RABINDRANATH TAGORE

RABINDRANATH TAGORE

Saya percaya bahwa memberikan layanan yang bermanfaat adalah tugas bersama umat manusia dan bahwa hanya dalam apt pengorbanan yang menyucikan, kesia-siaan dan egoisme dibakar habis, dan keagungan jiwa

manusia dibebaskan. 2 JOHN D. ROCKEFELLER, JR.

THE 8 T H HABIT

Mempergunakan Suara Kita dengan Bijaksana untuk Melayani Orang Lain

D satu tujuan yang menjangkau segalanya, yaitu melayani berbagai

ORONGAN DARI DALAM DIRI UNTUK 1) M e n e m u -

Itulah yang mengubah seorang pria muda yang penakut menjadi kan Suara Anda, dan 2) Mengilhami Orang Lain Untuk seseorang yang tegar, yang mendorong seorang pengacara yang patuh Menemukan Suara Mereka mendapat bahan bakar dari hukum menjadi seorang "kriminal", yang mengubah seorang suami

yang mencintai keluarganya menjadi seorang lelaki gelandangan... kebutuhan manusia. Melayani kebutuhan manusia juga merupakan

Bukan bahwa saya lebih bermoral atau bersedia berkorban lebih cara terbaik untuk mencapai keduanya: yaitu "menemukan suara

daripada orang lain, tetapi saya menemukan bahwa saya sama kita" dan "mengilhami orang lain untuk menemukan suara mereka".

sekali tak bisa menikmati kebebasan yang buruk dan terbatas yang Kalau kita tidak mengulurkan tangan dan memenuhi kebutuhan-

saya dapatkan saat saya mengetahui bahwa saudara-saudara saya kebutuhan sesama kita, kita sama sekali tidak akan tumbuh dan

tidak bebas. 5

mengembangkan kebebasan untuk memilih yang seharusnya bisa kita lakukan. Kita secara pribadi akan tumbuh lebih jauh jika kita

NELSON MANDELA

memberikan diri kita bagi orang lain. H u b u n g a n kita akan meningkat dan semakin mendalam bila secara bersama-sama kita mencoba untuk melayani keluarga kita, keluarga lain, organisasi,

Organisasi dibentuk u n t u k melayani k e b u t u h a n - k e b u t u h a n komunitas, atau suatu kebutuhan manusia lainnya.

manusia. Tidak ada alasan lain u n t u k keberadaannya. Robert Greenleaf menulis sebuah esei yang indah, "The Institution As Ser- vant," yang mengaplikasikan konsep pelayanan dalam konteks

Pada awalnya, sebagai seorang pelajar, saya hanya menginginkan

organisasi.

kebebasan bagi diri saya sendiri, kebebasan yang bersifat sementara, yakni untuk bisa keluar rumah di malam hari, membaca apa yang saya inginkan, dan pergi ke tempat yang saya pilih. Selanjutnya

Melayani adalah ongkos sewa yang harus kita bayar untuk tinggal

sebagai seorang pria muda di Johannesburg, saya amat merindukan

di dunia kita.

kebebasan-kebebasan dasar dan terhormat untuk mencapai potensi N A T H A N ELDON TANNER diri saya, bekerja dengan jujur, menikah, dan membesarkan ke- luarga; pendek kata, kebebasan untuk menjalani kehidupan yang

Willis Harmon, salah satu pendiri World Business Academy, sesuai hukum tanpa dihalangi. Tetapi, saya perlahan-lahan melihat mengungkapkan pendapatnya mengenai institusi bisnis dengan kata- bahwa bukan hanya saya yang tidak bebas, tetapi saudara-saudara

kata berikut ini:

lelaki dan perempuan saya pun ternyata tidak bebas... inilah saat ketika rasa lapar untuk mendapatkan kebebasan saya sendiri

Bisnis telah menjadi institusi yang paling berkuasa di planet ini. berubah menjadi rasa lapar yang lebih besar untuk kebebasan

