Kerangka Berpikir CAGAR BUDAYA SURABAYA KOTA PAHLAWAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR (Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri Surabaya)

lxvi Keberadaan cagar budaya sebagai sumber belajar dalam mendukung pemahaman sejarah menjadi lebih bermakna setelah mahasiswa mengetahui kondisi riil benda cagar budaya dan situs sehingga tumbuh kesadaran untuk melestarikan dan memahami bahwa benda cagar budaya dapat mendukung identitas suatu kota.

C. Kerangka Berpikir

Peristiwa 10 November 1945 menjadi pemicu awal semangat perjuangan di Surabaya, dan Surabaya dihargai sebagai kota Pahlawan karena peristiwa tersebut membawa pengaruh yang luas di dunia internasional. Peristiwa ini meninggalkan jejak-jejak sejarah berupa gedung dan tempat-tempat yang menjadi pusat perjuangan heroik “arek-arek Suroboyo” sehingga dilestarikan sebagai cagar budaya. Pelestarian cagar budaya ini oleh Pemerintah Kota Surabaya sudah diinventarisasi dan dilindungi dalam UU Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya dan Peraturan Daerah Kota Surabaya Perda Nomor 5 Tahun 2005. Keberadaan bangunan dan situs cagar budaya di kota Surabaya ini terpusat pada wilayah Surabaya Pusat dan Surabaya Utara. Kedua wilayah ini pada waktu itu merupakan wilayah pusat aktivitas masyarakat Surabaya dan wilayah pertahanan arek-arek Surabaya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang lebih dikenal sebagai “Peristiwa 10 November 1945”. Keberadaan cagar budaya ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa Surabaya dengan cara melakukan observasi ke lokasi cagar budaya. Melalui cara itu maka akan dapat dilihat kondisi riil cagar budaya lxvii dan penggalian nilai historis dari cagar budaya tersebut. Upaya ini dilakukan untuk melihat tingkat pemahaman mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa Surabaya terhadap identitas Surabaya sebagai kota Pahlawan dan pemanfaatannya sebagai sumber belajar. Pemahaman identitas kota pada mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa Surabaya maksudnya untuk memperoleh informasi tentang benda dan lokasi cagar budaya yang berkaitan langsung dengan peristiwa sejarah. Diharapkan mahasiswa dapat bersikap positif mengenai suatu obyek sejarah, khususnya yang berkaitan langsung dengan hal-hal yang berdampak negatif bagi obyek atau keberadaan cagar budaya itu sendiri. Pembelajaran ini diharapkan dapat membuka cakrawala berpikir mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa Surabaya untuk mengetahui akan pentingnya keberadaan cagar budaya sebagai sumber belajar sehingga melahirkan sikap positif melestarikan cagar budaya yang tersisa. Kesadaran ini perlu dibina dan disebar luaskan guna memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam mengembangkan identitas kota Surabaya sebagai kota Pahlawan. Kerangka pikir yang telah diuraikan di atas dapat digambar dalam bentuk diagram alir sebagai berikut : cagar budaya kota Surabaya Surabaya sebagai kota Pahlawan Pemanfaatan cagar budaya Sumber Belajar Pemahaman Mahasiswa lxviii BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian