Pemenuhan Hak-Hak Asasi di Bidang Ekonomi dengan Mengingkari Hak-Hak Sipil dan Hak-Hak Berpolitik ?
Pemenuhan Hak-Hak Asasi di Bidang Ekonomi dengan Mengingkari Hak-Hak Sipil dan Hak-Hak Berpolitik ?
Kecuali lewat argumentasi sifat partikular Pelaksanaan merealisasi hak-hak ekonomi atau partikularistiknya apa yang disebut
(berikut hak-hak sosial dan hak-hak hak-hak asasi ini, para eksponen di
budaya) yang asasi ini sebenarnya memang kalangan pemerintahan yang menghendaki
parties untuk agar hak-hak sipil dan hak-hak politik
mewajibkan
state
langkah-langkah guna ditinggalkan
mengupayakan
terlaksananya pembebasan pembangunan nasional itu juga berdalih
bahaya kelaparan. bahwa
sesiapapun
dari
Konvenan-konvenan PBB pun mewajibkan pembangunan
misi dan
upaya-upaya
pemerintah di negeri manapun untuk dikendalikan secara sentral oleh pemerintah
mengupayakan dapat ter-angkatnya taraf ini sebenarnya adalah juga suatu misi
hidup manusia ke tingkatnya yang layak, pelaksanaan hak-hak asasi manusia. Ialah,
yang terwujud dalam bentuk tercukupinya kalaupun bukan hak-hak sipil dan hak-hak
sandang, pangan dan papan manusia- politik, sudah barang pasti itu adalah hak-
manusia penduduk negeri. Sementara itu, hak ekonomi yang juga bernilai asasi.
the state parties ini juga masih mendukung Bukankah, berbeda dengan pelaksanaan
beban kewajiban yang asasi untuk -- hak-hak sipil dan hak-hak politik yang
kekuasaan dan mewajibkan
berbekalkan
-- menyiapkan berperilaku hands-off, dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pendidikan dasar yang upaya implementasi hak-hak ekonomi itu
akan dapat diikuti anak-anak manusia di negara harus secara riil banyak turun
secara cuma-cuma; tangan untuk berbuat segala sesuatu
seluruh
negeri
menggalakkan terselenggaranya pendidikan berdasarkan
menengah dan pendidikan tinggi yang kewenangannya ?
kekuasaan
dan
terbuka bagi sesiapapun tanpa hambatan apapun yang bersifat diskriminatif.
untuk mengalihkan hak-hak yang asasi itu Masih banyak lagi tugas-tugas yang harus
ke tangan negara, untuk terubah menjadi dikerjakan oleh pemerintah dan state parties
sumber kekuasaan-kekuasaan baru dan lainnya untuk tidak ber-hands-off melainkan
kewenangan-kewenangan baru. Maka, bertindak secara nyata guna melaksanakan
sesungguhnya hak-hak ekonomi yang asasi hak-hak asasi manusia di bidang ekonomi,
itu -- juga yang telah disebutkan di salah sosial dan budaya itu. Persoalannya
satu alinea di halaman terdahulu -- tidaklah sekarang adalah : Apakah seluruh
bermakna sebagai hak kewajiban yang harus dilaksanakan negara
sekali-kali
pemerintah, melainkan hak (yang asasi) c.q. para pengemban kekuasaannya itu
manusia-manusia warga negara; ialah hak boleh membenarkan ditinggalkannya —
untuk terbebaskan dari derita lapar, hak atau bahkan diingkarinya -- hak-hak
untuk memperoleh pendidikan, hak untuk manusia yang lain, ialah yang hak-hak sipil
memperoleh sandang dan pangan, hak dan yang hak- hak politik ? Adakah proses-
untuk memperoleh taraf hidup yang layak, proses
pembangunan
guna
dan seterusnya.
mengimplementasi hak-hak ekonomi warga negara dan penduduk negeri -- yang pada
Tak pelak lagi, hak-hak asasi itu tentulah hakekatnya adalah juga proses-proses
konsekuensi kewajiban- politik (karena direncanakan berdasarkan
membawa
kewajiban yang asasi pula, yang harus tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan yang
dipenuhi oleh para penyandangnya. Hak sesungguhnya diputuskan lewat proses-
yang asasi untuk memperoleh taraf hidup proses politik juga) -- merupakan monopoli
yang layak tentu saja berasosiasi dengan para politisi dan para pejabat pemerintah
kewajiban untuk bekerja dan membangun yang elit dan telah mapan, ataukah semua
yang positif dan itu juga harus tetap terlaksana dengan
kehidupan
pribadi
sekali lagi perlu menyertakan seluruh warga negara yang
produktif.
