i. Muntah-Diinduksi hipokloremia, Hypokalemic Alkalosis Metabolik j. Diuretik-Diinduksi Alkalemia
Terapi diuretik juga dapat menghasilkan alkalemia metabolik. Diuretik loop yang mengubah fungsi sel tubulus di lengkung Henle
meningkatkan ekskresi natrium klorida dan dapat mengurangi volume plasma pada pasien dengan gagal jantung atau sirosis hati, bahkan di
hadapan peningkatan ECW disebabkan oleh edema atau asites Townsend, 2007.
k. Alkalosis Respiratorik
Sebuah peningkatan yang signifikan mendadak ventilasi alveolar mengurangi PaCO2 dalam sampel darah arteri dan menghasilkan
peningkatan akut pada pH.alkalemia pernapasan, juga disebut hipokapnia akut, dapat menyebabkan vasokonstriksi arteri. Alkalosis pernapasan akut
digunakan sebagai intervensi darurat untuk mengurangi timbulnya tiba- tiba peningkatan tekanan intrakranial.Pada alkalemia, pembuluh darah
otak menyempit, aliran darah dan volume darah otak turun Townsend, 2007.
l. Asidemia Respiratorik
Sebuah penurunan mendadak dalam ventilasi alveolar menyebabkan peningkatan akut pada PaCO2.Hiperkapnia akut
menyebabkan penurunan pH ECF dan asidemia pernapasan.Karena karbon dioksida mudah melintasi membran sel, pasien dengan hiperkapnia akut
memiliki penurunan terkait dalam pH ICF.Dua mekanisme fisiologis memberikan umpan balik stimulasi refleks ke pusat-pusat ventilasi yang
terletak di batang otak yang mengontrol mekanisme refleks untuk meningkatkan ventilasi menit Townsend, 2007.
Tatalaksana Asam Basa
Penilaian status asam basa didasarkan pada pemeriksaan analisa gas darah, dan defisit basa yang terjadi berguna untuk menjadi panduan resusitasi Mani
Abbas, 2010. Kontraktilitas miokardium akan terganggu pada saat asidosis
Universitas Sumatera Utara
karena pelepasan katekolamin endogen dan eksogen. Pada keadaan asidosis, kurva disosiasi oksihemoglobin bergeser ke kanan yang berarti perfusi oksigen ke
jaringan berlangsung baik. Asidosis laktat ditatalaksana dengan terapi penggantian cairan. Koreksi asidosis metabolik didasarkan pada restorasi oksigen
delivery yang optimal melalui transfusi, meningkatkan curah jantung, dan optimisasi
saturasi oksigen di dalam darah Bashir, 2002.
2.4. Eksplorasi Laparotomi
Laparotomi eksplorasi adalah laparotomi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang tidak tersedia melalui metode diagnostik klinis. Hal
ini biasanya dilakukan pada pasien dengan nyeri akut abdomen, pada pasien yang telah mengalami trauma abdomen, dan kadang-kadang pada pasien dengan
keganasan Kate, 2013. Indikasi dilakukannya laparotomy adalah : 1.
Nyeri akut abdomen dan temuan klinis yang menunjukkan patologi intra- abdominal yang membutuhkan operasi darurat.
2. Trauma abdomen dengan hemoperitoneum dan hemodinamik yang tidak
stabil 3.
Nyeri abdomen kronik 4.
Perdarahan gastrointestinal yang nyata
Kontraindikasi dilakukannya laparotomy adalah: Ketidak sempurnaan untuk anestesi umum. Peritonitis dengan sepsis berat, dan
kondisi komorbiditas lainnya dapat membuat pasien tidak layak untuk anestesi umum Kate, 2013.
2.5. Damage Control Surgery