11
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Masalah penyalahgunaan dan peredaran narkoba saat ini sudah menjadi persoalan global yang melanda semua wilayah maupun negara di dunia. Terkhususnya di Indonesia
sendiri, penyalahgunaan dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Narkoba tidak lagi memandang usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga
orang tua sekalipun tidak luput dari jeratan penyalahgunaan narkoba. Serta tidak hanya dinikmati kalangan tertentu saja, tetapi sudah digunakan berbagai profesi, seperti pengusaha,
birokrat, aparat hukum dan lainnya. Selain itu, persoalan peredaran narkoba juga tidak kalah mengkhawatirkan. Ini dilihat dari peredarannya bukan hanya di kota-kota besar tetapi sampai
meramba ke pelosok Indonesia. Indonesia menjadi salah satu negara yang sedang berkembang yang menjadi pasar
besar bagi peredaran narkoba. Menurut Direktur Diseminasi Informasi Deputi Bidang Pencegahan BNN, bahwa saat ini Indonesia tidak lagi menjadi negara transit tetapi sudah
menjadi negara pasar narkoba yang besar, apalagi dengan harga yang tinggi sehingga rawan dan surga bagi sindikat narkoba dalam Satu News, 2013.
Bukan hanya sebagai tempat transit atau tempat mengedarkan narkoba namun juga telah berkembang menjadi tempat penghasil narkoba. Kondisi ini mungkin tercipta sebagai
dampak dari era globalisasi yang ditandai dengan kemajuaan teknologi informasi, liberalisasi perdagangan dan kemajuaan industri pariwisata yang mendorong Indonesia dapat tumbuh
12
kembang menjadi negara penghasil narkoba. Peredaran gelap narkoba ini tidak hanya berasal dari dalam negeri saja, namun juga datang dari luar negeri baik itu melalui jalur darat, jalur
laut ataupun jalur udara. Peredaran gelap narkoba melalui jalur darat umumnya terjadi di sekitar wilayah perbatasan Indoensia dengan negara sekitar. Hal ini dapat terjadi karena
lemahnya sistem pengawasan dan keamanan di wilayah perbatasan http:www.ilunifk83.comt400p30-mengenal-narkoba diakses pada 25 Agustus 2014, pukul
21:05 WIB. Pola peredaran narkoba semakin melanglang buana menembus batas negara, di mana
saat ini narkoba sudah menjadi hal yang sangat menakutkan dan mengancam pertumbuhan generasi bangsa kita. Mengingat bahwa dewasa ini, arus perkembangan dan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi telah membawa masyarakat pada kemudahan-kemudahan
mendapatkan informasi. Semua hal dapat menyebar lebih cepat melalui alat komunikasi yang
semakin canggih. Tingginya harga narkoba merupakan salah satu faktor penyebab peredaran narkoba
seperti shabu-shabu. Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Anjan Pramuka Putra mengatakan bahwa harga pasaran shabu-shabu di Indonesia lebih mahal dibandingkan
dengan Iran yakni salah satu negara produsen shabu terbesar di Indonesia. Harga shabu-shabu di iran per kilogram Rp. 100.000.000, sedangkan di Indonesia Rp. 400.000.000 sampai Rp.
1000.000.000. Dan ini masih partai standar, bukan partai besar. http:nasional.inilah.comreaddetail429542harga-shabu-di-indonesia-ternyata-tergolong-
tinggi diakses pada tanggal 7 Maret 2015, pukul 18.00 WIB. Jika lingkungan sosial banyak terjadi penyimpangan maka ini dapat beresiko pada
rusaknya cita dan citra generasi bangsa yang diakibatkan norma-norma dan nilai-nilai dalam
13
masyarakat telah terabaikan. Dengan demikian, demi berlangsungnya tertib sosial, perlu menegakkan kembali aturan-aturan yang bersifat normatif di masyarakat. Maka norma-norma
sosial sangat perlu diketahui dan dipahami setiap anggota masyarakat lewat belajar dan mempelajarinya. Ini secara sosiologis biasa dikenal yaitu proses sosialisasi. Dalam proses
sosialisasi dilaksanakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat, yang disebut sebagai agen sosialisasi.
Sejalan dengan hal tersebut, yang menjadi perhatian kita adalah keluarga sebagai agen sosialisasi. Keluarga merupakan salah satu agen sosialisasi yang utama di masyarakat.
Selain itu, keluarga juga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap proses sosialisasi manusia dalam Narwoko dan Suyanto, 2007 : 92. Dari kasus
penyalahgunaan narkoba yang tidak sedikit pada kalangan anak-anak dan remaja, sehingga membuat orang tua dalam keluarga terus merasakan kecemasan jika anaknya ikut dan terlibat
ke dalamnya. Namun, dalam hal ini ditegaskan keluarga yang dimaksud bukan hanya sebatas orang tua atau saudara kandung saja, melainkan istri, suami, maupun anak juga.
Untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika P4GN yang sudah sangat merugikan dan membahayakan kehidupan
masyarakat maka pemerintah melakukan upaya-upaya penegakan hukum tentang penggunaan, impor, eskpor, menanam, pengedaran narkotika secara terkendali dan diawasi
dengan ketat. Ini dibuktikan dibuatnya peraturan hukum lewat Undang Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, untuk mengatur pemberantasan terhadap tindak pidana
narkotika dengan memberikan ancaman sanksi pidana, seperti penjara, penjara seumur hidup, dan hukuman mati dalam Siswanto, 2012 : 1-2.
14
Meskipun Undang-Undang Narkotika telah dibuat, penyalahgunaan dan peredaran gelapnya masih belum terbendung dan ditekan. Malahan setiap tahunnya kian tinggi dan
bertambah. Salah satu faktor penting agar efektifitas atas pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan psikotropika maka dibuat lah lagi
peraturan mengenai kelembagaaan yang sudah yaitu BNN. Lewat PERPRES peraturan presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika
Provinsi, dan Badan Narkotika KabupatenKota. BNN yang sekarang ini sudah diperkuat kewenangannya dalam penyelidikan dan penyidikan.
Dalam hal ini, secara sosiologis perlu diketahui BNN bukan hanya lembaga pemerintah yang bertugas menyelidiki dan menyidiki kasus narkotika, melainkan juga
sebagai agen sosialisasi dalam masyarakat yang amat berperan penting dan berpengaruh terhadap pengetahuan dan pemahaman tentang dampak-dampak yang ditimbulkan narkoba
kepada masyarakat. Sehubungan dengan ini sumatera utara merupakan provinsi yang cukup tinggi kasus-
kasus narkobanya dengan peringkat ketiga setelah Jakarta dan Jawa Timur. Berdasarkan data Pusat Penelitian Data dan Informasi BNN pada pertengahan tahun 2012, sumatera utara
tercatat menduduki peringkat ketiga dengan 2000 kasus. Di sumatera utara, jenis narkoba yang paling banyak digunakan dan diedarkan yaitu ganja dan shabu-shabu karena kedua jenis
ini sangat dinikmati dan mudah didapatkan oleh pelakunya.
Menurut AKBP MP Nainggolan dalam Berita Sore, 2014 pada tahun 2013 terakhir dari 3.094 kasus narkoba di SUMUT yang berhasil diungkap dengan barang bukti cukup
beragam http:beritasore.com201401163-094-kasus-narkoba-di-sumut diakses pada tanggal 23 April 2014 pukul 19:55 wib.
15
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Perumnas Simalingkar, ada sekelompok pemuda setempat sedang santai bernyanyi sambil menghisap
ganja atau stephen nama samaran baru dari ganja, yang mana menurut mereka hal tersebut sudah biasa dilakukan, baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan asalkan pandai
melihat situasi. Hal ini dapat beresiko pada masyarakat sekitar lainnya seperti anak-anak, remaja dan pemuda-pemudi serta orang dewasa dan lainnya untuk meniru atau mengikuti jika
memakai obat terlarang tidak lagi sembunyi-sembunyi alias terang-terangan. Desa Perumnas Simalingkar bisa dikatakan sebagai desa yang maju karena lokasinya
tidak jauh dari kota dan hanya dibatasi oleh jembatan pemisah dari Perumnas Simalingkar, kecamatan Medan Tuntungan. Desa ini terdapat banyak terminal atau pangkalan angkot, ada
beberapa sekolah dan tempat ibadah, dan lainnya. Kondisi lingkungan di Desa Perumnas Simalingkar bisa disebut rawan untuk tumbuhnya tindakan atau perilaku menyimpang. Hal
ini dikarenakan wilayah Desa Perumnas Simalingkar memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit yakni lebih dari 1600 KK dan penduduknya sudah bertransisi kearah hidup yang
modern. Ada beberapa hal yang menjadi daya tarik bagi penulis pada saat melihat kondisi
lingkungan sosial yang rawan pada desa ini, yaitu: 1. Penyalahgunaan dan peredaran narkoba berkembang dengan cepat di setiap area, terkhusus
di gang-gang. 2. Ada beberapa tempat yang buka hingga dini hari, seperti warnet, warung kopi, dan
billyard. Tempat ini biasanya banyak pemuda-pemudi nongkrong, bertaruh atau berjudi, sampai memakai narkoba
16
3. Ada beberapa terminal angkot menjadi tempat memakai dan mengedarkan narkoba. 4. Ada beberapa kelompok pemuda setempat melakukan aksi premanis diluar daerah dan
anggota dari gang motor yang cukup terkenal di Medan. 5. Terdapat basecamp khusus yang merupakan tempat biasa dari pemakai dan pengedar
narkoba dalam melakukan aksinya. Apabila hal ini terus dibiarkan akan mengakibatkan kehancuran masa depan generasi
bangsa yang diharapkan dapat membangun dan mengembangkan kehidupan yang layak untuk semua masyarakat atau warga negara. Oleh sebab itu, sangat dibutuhkan kepedulian,
keprihatinan, empati dari institusi atau lembaga yang berkaitan dengan ini, seperti BNN, keluarga, pendidikan, agama, hukum dan lainnya sangat dibutuhkan agar menciptakan proses
sosialisasi yang baik dan mapan bagi putra atau putri bangsa dan negara. Berhubungan dengan hal ini, dalam rangka meningkatkan pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba, dan demi tercapainya Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2015, diperlukan kerja keras yang ekstra serta kerja sama
antara lembaga negara dan masyarakat, melalui pemberian informasi-informasi penting atau sosialisasi mengenai bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Dalam hubungan
ini secara khusus pula perlu peranan aktif dari agen sosialisasi dalam masyarakat dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat yang nantinya pengetahuan tersebut berguna
dan bermanfaat dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan informasi dari media cetak, media elektronik, dan masyarakat, penulis
mengetahui bahwa penyalahgunaan dan peredaran narkoba sedang marak terjadi. Dengan melihat kondisi-kondisi tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
17
Pengetahuan Masyarakat Desa Perumnas Simalingkar Tentang Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba.
1.2. Perumusan Masalah