Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Manajemen Sekolah dengan sistem Pesantren
4.6. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Manajemen Sekolah dengan sistem Pesantren
Pendidikan formal yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan yang menaungi SMP NU 06 dan pesantrennya dalam pelaksanaannya banyak didukung oleh beberapa faktor yang tentunya akan memperlancar
manajemen pendidikan itu sendiri. Berikut keterangan pengurus SMP NU 06 dan pesantren al Ulya mengenai dukungannya terhadap pelaksanaan manajemen sekolah dengan sistem pesantren:
pelaksanaan
”Pengurus SMP NU Kedungsuren sebenarnya di
samping menyelenggarakan pendidikan formal juga menyelenggarakan pendidikan non formal, yaitu pesantren Al; Ulya. Para santri yang belajar di SMP NU 06 Kedungsuren diharuskan mengikuti program pesantren Al Ulya sebagai sistem pembelajaran terpadu yang memprogram kan pola pendidikan samping menyelenggarakan pendidikan formal juga menyelenggarakan pendidikan non formal, yaitu pesantren Al; Ulya. Para santri yang belajar di SMP NU 06 Kedungsuren diharuskan mengikuti program pesantren Al Ulya sebagai sistem pembelajaran terpadu yang memprogram kan pola pendidikan
Qur’an atau Surat-surat pendek dalam Al Qur’an dan memiliki akhlaq yang terpuji, baik itu SMP dan SMK. Jadi, siswa/santri di pesantren secara otomatis adalah siswa di sekolah yang ada di SMP NU 06 dan pesantren al Ulya Kedungsuren .”
Selain itu dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah, sebagian besar guru dan karyawannya adalah para alumni. Sebagaimana keterangan dari salah seorang guru berikut:
“Kami selaku alumni yang diberikan kepercayaan untuk mengabdikan diri SMP NU 06 dan pesantren al Ulya
kami diberikan kesempatan
mengamalkan dan mengembangkan ilmu yang kami peroleh. Untuk itu, kami harus dapat menjalankan tugas dan amanah ini dengan sebaik- baiknya.”
untuk
Dukungan-dukungan tersebut, penulis kategorikan sebagai dukungan yang berasal dari dalam (internal), sedangkan dukungan-dukungan yang berasal dari luar (eksternal) adalah adanya perhatian
yang telah mempercayakan anak-anaknya untuk sekolah di lembaga-lembaga
dari
masyarakat
formal yang diselengarakan pengurus SMP NU 06 dan pesantren al Ulya, walaupun di sekitar lembaga ini sudah cukup banyak lembaga-lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta. Berikut keterangan
pendidikan pendidikan
“Anak-anak saya semuanya disekolahkan di SMP NU
06 dan pesantren al Ulya, mulai dari SMP dan SMK. Mengapa? karena saya percaya bahwa lembaga- lembaga pendidikan yang ada disini kualitasnya tidak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah negeri. selain itu saya merasa puas karena disamping ilmu umum dapat lulusan SMP NU 06 kedungsuren sudah pasti bisa tulisan arab (Al- Qur’an)dan dengan adanya sistem pesantren anak saya disana dapat terkontrol setiap hari Jadi, semua anak saya disekolahkan di sini.”
Selain adanya perhatian dari masyarakat sekitar, perhatian pemerintah juga memiliki andil yang cukup besar terhadap keberlangsungan lembaga-lembaga pendidikan formal dengan sistem/program pesantrennya yang ada di SMP NU
06 Kedungsuren. Adapun faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis pesantren di SMP
NU 06 Kedungsuren sebagaimana keterangan dari salah seorang guru sebagai berikut:
“Kurangnya fasilitas
memadai dalam pelaksanaan PBM cukup membuat kami kesulitan.
yang
Untuk praktek IPA misalnya, ruang yang tersedia untuk ukuran praktek cukup sempit .” Demikian pula dengan peralatan praktek yang tersedia di laboratorium yang belum lengkap, hal ini dapat menghambat dalam kegiatan praktek MIPA di SMP.”
Sedangkan faktor-faktor penghambat lainnya adalah kualifikasi tenaga pendidikan yang belum memenuhi standar, berikut keterangan bapak kepala SMP berikut:
“Tenaga pendidikan (guru) memang masih banyak yang berstatus mahasiswa terutama guru yang
berasal dari para alumni dan itu sudah menjadi kebijakan
komite yang mengutamakan
yang ingin
mengabdikan dirinya. Namun demikian, mereka juga tetap dituntut untuk menjalankan tugasnya secara profesional.”
para karyawan (pendidik dan tenaga kependidikan), lembaga- lembaga pendidikan formal masih bergantung pada yayasan. Berikut keterangan dari kepala SMP NU 06 Kedungsuren:
Untuk
kesejahteraan
“SMP belum bisa menentukan standar honor, karena hal ini sudah menjadi kebijakan bersama
yang memberlakukan subsidi silang diantara lembaga- lembaga pendidikan formalnya.”
Pada prinsipnya manajemen sekolah itu sama dengan manajemen yang diterapkan di perusahaan. Perbedaannya terdapat pada produk akhir yang dihasilkan. Yang dihasilkan oleh manajemen sekolah adalah manusia yang berubah. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang
tidak berpengalaman menjadi berpengalaman, dari yang tak bisa menjadi bisa. Sedangkan sasaran manajemen perusahaan itu pada kualitas produksi benda-benda mati. Jadi, tidak berpengalaman menjadi berpengalaman, dari yang tak bisa menjadi bisa. Sedangkan sasaran manajemen perusahaan itu pada kualitas produksi benda-benda mati. Jadi,