Bentuk dan Strategi Penelitian

lxix 4. Keberadaan cagar budaya yang masih tersisa menjadi daya dukung Surabaya memiliki identitas yang khas sebagai kota Pahlawan dengan simbolisme perjuangan yang pantang menyerah dan memiliki semangat patriotisme yang heroik. Melalui observasi di lapangan diharapkan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa Surabaya dapat lebih kreatif untuk memanfaatkannya sebagai sumber belajar dalam proses pemahaman pembelajaran sejarah tentang Surabaya sebagai kota Pahlawan. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka peneliti memusatkan wilayah penelitian di kedua wilayah yaitu wilayah Surabaya Utara dan Surabaya Pusat. Keberadaan cagar budaya yang ada di kedua wilayah tersebut mampu mewakili Surabaya disebut sebagai kota Pahlawan. Penelitian dilaksanakan pada semester genap karena proses pembelajaran sejarah yang sesuai dengan materi penelitian muncul pada semester ini. Adapun kriteria dasar pengertian akan cagar budaya khususnya di kota Surabaya muncul di semester genap dengan beberapa mata kuliah yang mendukung yaitu mata kuliah sejarah kebudayaan Indonesia, arkeologi dan Sejarah Nasional Indonesia 1945-1966.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang membahas tentang kajian fenomenologis dan diungkapkan secara deskriptif analisis kritis. Fenomena tentang keberadaan cagar budaya Surabaya sebagai kota pahlawan pada saat ini perlu direfleksikan kembali melalui proses rekonstruksi nilai. Keberadaan cagar budaya yang mencerminkan Surabaya sebagai kota lxx pahlawan menjadi salah satu bentuk kongkrit wujud perjuangan bangsa dapat dijadikan sumber belajar sehingga diharapkan dapat membuka cakrawala berfikir kritis mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa Surabaya. Penelitian ini bersifat naturalistic yang memfokuskan pada pengumpulan infomasi tentang keadaan atau realita yang sedang berlangsung dengan menggambarkan sifat dari keadaan saat penelitian dilakukan, serta memeriksa dari suatu gejala tertentu secara alamiah William dan lexy Moleong, 1995: 16-17. Alasan penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk mengetahui proses pemahaman mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa Surabaya terhadap keberadaan cagar budaya yang mendukung identitas Surabaya disebut kota pahlawan. Adapun metode penelitian yang digunakan bersifat studi kasus tunggal. Dikatakan sebagai studi kasus tunggal karena dalam penelitian menggunakan bentuk studi kasus terpancang embedded case study research karena fokus permasalahan sudah ditentukan dalam proposal sebelum peneliti melaksanakannya. Disebut kasus tunggal terpancang karena penelitian ini mempunyai karakteristik tunggal Sutopo, 2006: 137-140, yaitu pemahaman sejarah tentang sejarah identitas kota melalui studi observasi dengan memanfaatkan cagar budaya Surabaya sebagai sumber belajar dalam pembelajaran. Tujuannya untuk mengetahui pemahaman nilai sejarah tentang Surabaya sebagai kota pahlawan. Artinya, penelitian kualitatif ini lebih mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi cagar budaya sebagai sumber belajar dalam suatu konteks pemahaman mahasiswa terhadap identitas kota Surabaya. Di sini peneliti memfokuskan pada proses lxxi pemahaman pembelajaran sejarah yang memakai cagar budaya sebagai sumber belajar tentang mengapa dan bagaimana cagar budaya tersebut dapat mendukung Surabaya disebut sebagai kota Pahlawan. Peneliti menggunakan cara pendekatan pola pikir dan analisis keberkaitan antar variabel pokok yang saling terkait dalam proses pemanfaatan keberadaan cagar budaya sebagai sumber belajar dan pemahaman sejarah pada mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa Surabaya. Tujuan untuk mengetahui efektivitas pencapaian tujuan, hasil, atau dampak suatu kegiatan mengenai proses pelaksanaan yang telah direncanakan dan dilaksanakan terkait dengan cagar budaya Surabaya sebagai kota pahlawan Sutopo, 2006: 142.

C. Sumber Data