BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Menurut sistematika secara taksonomi Tanaman cincau hitam Mesona palustris ini dibagi dalam :
Divisi : pterydophyta Kelas : dycotiledonae
Famili : labialae Genus : Mesona
Spesies : Mesona palustris Tanaman cincau hitam. Tanaman cincau hitam sebagai bahan baku cincau hitam banyak tumbuh secara
liar dihutan hutan, akan tetapi dengan semakin meningkatnya permintaan akan potongan kering tanaman cincau hitam atau biasa disebut sebagai simplisia kering,
maka petani banyak yang membudidayakannya. Tanaman cincau hitam yang telah dipanen selanjutnya dikeringkan dengan cara dihamparkan di atas permukaan
tanah, sehingga warnanya berubah dari hijau menjadi berwarna cokelat tua. Simplisia yang dipotong-potong kemudian dimasukkan kedalam karung dan
ditekan sehingga menjadi padat. Simplisia kering inipun siap dipasarkan Widyanigsih, 2007.
Tanaman cincau hitam dapat dibudidayakan dengan cara generatif maupun vegetatif. Cara generatif yaitu dengan menggunakan biji sedangkan dengan
vegetatif menggunakan stek batang, tunas akar, dan cara merunduk. Proses
pembibitan secara generatif tingkat keberhasilan kecambahnya hanya 1-2 saja dengan waktu 2 bulan. Hal ini menyebabkan pembibitan cara ini jarang dilakukan.
Tanaman cincau hitam dapat dibudidayakan dengan cara generatif maupun vegetatif. Cara generatif yaitu dengan menggunakan biji sedangkan dengan
vegetatif menggunakan stek batang, tunas akar, dan cara merunduk. Proses pembibitan secara generatif tingkat keberhasilan kecambahnya hanya 1-2 saja
dengan waktu 2 bulan. Hal ini menyebabkan pembibitan cara ini jarang dilakukan Sunanto, 1995.
Adapun kandungan serat di dalam cincau juga tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan terhadap cincau mengungkapkan
terdapat 6,23 gram per 100 gram kandungan serat kasar dalam gel cincau. Ini berarti bila cincau dikonsumsi bersama dengan buah dan sayur-mayur sehari-hari
bias memadai untuk memenuhi kebutuhan serat harian sebesar 30 gram sehingga bias membantu memerangi penyakit degeneratif seperti jantung koroner. Kalori
yang terkandung di dalamnya adalah 122 kalori dan protein sebesar 6 gram. Karena kandungan seratnya yang tinggi dan kalorinya yang rendah sehingga baik
dikonsumsi sehari-hari Pitojo, 1998.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Pendapatan