Pola pemakaian coba-coba eksperimental Pola pemakaian sosial Pola pemakaian situasional Pola habituasi kebiasaan Peredaran Berdasarkan Subjek Pelaku atau

31 Terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, peredaran narkoba yang semarak dapat merupakan ancaman terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan banyaknya generasi penerus bangsa yang mengkonsumsi narkoba maka akan tidak ada lagi calon-calon pemimpin bangsa yang bisa diandalkan karena secara fisik dan psikis pengguna narkoba mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Disamping hal tersebut diatas, seorang pengguna Narkoba juga rentan tertular penyakit berbahaya, mengalami over dosis yang dapat menyebabkan gangguan konsentrasi, proses pikir dan perilaku. Bahkan tidak jarang para pengguna narkoba berakhir dengan kematian yang mengenaskan.

2.3.1.1. Pola Penyalahgunaan Narkoba

a. Pola pemakaian coba-coba eksperimental

Pemakaian coba-coba ini dilakukan oleh seseorang yang sebelumnya belum pernah mengkonsumsi narkoba. Biasanya hal ini terjadi pada remaja, yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Tentunya, ketika pertama kali mencoba tidak langsung dengan dosis yang tinggi, alias dengan dosis kecil. Namun, jika hal ini dibiarkan, maka akan sangat berbahaya, karena bisa berefek pada ketergantungan.

b. Pola pemakaian sosial

Pola pemakaian narkoba untuk pergaulan saat berkumpul atau pada acara tertentu. Dengan kata lain, narkoba dipakai pada saat bersenang-senang bersama teman-teman sepergaulan. Biasanya hal ini 32 terjadi karena ingin diakuiditerima oleh kelompoknya. Mula-mula narkoba diperoleh secara gratis atau dibeli dengan harga murah. Namun, lama-lama jika si penderita sudah mulai ketergantungan, tentunya harga akan naik berlipat-lipat.

c. Pola pemakaian situasional

Pola pemakaian karena situasi tertentu, misalnya kesepian atau stress. Pemakaian narkoba ini dianggap sebagai cara untuk mengatasi masalah. Pada tahap ini pemakai berusaha memperolah narkoba secara aktif.

d. Pola habituasi kebiasaan

Pola ini untuk yang telah mencapai tahap pemakaian teratur sering, disebut juga penyalahgunaan narkoba. Terjadi perubahan pada tubuh dan gaya hidup. Teman lama berganti dengan teman pecandu. Ia menjadi sensitif, mudah tersinggung, pemarah, dan sulit tidur atau berkosentrasi. Sebab narkoba mulai menjadi bagian dari kehidupannya. Minat dan cita-citanya semula hilang. Kalau sekolah sering membolos dan prestasi sekolahnya menjadi merosot. Lebih suka menyendiri daripada berkumpul bersama keluarga.

e. Pola ketergantungan

Ini adalah tingkatan yang sangat berbahaya. Si pemakai akan selalu berupaya memperoleh narkoba dengan cara apapun tidak peduli 33 cara yang digunkannya itu baik atau buruk. Berbohong, menipu, mencuri, dan tindakan kriminal lainnya bisa saja ia lakukan, asal ia bisa mendapatkan obat terlarang itu. Pengguna sudah tidak dapat lagi mengontrol penggunaan narkoba. Narkoba telah menjadi pusat kehidupannya. Hubungan dengan keluarga, teman-temannya menjadi rusak berantakan.

