Miskonsepsi Tentang Bentuk/Topologi Rangkaian (Soal no. 28, 29, dan 30)

e. Miskonsepsi Tentang Bentuk/Topologi Rangkaian (Soal no. 28, 29, dan 30)

Profil miskonsepsi tentang bentuk/topologi rangkaian dapat dinyatakan dalam uraian berikut ini sesuai dengan nomor soal :

28) Lihat Gambar 12 di bawah ini, rangkaian tersusun atas satu batere (ideal) dan

3 lampu yang identik dengan arus total dalam rangkaian adalah 1,2 Ampere

commit to user

Gambar 12

Berdasarkan gambar di atas maka besar arus pada I 1 ,I 2 , dan I 3 adalah......

a. Arus terbagi menjadi dua bagian sama besar di titik percabangan A

b. Beda potensial lampu L 1 paling besar

c. Beda potensial lampu L 1 ,L 2 dan L 3 sama besar

d. Beda potensial lampu L 1 paling kecil

Sebanyak 69,13% siswa, mengalami miskonsepsi dengan menjawab opsi 1A. Siswa cenderung menganggap rangkaian paralel lebih ke bentuknya yang simetri daripada konsep dari rangkaian paralel itu sendiri. Sehingga banyak dari siswa yang menjawab opsi 1A, dimana siswa membagi arus dua sama besar di titik A kemudian membagi arus lagi di titik B. Hal ini menegaskan bahwa siswa cenderung menganalisa rangkaian paralel dari bentuknya yang simetri.

29) Pada Gambar 13 di bawah ini, jika lampu yang digunakan identik dan batere ideal (beda potensial batere dianggap tetap bagaimanapun besar arus), maka pernyataan yang benar mengenai arus lampu ?

Gambar 13

commit to user

lampu A

2. Nilai arus lampu A, B, C, D dan E sama besar

3. Nilai arus lampu A, D dan E adalah sama besar Alasan

a. Arus total terbagi dalam 3 titik ( titik 1, 2 & 3) dengan nilai yang sama

b. Beda potensial lampu A, D dan E sama besar

c. Beda potensial tiap lampu sama besar

d. Lampu yang paling dekat dengan batere mempunyai beda potensial paling besar

Sebanyak 54,19% siswa, mengalami miskonsepsi dengan menjawab opsi 1A dan 2C. Siswa (55,55%) cenderung menganggap rangkaian gambar 13 terdiri dari 3 rangkaian paralel sehingga siswa membagi arus total menjadi 3 bagian sama besar, padahal gambar 13 sebenarnya terdiri dari 4 rangkaian paralel. Hal ini menegaskan bahwa siswa cenderung pada bentuk rangkaian paralel yang simetri. Sedangkan siswa lain mengalami miskonsepsi (8,64%), dengan beranggapan bahwa nilai arus lampu A,B,C, D dan E sama besar, karena beda potensial yang sama, siswa tidak menyadari bahwa arus lampu B dan C adalah arus yang paling kecil.

30) Pada Gambar 14 di bawah ini, jika lampu yang digunakan identik dan batere ideal (beda potensial batere dianggap tetap bagaimanapun besar arus), pernyataan berikut yang benar mengenai rangkaian Gambar 14 di bawah ini....

Gambar 14

1. Lampu A menyala sedangkan Lampu B mati

2. Lampu A dan B menyala sama terang

3. Lampu A menyala terang sedangkan Lampu B redup

commit to user

a. Pada lampu B terjadi hubung singkat

b. Lampu A dan B dipasang paralel sehingga beda potensial tiap lampu sama

c. Arus yang dekat kutub positif batere adalah arus yang paling besar

d. Nilai arus lampu A sama dengan lampu B Sebanyak 52,67% siswa, mengalami miskonsepsi dengan menjawab opsi 2B, 2D dan 3C. Siswa (16,04%) menganggap rangkaian Gambar 14 adalah rangkaian paralel, sehingga memilih opsi 2B, yaitu lampu A dan B menyala sama terang karena beda potensial tiap lampu sama. Padahal tidak demikian, rangkaian Gambar 14 adalah rangkaian seri, karena lampu B terjadi hubung singkat. Siswa (17,69%) menganalisa rangkaian Gambar 14 dengan menganggap batere sebagai sumber arus tetap, sehingga berpendapat lampu A dan B menyala sama terang, karena nilai arus lampu A sama dengan lampu B. Sedangkan 18,93%, siswa beranggapan bahwa lampu A menyala terang sedangkan lampu B redup dengan alasan arus yang dekat kutub positif batere adalah arus yang paling besar

Berdasarkan soal no. 28, 29, dan 30, rata-rata siwa yang memilki miskonsepsi mengnai bentuk/topologi rangkaian adalah 46,90%, kebanyakan siswa menganalisa rangkaian paralel dari bentuknya yang simetri daripada konsep dari rangkaian paralel itu sendiri.