generasi trombin dan mempercepat degradasi fibrinogen. Hal ini menyebabkan koagulopati sehingga akan meningkatkan angka mortalitas Martini WZ, 2009.
Akan tetapi belum ada laporan yang meneliti tingkat keparahan asidosis mempengaruhi mortalitas di RSUP H. Adam Malik Medan. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian mengenaitingkat keparahan asidosis mempengaruhi mortalitas pada pasien trauma abdomen yang dilakukan tindakan eksplorasi
laparotomi di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah Apakah tingkat keparahan asidosis pre-operatif mempengaruhi mortalitas pada
pasien trauma abdomen yang dilakukan tindakan eksplorasi laparotomi di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3. Hipotesa
Tingkat keparahan asidosis pre-opretive mempengaruhi mortalitas pada pasien trauma abdomen yang dilakukan tindakan eksplorasi laparotomy.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui apakah tingkat keparahan asidosis pre-operatif yng mempengaruhi mortalitas pada pasien trauma abdomen yang dilakukan
eksplorasi laparotomi pada bagian bedah digestif RSUP H.Adam Malik Medan.
1.4.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui angka kejadian trauma abdomen di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Untuk mengetahui tingkat keparahan asidosis pre-operatif terhadap
penderita trauma abdomen yang terjadi di RSUP H. Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengetahui tingkat mortalitas pada trauma adomen yang terjadi di RSUP
H. Adam Malik Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1.
Para klinisi, untuk memberikan data sehingga para klinisi dapat melakukan intervensi pasien yang lebih optimal.
2. Bagi peneliti, untuk memberikan data bagi para peneliti selanjutnya untuk
pengembangan penelitian. 3.
Bagian bedah digestif RSUP H. Adam Malik Medan, untuk mengetahui profil pasien yang mengalami trauma abdomen yang dilakukan ekplorasi
laparotomi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Abdomen
Abdomen dapat dibagi menjadi empat kompartemen anatomis, yaitu Williams, 2013:
• Regio thoraks. Regio ini berada antara inframammary creases dan batas iga. Di dalamnya terdapat organ berupa diafragma, hati, limfa, dan lambung. Saat
menghembuskan nafas, diafragma dapat naik sampai setinggi torakal tiga. • Regio peritoneum true abdomen. Pada regio ini dapat dijumpai lambung,
usus halus, dan usus besar, omentum, rahim, dan terkadang puncak dari vesika urinaria. Pada akhir inhalasi, ketika hati dan limfa turun, kedua organ
ini menjadi bagian dari regio peritoneum. • Regio retroperitoneum. Regio ini mencakup pembuluh-pembuluh darah besar,
ginjal, kolon transversum, kolon desenden, uterus, pankreas, dan duodenum. • Regio pelvis. Abdomen bagian pelvis dibentuk oleh sambungan tulang-tulang
pelvis.
2.2. Trauma Abdomen
Trauma abdomen didefinisikan sebagai trauma yang melibatkan daerah antara diafragma atas dan panggul bawah Guilon, 2011.
2.2.1. Epidemiologi
Insiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke tahun. Mortalitas biasanya lebih tinggi pada trauma tumpul abdomen dari pada trauma
tusuk. Jejas pada abdomen dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada trauma tumpul dengan velositas rendah misalnya akibat tinju
biasanya menimbulkan kerusakan satu organ. Sedangkan trauma tumpul velositas tinggi sering menimbulkan
kerusakan organ multipel. Pada
intraperitoneal, trauma tumpul abdomen paling sering menciderai organlimpa 40- 55, hati 35-45, dan usus halus 5-10 Cho
et al, 2012. Sedangkan pada
Universitas Sumatera Utara