17
Pengetahuan Masyarakat Desa Perumnas Simalingkar Tentang Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dilihat dari latar belakang yang sudah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengetahuan masyarakat Desa Perumnas Simalingkar tentang
penyalahgunaan dan peredaran narkoba ? 2.
Bagaimanakah gambaran Keluarga dan BNN Badan Narkotikan Nasional sebagai agen sosialisasi ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat Desa Perumnas
Simalingkar tentang penyalahgunaan dan peredaran narkoba. 2.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran Keluarga dan BNN Badan Narkotika Nasional sebagai agen sosialisasi.
18
1.4. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, baik untuk diri sendiri, maupun orang lain, terlebih lagi untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Adapun manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini, yaitu : 1.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan dibidang ilmu sosial, khususnya sosiologi pendidikan serta menambah
referensi dan sumbangan pemikiran hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan-masukan kepada pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang membutuhkannya, terutama bagi
keluarga, BNN Badan Narkotika Nasional, dan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk meningkatkan sosialisasi agar memperluas pengetahuan masyarakat tentang
penyalahgunaan dan peredaran narkoba untuk mencegah kegiatan haram tersebut terjadi di lingkungan masyarakat sekitar.
1.5. Definisi Konsep
Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi konsep sangan diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah definisi, suatu abstraksi
mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan memperjelaskan suatu gejala. Disamping mempermudah dan memfokuskan penelitian, konsep juga berfungsi
19
sebagai panduan bagi peneliti untuk menindak lanjuti kasus tersebut serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian. Dengan kata lain, konsep
adalah istilah yang mewakili atau suatu pengertian tersebut. Beberapa konsep yang dibatasi dengan pendefinisiannya secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan keseluruhan gagasan, ide, konsep, dan pemahaman, yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan
kehidupannya, pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan, dan pemahaman, manusia menjalani segala sesuatu.
2. Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan orang yang membentuk sistem, yang terjadi komunikasi didalam kelompok tersebut.
3. Penyalahgunaan dan peredaran narkoba merupakan aktivitas menyimpang dari
norma-norma sosial yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang yang berakibat dan berdampak buruk terhadap kondisi sosial masyarakat. Kondisi sosial
yang buruk dalam masyarakat disebabkan oleh terganggunya mental dan perilaku penyalahguna narkoba dan peredarannya merugikan masyarakat.
4. Narkoba adalah zat kimia yang mengubah keadaan psikologis perasaan, pikiran,
suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, dan lain sebagainya.
5. Keluarga adalah institusi sosial dasar atau kelompok primer. Dalam penelitian ini
keluarga secara langsung berperan sebagai agen sosialisasi utama, yang terdiri dari beberapa orang, seperti ayah, ibu, kakak, adik, dan juga istri, suami, dan anak
bila yang sudah berkeluarga.
20
6. BNN adalah lembaga pemerintah atau kelompok formal. Dalam penelian ini BNN
secara tidak langsung berperan sebagai agen sosialisasi yang memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba kepada
masyarakat.
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah pengakuan terhadap sesuatu yang menghasilkan keputusan. Keputusan ini mengutarakan pengetahuan, sehingga untuk berlakunya keputusan ini,
pengetahuan dibagi dua yakni pengetahuan khusus yang mengenai satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal Poedjawijatna, 2004.
Artinya, ada putusan yang bersifat khusus dan ada juga yang bersifat umum atau universal, misalnya narkoba itu buruk. Putusan ini hanya berlaku untuk narkoba tertentu saja,
bukan untuk semua narkoba karena biasanya narkoba tertentu dipakai untuk dunia medis atau kesehatan. Dan juga putusan yang bersifat umum, misalnya narkoba buruk jika
disalahgunakan. Ini berlaku untuk semua narkoba. Pengetahuan khusus memberikan penjelasan secara lebih mendalam tentang apa penyebab sesuatu hal dan bagaimana.
Pengetahuan merupakan keseluruhan gagasan, ide, konsep, dan pemahaman, yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya,
pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan, dan pemahaman manusia menjalani segala sesuatu. Pengetahuan juga mencakup praktek atau kemampuan dalam memecahkan berbagai
persoalan hidup yang belum di bekukan sistematis dan metode Keraf A.S, 2001.
Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengalaman manusia diperoleh
22
melalui mata dan telinga. Penglihatan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang Notoadmodjo, 2003.
2.1.1. Tingkat Pengetahuan
Ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo dalam Candra Simarmata, 2013, yaitu:
a. Tahu know Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,
menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami comprehension
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari. c. Menerapkan application
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
23
d. Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja seperti: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis synthesis Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari
formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya :
a. Tingkat pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara
umum, seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya rendah dalam
Safriana, 2013.
24
b. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulangi kembali pengetahuan yang diperoleh memecahkan masalah yang dihadapimasa lalu Notoatmodjo, 2010.
c. Pekerjaan Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan seseorang setiap haridalam
menjalani kehidupannya. Seseorang yang bekerja diluar rumahcenderung memiliki akses yang baik terhadap informasi dibandingkansehari-hari berada dirumah
https:www.academia.edu4498522BAB_II, diakses pada tanggal 27 Maret 2015, pukul 18:30 WIB.
d. Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
e. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas informasi Notoatmodjo, 2003.
f. Informasi dan Sumber informasi Informasi yang di peroleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas Notoatmodjo, 2007.