Tetapi,
ditegaskan di sini, bahwa hak asasi itu harus tetap terakui hak-hak asasinya ?
hanya bisa berimbangan dengan kewajiban Dengan perkataan lain, adakah upaya
yang asasi, dan tidak sekali-kali akan pelaksanaan implementasi hak-hak ekonomi
teralihkannya menjadi yang asasi itu boleh memberikan dasar
membenarkan
kewenangan dan kekuasaan asasi di tangan pembenar kepada para pembesar negara
para penguasa negara. Adalah tetap untuk mengingkari hak-hak sipil dan hak-
menjadi kewajiban negara -- berdasarkan hak politik manusia-manusia warga negara,
kekuasaan dan kewenangannya -- untuk dan yang dengan begitu secara implisit
manusia-manusia (baik telah memisahkan secara konseptual hak-
memungkinkan
negara maupun yang hak sipil dan hak-hak politik yang asasi dari
yang
warga
melaksanakan kewajiban- hak-hak asasi yang lain, dalam hal ini hak-
penduduk)
kewajibannya yang asasi guna merealisasi hak ekonomi ?
apa yang telah dihakkan kepada mereka secara asasi.
Sesungguhnya hak-hak asasi itu -- menurut konsepnya yang asali -- adalah hak-hak
Dalam kerangka membangun situasi yang bawaan yang kodrati yang terlahir dan
kondusif untuk pelaksanaan kewajiban- karena itu juga terlekat secara kodrati pada
asasi itulah maka makhluk-makhluk yang terlahir secara
kewajiban
yang
konvenan-konvenan PBB memaklumkan kodrati sebagai manusia. Hak-hak asasi
pengakuannya akan hak-hak asasi manusia bukanlah hak-hak negara beserta para
untuk mengerjakan secara bebas setiap pejabatnya. Hak-hak ekonomi yang asasi
pekerjaan yang dipilihnya, hak-hak untuk sekalipun sebenarnya tidak dimaksudkan
memperoleh persyaratan kerja yang layak memperoleh persyaratan kerja yang layak
harus diberi kebebasan. layak dan tidak diskriminatif, hak-hak untuk berserikat dan mogok sebagai bagian
perspektif konseptual dari
Ditilik
dari
sebagaimana terpapar di atas ini, tegaslah perlakuan-perlakuan yang tak wajar dalam
realisasi usahanya
menghadapi
bahwa hak-hak ekonomi yang asasi itu pada pekerjaannya, dan sebagainya. Sehubungan
hakikatnya adalah hak-hak yang menjamin dengan semua tuntutan dapat dilaksanakan
kebebasan juga. Tak beda dengan hak-hak dan terlaksananya hak-hak dan kewajiban-
sipil dan hak-hak politik, hak-hak ekonomi kewajiban
(dan tentu saja juga hak-hak sosial dan hak- terkedepankanlah kewajiban negara dan
yang asasi
itulah
maka
hak budaya) itu adalah juga hak-hak yang para pejabatnya untuk membangun situasi
dimaksudkan untuk menjamin kebebasan yang
manusia. Ialah kebebasan untuk memilih Dipantangkanlah
garis kehidupannya mengambil langkah-langkah kebijakan yang
sendiri. Hanya dengan kebebasannya itu justru mengingkari hak-hak manusia untuk
sajalah manusia di dunia ini akan dapat secara bebas mengekspresikan dirinya di
keberdayaannya, dan dalam dunia kerjanya, yang pada akhirnya
mengembangkan
juga dapat hanya akan meniadakan keberdayaannya.
pada
gilirannya
mengembangkan pribadi dan hidupnya, Tiadanya keberdayaan, pada gilirannya
baik sebagai individu maupun sebagai justru
makhluk sosial warga bangsa dan bagian ketergantungan
hanya akan
meningkatkan
dari umat. Semua itu demi kemajuan sumber-sumber kekuasaan yang ada, dan
bukan demi dengan
peradaban
dan
tersempurnakannya sistem perhambaan mengurangi
yang penuh kezaliman dan ketidakadilan.