Peta Rantai Usaha Agroindustri Tunggak Kayu Di Kabupaten Bojonegoro

D. Peta Rantai Usaha Agroindustri Tunggak Kayu Di Kabupaten Bojonegoro

Peta rantai usaha agroindustri tunggak kayu diperoleh dari data primer hasil wawancara dengan responden. Data yang didapatkan adalah hubungan antara pemasok, pengolah dan pemasar dari agroindutri tunggak kayu yang tersaji dalam gambar berikut ini.

Perum perhutani

Pengrajin tunggak kayu

Agen lokal dan agen ekspor

konsumen

commit to user

Keterangan: : Alur pembayaran : Alur tunggak kayu

Gambar 3. Value Chain Map Agroindustri Tunggak Kayu. Rantai nilai pada agroindustri tunggak kayu di Kabupaten Bojonegoro

dimulai dari Perum perhutani yang merupakan pemasok bahan baku dari agroindustri tunggak kayu. Pengrajin tunggak kayu berperan sebagai pengolah tunggak kayu menjadi kerajinan dan pemasar dari hasil agroindustri tunggak kayu. Selain dipasarkan sendiri oleh pemilik agroindustri tunggak kayu, hasil dari agroindustri tunggak kayu juga diambil oleh agen lokal maupun agen

ekspor yang akhirnya sampai ke konsumen. Data lengkap dari value chain map disajikan pada tabel berikut :

commit to user

Tabel 16. Peta Rantai Nilai Agroindustri Tunggak Kayu di Kabupaten

Perum Perhutani

pengrajin

pengrajin

Agen Lokal, agen ekspor

Bentuk Produk

akar

sofa, bola tunggak, meja, tempat buah, nampan

sofa, bola tunggak, meja, tempat buah, nampan

sofa, bola tunggak, meja, tempat buah, nampan

Kemudahan menjual produk

sangat mudah

sangat mudah

sangat mudah

sangat mudah Daya tawar harga dan

kualitas terhadap pembeli (lbh kuat, seimbang, lbh lemah)

Harga produk (Rp.)

250.000- 500.000/ tunggak

350.000- 15.000.000/ kerajinan

350.000- 15.000.000/ kerajinan

750.000- 45.000.000/ kerajinan

Keuntungan

100%

100-200% 100-200% 100-200% Sistem Pembayaran

(tunai, tempo, ijon)

tunai Metode pembayaran

(konvensional, bank)

konvension al

konvensio nal

konvensio nal

konvensional Keinginan/Standar

yang disukai pembeli

unik Lembaga Pendukung

Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012 Peta rantai usaha dari agroindustri Tunggak Kayu dimulai dari

pemasok yang menyediakan bahan baku berupa akar jati yaitu Perum Perhutani. Dimana Perum Perhutani yang menjadi pemasoknya antara lain KPH Padangan, KPH Jatirogo, KPH Cepu dan KPH Nganjuk. Daya tawar harga dan kualitas antara Perum Perhutani terhadap pembeli adalah lemah. Daya tawar yang lemah karena bahan baku dari agroindustri tunggak kayu ini merupakan limbah sehingga harga yang diberikan oleh pemasok rendah. Harga bahan baku produk yang berupa akar jati berkisar antara Rp 250.000

commit to user

hingga Rp 500.000/tunggak. Keuntungan yang diperoleh pemasok dari hasil penjualan tunggak kayu yaitu 100%. Sistem pembayaran yang digunakan adalah tunai dengan metode pembayaran secara konvensional. Keinginan/ standar yang disukai pembeli adalah kayu yang tua karena dengan kayu yang tua akarnya lebih besar dan bentuknya unik. Pengolah tunggak kayu ini yaitu pengrajin dengan produk yang dihasilkan berupa sofa, bola tunggak, meja, kursi, tempat buah, nampan, dan lain-lain. Kemudahan menjual produk yaitu sangat mudah karena sudah mempunyai pasar yang luas dan sudah memiliki pelanggan. Daya tawar harga dan kualitas antara pengrajin terhadap pembeli adalah kuat karena produk yang dihasilkan berbentu unik dan memiliki nilai seni sehingga harga jualnya lebih tinggi. Harga produk berkisar antara Rp.350.000 sampai dengan Rp15.000.000 per kerajinan tunggak. Keuntungan yang diperoleh pengrajin dari hasil penjualan tunggak yaitu sekitar 100-200%. Sistem pembayaran yang digunakan adalah tunai dengan metode pembayaran secara konvensional. Keinginan/ standar yang disukai pembeli adalah bentuk yang unik. Produk agroindustri tunggak kayu dipasarkan sendiri oleh pengrajin dan dipasarkan oleh agen lokal maupun ekspor. Produk yang jual berupa sofa, bola tunggak, meja, kursi, tempat buah, nampan, dan lain-lain. Kemudahan menjual produk yaitu mudah karena sudah memiliki pelanggan. Daya tawar harga dan kualitas antara pemasar terhadap pengrajin adalah kuat. Harga produk yang dipasarkan pengrajin berkisar antara Rp 350.000 - Rp 15.000.000 per kerajinan tunggak dan yang dipasarkan agen berkisar antara Rp 750.00 – Rp 45.000.000. Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan tunggak yaitu 100-200%. Sistem pembayaran yang digunakan adalah tunai dengan metode pembayaran secara konvensional. Keinginan/ standar yang disukai pembeli adalah bentuk yang unik. KUB atau Kelompok Usaha

Bersama merupakan lembaga pendukung usaha yang ada.

commit to user