm 0,24 gr 3. Urea 30 ppm 0,24 gr 26 Injeksi sebagai sumber karbon berasal dari murni dan gas kompresor dengan tekanan masing-masing sebesar 2 bar. Kedua sumber gas tersebut digabungkan pada sebuah tabung pencampur yaitu mixing chamber. Keluaran dari mixing chamber sebesar 2x100 ccmenit yang dialirkan ke dalam akuarium menggunakan selang aerasi berdiameter 5 mm. Akuarium ditutup dengan menggunakan styrofoam untuk mencegah terjadinya difusi gas yang tidak dikehendaki. Pengukuran sisa dilakukan pada perlakuan P3 dan P4. Karbondioksida pada kedua perlakuan tersebut ditampung menggunakan kantong yang dipasang bersamaan saat awal injeksi dan diukur menjelang sore hari. Proses injeksi ke dalam akuarium kultivasi tersaji pada Gambar 6. Gambar 6. Kultivasi Gelidium latifolium dengan injeksi 27

3.3.3 Analisis kandungan