2.3.2. Peredaran Narkoba

Peredaran narkoba saat ini telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan sehingga menjadi masalah nasional maupun internasional di mana di Indonesia saat ini bukan hanya merupakan daerah transit tetapi sudah menjadi daerah produksi narkoba. Situasi ini sangat memprihatinkan karena korban penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini cenderung meningkat dan tidak hanya terbatas pada kelompok masyarakat yang mampu saja, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Permasalah penyalahgunaan dan peredaran narkoba adalah berlakunya hukum pasar yang ironisnya barang yang diperjualbelikan adalah barang haram yang bersifat merusak hidup pembeli atau penggunanya. Hal ini terkait dengan permintaan demand di mana semakin besar demand maka akan meningkatkan pasokan narkoba baik berupa produksi maupun perdagangan gelap narkoba. Pada perkembangan kejahatan narkoba tidak hanya di tingkat internasional maupun regional melainkan juga merambah di tingkat nasional. Letak geografi Indonesia yang sangat strategis membuatnya mudah dilalui dalam praktek peredaran 34 gelap narkoba. akibatnya beberapa pelaku kejahatan ini mempunya gap sebagai sarana infiltrasi bisnis gelap narkoba. Di kalangan Asean wilayah Indonesia, Singapura, dan Malaysia merupakan daerah regional rawan terhadap peredaran gelap narkoba. karakteristik kejahatan narkoba bersifat terselubung, terorganisasi, memiliki jaringan tertutup, selalu memanfaatkan teknologi modern serta mobilitas tinggi. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang bersifat borderless tidak mengenal batas dan menggunakan sistem sel, di mana apabila seseorang tertangkap maka tidak merembet kepada orang yang berada dalam jaringan narkoba tersebut.

2.3.2.1. Pola Peredaran Narkoba Secara Umum

Dari beberapa sumber yang ada, pola-pola peredaran narkoba secara umum dapat diketahui berdasarkan subjek pelaku atau pengedarnya, berdasarkan jaringan, berdasarkan jalur lalu lintas, dan berdasarkan modus operandinya.

a. Peredaran Berdasarkan Subjek Pelaku atau

Pengedarnya 1. Produsen Seseorang atau beberapa orang atau perusahaan yang melakukan kegiatan proses produksi atau proses menyiapkan, mengolah, membuat dan menghasilkan Narkotika, Psikotropika, dan Obat-obat terlarang secara langsung atau tidak langsung melalui ekstraksi maupun non-ekstraksi dari 35 sumber alami atau sintesis kimia atau gabungannya termasuk mengemas atau mengubah bentuk narkoba. 2. Bandar Mereka yang memiliki, menyimpan, mengusai atau menyediakan narkoba dalam jumlah yang besar yang siap untuk diedarkan. Bandar biasanya menjadi pemimpin atau bos dari sindikat peredaran narkoba. 3. Kurir Pengertian kurir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah utusan yang menyampaikan sesuatu yang penting dengan cepat. Dalam tulisan ini kurir yang dimaksud yakni kurir narkoba yang mana ia merupakan orang perantara yang mengantar atau menjemput narkoba dengan cara menyelundupkannya. 4. Importir Orang yang melakukan kegiatan memasukkan Narkotika, Psikotropika dan Obat-obat terlarang ke dalam daerah pabean. 5. Eksportir Orang yang melakukan kegiatan mengeluarkan Narkotika, Psikotropika, dan Obat-obat terlarang dari daerah pabean. 36

b. Peredaran Berdasarkan Jaringan

Dokumen yang terkait

The Role of Gender in Taking Adecision for Family Planning in Using Contraception Method in Desa Perumnas Simalingkar Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 25 98

Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar Kecamatan Pancur Batu)

14 286 86

Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi Lokal DELI TV (DTV) Medan (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi Lokal Deli TV (DTV) Medan)

5 51 141

Evaluasi Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Studi Kasus: Perumnas Simalingkar

0 31 13

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan - Pengetahuan Masyarakat Desa Perumnas Simalingkar Tentang Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Perumnas Simalingkar, Kecamantan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 2 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengetahuan Masyarakat Desa Perumnas Simalingkar Tentang Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Perumnas Simalingkar, Kecamantan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 10

Pengetahuan Masyarakat Desa Perumnas Simalingkar Tentang Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Perumnas Simalingkar, Kecamantan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar Kecamatan Pancur Batu)

0 0 7

Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar Kecamatan Pancur Batu)

1 1 13