25
g. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap terhadap sesuatu Notoatmodjo, 2007.
2.2. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses pengajaran atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat dalam
Mutiara Ginting, 2011. Lewat interaksi setiap individu mulai bersosialisasi dengan orang lain dan mulai belajar tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak.
Menurut Soerjono Soekanto 1982, sosialisasi adalah suatu proses penempatan anggota masyarakat yang baru
dalam mempelajari norma dan nilai yang berlaku pada masyarakat di tempat dia menjadi angota masyarakat tersebut. Sejumlah sosiolog beranggapan sosialisasi sebagai teori
mengenai peran role theory. Hal ini disebabkan dalam proses sosialisasi diajarkan peran- peran yang harus dijalankan oleh individu di masyarakat dalam Kamanto Sunarto, 2000:23.
Lewat proses sosioalisasi individu-individu masyarakat belajar mengetahui dan memahami tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak harus dilakukan dalam Narwoko
dan Suyanto, 2007:74. Sebagaimana diketahui bahwa proses sosialisasi merupakan suatu proses yang amat besar signifikasinya bagi kelangsungan keadaan tertib masyarakat. Artinya,
hanya lewat proses-proses sosialisasi itu sajalah norma-norma sosial yang menjadi determinan segala keadaan tertib sosial dapat diwariskan dan diteruskan.
Proses sosialisasi melibatkan agen sosialisasi atau pihak-pihak yang melakukan sosialisasi. Menurut fuller dan Jacobs dalam Kamanto Sunarto, 2000:26, ada 4 agen
sosialisasi awal di masyarakat yaitu keluarga, teman bermain, sekolah dan media massa.
26
Secara luas agen-agen sosialisasi tidak hanya sebatas 4 agen sosialisasi yang disebutkan oleh Fuller dan Jacobs saja. Karena sosialisasi bukan hanya mengenai konsep diri dan peran,
esensi sosialisasi adalah proses pembelajaran learning process terhadap hal baru bagi setiap individu atau kelompok. Melalui proses sosialisasi individu atau kelompok tidak hanya
dipengaruhi, tetapi juga dapat mempengaruhi sehingga setiap individu atau kelompok juga dapat berperan menjadi menjadi agen-agen sosialisasi, dilihat dari hal yang akan
disosialisasikan pada individu atau kelompok sosial. Dalam pelaksanaan proses sosialisasi tidak hanya dilakukan oleh sepihak melainkan
dua pihak secara aktif melaksanakan aktivitas sosialisasi. Ada sebagian aktivitas sosialisasi dipengaruhi dan dikerjakan oleh individu-individu tertentu, yaitu orang-orang yang
mempunyai wibawa dan kekuasaan atas orang-orang yang akan disosialisasikan, dan orang- orang yang mempunyai kedudukan sederajat atau merupakan bagian dari orang-orang yang
akan disosialisasikan Narwoko J Dwi dan Suyanto Bagong, 2007:77.
2.2.1. Keluarga dan BNN Sebagai Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Penyampaian pesan-pesan oleh agen-agen sosialisasi dapat berlainan dan
tidak selamanya sejalan satu sama lain. Misalnya dalam mensosialisasikan mengenai narkoba. Informasi yang disampaikan orang tua kepada anak di dalam keluarga hanya
berupa hal negatif saja dari narkoba, namun BNN menyampaikan manfaat atau hal positif dari penggunaan narkoba kepada masyarakat. Sadar atau tidak hal tersebut
membuat individu dalam masyarakat yang disosialisasikan atau sedang menjalani proses sosialisasi menjadi bingung atau bimbang.
27
Dalam hal ini, ingin membahas keluarga dan BNN sebagai agen sosialisasi. Antara kedua institusi sosial ini memang berbeda adanya. Ini dikarenakan secara
umum setiap kelompok masyarakat mempunya standar dan nilai yang berbeda. Bukan hanya itu frekuensi, durasi, prioritas, maupun intensitas dalam melaksanakan
sosialisasi tentunya juga berbeda yang dilakukan antara keluarga dan BNN Badan Narkotika Nasional.
a. Keluarga
Keluarga merupakan agen sosialisasi yang utama dalam masyarakat yang sifatnya langsung dan primer. Menurut Berger dan Luckmann dalam Sunarto,
2000:31, sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat. Dari sinilah anak pertama kali
mengenal seluruh anggota keluarganya yaitu ayah, ibu, saudara-saudaranya sampai mengenal dirinya sendiri, dan juga mengenal lingkungan sosial maupun budayanya.
Sosialisasi primer merupakan tempat menanamkan nilai-nilai budaya yang dianut keluarganya dalam hal aturan-aturan keluarga, agama, dan masyarakat. Dalam tahap
ini, individu tidak mempunyai hak untuk memilih agen sosialisasinya, individu tidak dapat menghindar untuk menerima dan menginternalisasi cara pandang keluarga.
Bagi keluarga inti agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal bersama-sama dalam suatu rumah.
Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas extended family, agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja
terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga
28
pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam lingkungan keluarga terutama orang tuanya sendiri.
b. BNN Badan Narkotika Nasional