Rencana Pengolahan dan Analisis Data

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pengaruh irigasi salin dingin terhadap pembentukan adhesi peritonium pasca laparatomi pada hewan coba tikus. Sebanyak 35 ekor tikus wistar albino dengan berat badan 200 gr – 225 gr dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu. Setelah aklimatisasi diambil 30 ekor hewan coba secara acak dan dibagi menjadi 6 kelompok dengan 5 ekor tikus pada masing-masing kelompok. Pada saat percobaan, dua ekor tikus di eksklusikan karena terjadi kebocoran di daerah saekum pada saat dilakukan maserasi. Kedua ekor tikus diganti dengan tikus cadangan. Tidak ada satupun hewan coba yang mati selama penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa suhu salin 8 o C dan 16 o C yang digunakan pada saat irigasi intraperitoneal selama 15 menit dan 30 menit cukup aman selama dan setelah prosedur dilakukan. Gambar 4.1: Adhesi peritonium pasca laparatomi hari ke delapan.

A. Derajat 0 tidak ada adhesi yang terjadi, B. Derajat 1 adhesi dapat

dibebaskan dengan tarikan ringan, C. Derajat 2 adhesi dibebaskan dengan tarikan kuatdiseksi tumpul, D. Derajat 3 adhesi hanya dapat dibebaskan dengan diseksi tajam. A . . B . . C . . D . . Setelah dilakukan laparotomi ulang pada seluruh hewan coba tikus pada hari ke delapan, dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap kejadian adhesi peritonium masing-masing kelompok percobaan seperti yang terlihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Derajat adhesi peritonium pada hewan coba pasca laparotomi Derajat Adhesi Suhu 8 o C Suhu 16 o C Kontrol 32 o C 15 menit 30 menit 15 menit 30 menit 15 menit 30 menit Derajat 0 3 2 1 - - - Derajat 1 1 2 1 - - - Derajat 2 - 1 2 3 2 1 Derajat 3 - - 1 2 3 4 Total 5 5 5 5 5 5 Mean±SD 0.60±0.699 2.10±0.738 2.60±0.699 x 2

1.20 2.53

1.14 p

0.549 0.282 0.565

4.1 Pengaruh suhu terhadap pembentukan adhesi peritonium

Dari tabel 4.1 dapat dilihat pengaruh suhu irigasi salin intraperitonium terhadap pembentukan adhesi peritonium pasca laparotomi. Sebanyak 5 ekor tikus 50 tidak dijumpai adanya adhesi peritonium pasca laparatomi pada irigasi dengan suhu 8 o C. Tiga ekor tikus 30 mengalami adhesi derajat 1 dan hanya satu ekor tikus 10 mengalami adhesi derajat 2 pasca irigasi salin pada suhu 8 o C. Rata-rata adhesi pada kelompok ini 0.60±0.699. Tidak ada hewan coba yang mengalami adhesi derajat 3 pasca laparatomi dengan irigasi suhu salin 8 o C. Pada percobaan dengan menggunakan suhu 16 o C, hanya satu ekor tikus 10 yang tidak mengalami adhesi. Sebanyak 3 ekor tikus 30 mengalami adhesi derajat 3 pada pemberian irigasi salin 16 o C. Lima ekor tikus 50 mengalami adhesi derajat 2 dan satu ekor tikus 10 mengalami adhesi derajat 1 pasca irigasi salin 16 o C. Rata-rata derajat adhesi pada kelompok irigasi salin 16 o C adalah 2.10±0.73. Pada suhu kontrol 32 o C terjadi adhesi derajat 3 sebanyak tujuh ekor tikus 70. Empat ekor tikus 40 mengalami adhesi derajat 2. Tidak ada tikus yang tidak mengalami adhesi pada kelompok ini. Rata-rata derajat adhesi pada kelompok percobaan suhu 32 o C adalah 2.60±0.699. Dilakukan uji statistik Chi-square untuk melihat pengaruh pemberian salin 8 o C dan 16 o C terhadap suhu kontrol. Antara suhu 8 o C dan 32 o C kontrol didapatkan hasil yang bermakna p:0.019, sedangkan antara suhu 16 o C dan 32 o C tidak didapatkan hasil yang bermakna p:0.223.

4.2 Pengaruh durasi irigasi intraperitonium terhadap pembentukan adhesi

Dari tabel 4.1 dapat dilihat pengaruh durasi irigasi salin selama 15 menit dan 30 menit. Tidak didapat hasil yang bermakna antara irigasi salin selama 15 menit dan 30 menit pada masing-masing kelompok suhu percobaan.

4.2.1 Pengaruh irigasi 15 menit terhadap derajat adhesi

Pada percobaan ini dilakukan irigasi intraperitonium dengan salin dingin selama 15 menit dan 30 menit. Pada irigasi selama 15 menit dapat dilihat pada tabel 4.2 kejadian adhesi derajat 3 banyak terjadi pada suhu 32 o C sebanyak 3 ekor tikus, sedangkan pada irigasi dengan salin dingin 8 o C tidak terjadi adhesi derajat 2 dan 3. Pada suhu 8 o C hanya terjadi adhesi derajat 1 sebanyak satu ekor tikus dan tidak terjadi perlengketan atau derajat 0 pada tiga ekor tikus. Pada suhu 16 o C terjadi adhesi derajat 3 pada satu ekor tikus, dan yang tidak mengalami adesi hanya pada satu ekor tikus saja. Tabel 4.2 : Pengaruh suhu terhadap derajat adhesi pada durasi irigasi 15 menit Adhesi Suhu 8 o C Suhu 16 o C Suhu 32 o C Derajat 0 3 1 - Derajat 1 1 1 - Derajat 2 - 2 2 Derajat 3 - 1 3 Total 5 5 5 x 2

10.00 3.00

Kontrol p 0.019 0.223 Kontrol Dilakukan uji statistik untuk melihat pengaruh suhu salin terhadap derajat adhesi pada irigasi 15 menit didapatkan hasil yang bermakna hanya pada antara pemberian suhu 8 o C dan 32 o C p:0.019, sedangkan antara suhu 16 o C dan 32 o C tidak didapatkan hasil yang bermakna p:0.223.