Pengaruh suhu terhadap pembentukan adhesi peritonium

Dilakukan uji statistik Chi-square untuk melihat pengaruh pemberian salin 8 o C dan 16 o C terhadap suhu kontrol. Antara suhu 8 o C dan 32 o C kontrol didapatkan hasil yang bermakna p:0.019, sedangkan antara suhu 16 o C dan 32 o C tidak didapatkan hasil yang bermakna p:0.223.

4.2 Pengaruh durasi irigasi intraperitonium terhadap pembentukan adhesi

Dari tabel 4.1 dapat dilihat pengaruh durasi irigasi salin selama 15 menit dan 30 menit. Tidak didapat hasil yang bermakna antara irigasi salin selama 15 menit dan 30 menit pada masing-masing kelompok suhu percobaan.

4.2.1 Pengaruh irigasi 15 menit terhadap derajat adhesi

Pada percobaan ini dilakukan irigasi intraperitonium dengan salin dingin selama 15 menit dan 30 menit. Pada irigasi selama 15 menit dapat dilihat pada tabel 4.2 kejadian adhesi derajat 3 banyak terjadi pada suhu 32 o C sebanyak 3 ekor tikus, sedangkan pada irigasi dengan salin dingin 8 o C tidak terjadi adhesi derajat 2 dan 3. Pada suhu 8 o C hanya terjadi adhesi derajat 1 sebanyak satu ekor tikus dan tidak terjadi perlengketan atau derajat 0 pada tiga ekor tikus. Pada suhu 16 o C terjadi adhesi derajat 3 pada satu ekor tikus, dan yang tidak mengalami adesi hanya pada satu ekor tikus saja. Tabel 4.2 : Pengaruh suhu terhadap derajat adhesi pada durasi irigasi 15 menit Adhesi Suhu 8 o C Suhu 16 o C Suhu 32 o C Derajat 0 3 1 - Derajat 1 1 1 - Derajat 2 - 2 2 Derajat 3 - 1 3 Total 5 5 5 x 2

10.00 3.00

Kontrol p 0.019 0.223 Kontrol Dilakukan uji statistik untuk melihat pengaruh suhu salin terhadap derajat adhesi pada irigasi 15 menit didapatkan hasil yang bermakna hanya pada antara pemberian suhu 8 o C dan 32 o C p:0.019, sedangkan antara suhu 16 o C dan 32 o C tidak didapatkan hasil yang bermakna p:0.223.

4.2.2 Pengaruh irigasi 30 menit terhadap derajat adhesi

Pada irigasi suhu salin dingin selama 30 menit didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel 4.3. Pada tabel 4.3 kejadian adhesi pada suhu 32 o C selama 30 menit didapatkan adhesi derajat 3 sebanyak 4 ekor tikus. Tidak ada hewan coba yang tidak mengalami adhesi pada irigasi salin 32 o C selama 30 menit. Pada irigasi salin suhu 8 o C selama 30 menit tidak didapatkan adanya adhesi derajat 3. Adhesi derajat 1 sebanyak dua ekor tikus dan derajat 2 sebanyak satu ekor tikus didapatkan pada irigasi salin 8 o C selama 30 menit. Sebanyak dua ekor tikus tidak terjadi adhesi pada irigasi salin 8 o C selama 30 menit. Tabel 4.3 : Pengaruh suhu terhadap derajat adhesi pada durasi irigasi 30 menit Adhesi Suhu 8 o C Suhu 16 o C Suhu 32 o C Derajat 0 2 - - Derajat 1 2 - - Derajat 2 1 3 1 Derajat 3 - 2 4 Total 5 5 5 x 2

8.00 1.66

Kontrol P 0.046 0.197 Kontrol Dilakukan uji statistik untuk melihat pengaruh suhu salin terhadap derajat adhesi pada irigasi 30 menit didapatkan hasil yang bermakna hanya pada antara pemberian suhu 8 o C dan 32 o C p:0.046, sedangkan antara suhu 16 o C dan 32 o C tidak didapatkan hasil yang bermakna p:0.197.

4.3 Pengaruh suhu terhadap skor fibrosis secara histopatologi

Penilaian derajat fibrosis secara histopatologi dilakukan di laboratorium Patologi Anatomi RSUP H.Adam Malik Medan. Dari 30 ekor tikus hewan coba hanya diambil 24 sampel untuk dilakukan pembuatan parafin blok dan pewarnaan dengan hematoxylin-eosin HE. Enam ekor tikus tidak diambil sebagai sampel spesimen karena tidak dijumpai adanya perlengketan pada peritonium. Bagian yang mengalami perlengketan dieksisi dan dibuat potongan melintang. Dilakukan penilaian derajat jaringan fibrosis dengan mikroskop cahaya perbesaran 100x.