Efektivitas Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

5. Efektivitas Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

Menurut Handayaningrat (1986:18) Efektivitas adalah pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut The Liang Gie (1981:36) Efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian terjadinya suatu efek Menurut Handayaningrat (1986:18) Efektivitas adalah pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut The Liang Gie (1981:36) Efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian terjadinya suatu efek

Untuk mengetahui efektivitas Program Raskin penulis melakukan evaluasi Program Raskin dengan mengacu pada proses pelaksanaan dan hasil pencapaian tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Program Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Sedangkan sasaran Program Raskin Tahun 2009 adalah berkurangnya beban pengeluaran 18,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 15 kg/RTM/bulan selama 12 bulan dengan harga tebus Rp 1.600,- per kg netto di tempat penyerahan atau titik distribusi yang disepakati.

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dapat dilakukan dengan menilai dari segi efektivitasnya, yaitu mengetahui sejauh mana pelaksanaan kebijakan tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan dengan diukur berdasarkan indikator keberhasilan dari kebijakan tersebut. Tentu saja untuk mengetahui efektivitas kebijakan tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Indikator-indikator yang menjadi dasar penilaian dalam penelitian ini adalah :

1. Ketepatan Komunikasi dan Koordinasi Program atau kebijakan akan berjalan efektif bila ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan dipahami oleh individu-individu yang bertanggung jawab dalam kinerja program atau kebijakan. Dengan begitu, sangat penting untuk memberi perhatian yang besar kepada kejelasan ukuran- ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan, ketepatan komunikasinya dengan para pelaksana, dan konsistensi atau keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan-tujuan yang dikomunikasikan dengan berbagai sumber informasi. Komunikasi dan koordinasi di dalam dan antara organisasi-organisasi merupakan suatu proses yang kompleks dan sulit. Dalam meneruskan pesan-pesan ke bawah dalam suatu organisasi atau dari suatu organisai ke organisasi lainnya, para komunikator dapat menyimpangkannya atau menyebarluaskannya, baik secara sengaja atau tidak sengaja. Oleh karena itu, menurut van Meter dan Van Horn (dalam Budi Winarno, 2008 : 159) kebijakan yang efektif ditentukan oleh kejelasan ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan yang dinyatakan dan oleh ketepatan dan konsistensi dalam mengkomunikasikan ukuran- ukuran dan tujuan tersebut. Komunikasi adalah sesuatu yang mutlak harus ada dalam pelaksanaan program koordinasi dan implementasi pada umumnya. Koordinasi juga merupakan faktor penunjang keberhasilan program terutama pada program yang melibatkan banyak instansi juga untuk menyamakan pemahaman pelaksana dengan apa yang dikehendaki oleh kebijakan. Komunikasi tersebut juga membuka akses informasi kepada kelompok sasaran program, yang harus

mengetahui dan memahami adanya kegiatan program serta dapat melakukan pengawasan secara mandiri. Adapun komunikasi dan koordinasi yang dilaksanakan dalam pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari ini dilakukan secara intensif dan transparan. Komunikasi dan koordinasi terjadi dalam pelaksanaan Program Raskin, baik komunikasi antar pelaksana, maupun antara pelaksana dengan kelompok sasaran. Agar dapat mencapai tujuan yang diidealkan komunikasi dan koordinasi yang terjalin diantara kedua belah pihak haruslah berjalan lancar. Dengan melakukan komunikasi dan koordinasi diharapkan dapat menggali permasalahan yang dialami oleh sasaran dan sekaligus membantu mencari penyelesaian yang tepat. Melalui komunikasi dan koordinasi yang dijalankan Tim Koordinasi Raskin, akan dapat diketahui apakah Tim Koordinasi Raskin ini mampu menyampaikan tujuan yang diemban oleh pemerintah sehingga kelompok sasaran menjadi sadar dan ikhlas dalam mentaati dan melaksanakan setiap tahap pelaksanaan program, serta dapat melakukan pengawasan demi keberhasilan program.

2. Transparansi dan Akuntabilitas Transparansi dalam Program Raskin bermakna membuka akses informasi kepada pemangku kepentingan Program Raskin, terutama Rumah Tangga Sasaran, yang harus mengetahui dan memahami adanya kegiatan Program Raskin serta dapat melakukan pengawasan secara mandiri. Dan, Akuntabilitas bermakna bahwa setiap pengelolaan

kegiatan

Program

Raskin harus dapat Raskin harus dapat

3. Sumber Daya Yang Memadai Tersedianya sumber daya yang memadai akan mendukung dalam pelaksanaan suatu program untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sumber daya tersebut dapat berupa materi/bahan pokok, sumber dana/anggaran, perlengkapan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan maupun sumber daya manusia. Dalam Program Raskin ini, sumber daya yang digunakan yaitu beras Raskin, dana dari APBN untuk pengadaan beras bersubsidi, dan tenaga pelaksana program baik dari pemerintah maupun non pemerintah.

4. Sikap Positif Pelaksana Sikap positif pelaksana timbul sejalan dengan pemahaman terhadap tujuan program, yang didukung ketersediaan sumber daya dan lancarnya komunikasi. Kreativitas dalam pelaksanaan program akan muncul dari sikap pelaksana yang mendukung program. Sikap ini ditentukan oleh tingkat pemahaman pelaksanaan terhadap tujuan program yang terlihat dalam sikap penerimaan aparat pelaksana guna mensukseskan program dan kepatuhan aparat pelaksana dalam memenuhi prosedur/ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini terlihat dalam implementasi program Raskin baik dari tahap sosialisasi, penentuan kuota dan seleksi penerima hingga pelaksanaan penyaluran dan pendistribusian beras. Misalnya; sosialisasi yang menyeluruh dan 4. Sikap Positif Pelaksana Sikap positif pelaksana timbul sejalan dengan pemahaman terhadap tujuan program, yang didukung ketersediaan sumber daya dan lancarnya komunikasi. Kreativitas dalam pelaksanaan program akan muncul dari sikap pelaksana yang mendukung program. Sikap ini ditentukan oleh tingkat pemahaman pelaksanaan terhadap tujuan program yang terlihat dalam sikap penerimaan aparat pelaksana guna mensukseskan program dan kepatuhan aparat pelaksana dalam memenuhi prosedur/ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini terlihat dalam implementasi program Raskin baik dari tahap sosialisasi, penentuan kuota dan seleksi penerima hingga pelaksanaan penyaluran dan pendistribusian beras. Misalnya; sosialisasi yang menyeluruh dan

5. Dukungan dan Partisipasi Kelompok Sasaran Daya dukung kelompok sasaran bisa meliputi kepatuhan dan partisipasi kelompok sasaran dalam pelaksanaan program. Untuk keberhasilan program, mutlak diperlukan sikap patuh dan daya dukung dari kelompok sasaran sebagai bentuk partisipasi yang mendukung setiap kegiatan program. Dalam kaitannya dengan implementasi Program Raskin, daya dukung kelompok sasaran dapat dilihat dari kesediaan kelompok sasaran menerima program ini yang salah satu contohnya adalah dengan datangnya masyarakat penerima program ke kelurahan atau tempat penyerahan beras Raskin untuk mengambil beras dan membayarnya. Selain itu, partisipasi kelompok sasaran dalam program dapat diketahui dari adanya peran serta kelompok sasaran dalam setiap tahapan program, baik dalam tahap sosialisasi dan seleksi penerima program, maupun pelaksanaan program.

Komponen-komponen diatas merupakan komponen yang mendukung pelaksanaan program dan juga untuk menentukan keberhasilan suatu program yang dalam hal ini adalah Program Raskin Tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari.