Percobaan Tanggap Fungsional Tanggap Fungsional
9 5. Pengaruh temperatur dan pengaruh iklim terhadap perkembangan KPP
dan parasitoid A. papayae. 6. Populasi tanaman inang pepaya pada lokasi terpilih.
Data yang ada digunakan untuk memodelkan komponen sistem dalam simulasi model dinamika populasi. Tahapan penyusunan model deskriptif
menurut Coulman et al. 1972 dalam Metcalf Luckmann 1982 adalah : 1. Menentukan sistem nyata yang akan dijelaskan dalam model dan faktor
lingkungan apa yang akan dipertimbangkan dalam model. 2. Memilih komponnen sub model dari sistem yang dimodelkan yang
mencerminkan fungsi dari masalah yang dimodelkan dan menangkap essensi permasalahan.
3. Setiap komponen diberi deskripsi matematika yang menggambarkan hubungan antar input dan output sebagai suatu kesatuan.
4. Langkah terakhir adalah menggabungkan antara komponen penyusun sistem dan faktor lingkungan.
Simulasi pemodelan sederhana dengan piranti lunak Stella 9.02 berdasarkan hasil percobaan laboratorium dan studi pustaka. Dinamika populasi dan interaksi
kutu putih pepaya dan parasitoid A. papayae dimodelkan secara sederhana dan divisualiasikan interaksi pengaruh tanpa musuh alami dan dengan musuh alami
parasitoid yang mempengaruhi dinamika populasi. Analisis sensitivitas model dengan regresi sederhana untuk melihat hubungan antara inang KPP dan
parasitoid A. papayae.
10
Gambar 4 Bagan Alir model konseptual Interaksi Inang Parasitoid
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebugaran Parasitoid Acerophagus papayae
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kualitas inang, umur inang dan kepadatan inang nimfa instar II KPP yang dibiakkan pada tanaman jarak
pagar mempengaruhi parameter kebugaran parasitoid A. papayae. Berdasarkan mumi yang berhasil memunculkan parasitoid baru
menunjukkan persentase lebih tinggi pada nimfa instar 2 92.16 dibandingkan pada instar 3 yaitu 85.96. Namun pada instar 2 terjadi superparasitisme sebesar
14.89, sehingga optimal pemunculan 77.26. Hasil penelitian Amarasekare 2007 menunjukkan persentase parasitisme A. papayae pada instar 2 sebesar
82.8±2.1 sedangkan pada instar 3 sebesar 71.2±26. Tabel 1 Lama hidup dan persentase pemunculan parasitoid
Instar Inang Lama
Hidup Pemunculan
parasitoid
Superparasitisme hari
Instar 2 n=15 13.57±2.69a
92.16 14.89
Instar 3 n=6 12.66±5.32a
85.96 -
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji t α=0.05,
Rerata superparasitisme pada nimfa instar II yaitu 3.13±1.25 berdasarkan jenis kelamin 1.86±1.25 adalah jantan artinya dari satu inang dapat memunculkan
2 sampai 4 keturunan parasitoid jantan sekaligus, sedangkan rerata pemunculan keturunan betina 1.43±1.27 Gambar 5.