Institusi yang dominan di masyarakat harus mengambil tanggung

jawab terhadap masyarakat tersebut secara keseluruhan, tetapi bisnis Hasrat untuk mendapatkan kebebasan saudara-saudara saya agar

saudara-saudara saya.

tidak memiliki tradisi semacam itu. Ini adalah sebuah peran baru, mereka bisa menjalani kehidupan mereka dengan terhormat dan

yang belum dipahami atau diterima dengan baik. Ada asumsi yang penuh penghargaan diri itulah yang menggerakkan kehidupan saya.

sejak awal dikaitkan dengan kapitalisme dan usaha bebas yakni

Mempergunakan Suara Kita dengan Bijaksana untuk Melayani Orang Lain bahwa tindakan dari banyak unit usaha individu, yang memberikan

THE 8TH HABIT

tuntutan-tuntutan baru dari pekerjaan mereka yang baru. Saya secara respons terhadap kekuatan-kekuatan pasar dan dipandu oleh "tangan

pribadi meyakini bahwa saat ini lebih dari 20 persen angkatan kerja tak tampak" Adam Smith, pada akhirnya akan memberikan hasil-

sedang dalam proses menjadi usang, dan dalam beberapa tahun hasil yang diinginkan. Tetapi pada dasawarsa terakhir dari abad ke-

mendatang 20 persen lagi akan ikut menjadi usang kecuali jika

20, tampak jelas bahwa "tangan tak tampak" itu ternyata tidak mereka memperbarui komitmen mereka dan mengubah diri mereka. bekerja dengan baik. Tangan itu tergantung pada makna dan nilai-

Era Informasi ini berubah dengan amat cepat menjadi Era Pekerja nilai yang mendasari segala hal, tetapi semua itu sekarang sudah

Pengetahuan sehingga kita perlu terus-menerus menanamkan in- tidak ada lagi. Jadi bisnis harus mengambil sebuah tradisi yang

vestasi dalam pendidikan dan pelatihan diri kita sendiri agar bisa belum pernah dilakukannya sepanjang sejarah kapitalisme: yaitu

terus mengikuti perkembangan. Banyak dari pembelajaran ini akan berbagi tanggung jawab terhadap keseluruhan masyarakat. Setiap

dilakukan melalui pengalaman keras secara langsung di lapangan, keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil, harus dinilai

tetapi orang yang mengamati apa yang terjadi dan memiliki disiplin dengan mengingat tanggung jawab tersebut.

akan secara sistematis melanjutkan pendidikan mereka sampai mereka mendapatkan pola pikir baru dan perangkat keahlian baru yang diperlukan untuk mengantisipasi dan mengakomodasi realitas

baru di era yang baru ini. Diharapkan, era ini akan secara perlahan-

ERA KEBIJAKSANAAN

lahan berubah menjadi Era Kebijaksanaan, di mana informasi dan pengetahuan disatukan dengan tujuan dan prinsip.

Saya yakin bahwa milenium ini akan menjadi Era Kebijaksanaan. Era ini akan datang baik melalui kekuatan keadaan yang memaksa orang agar menjadi rendah had, atau melalui kekuatan hati nurani—

DI MANAKAH KEBIJAKSANAAN ITU?

atau mungkin dari keduanya. Ingatlah Suara Lima Era Peradaban. Teknologi u n t u k Era

Kita tahu bahwa informasi bukanlah kebijaksanaan. Kita juga tahu Pemburu-Pengumpul disimbolkan dengan busur dan anak panah;

bahwa pengetahuan bukanlah kebijaksanaan.

Era Pertanian, dengan peralatan pertanian; Era Industri, dengan Bertahun-tahun yang lalu, saat mengajar di universitas dan men- pabrik; Era Informasi/Pekerja Pengetahuan, dengan manusia; Era

jalani program doktor saya, saya mengunjungi seorang teman, yang Kebijaksanaan, dengan kompas, yang menandai kemampuan kita

juga merupakan dosen senior saya. Saya mengatakan kepadanya, untuk memilih arah dan tujuan kita serta mematuhi hukum-hukum

"Aku ingin menyusun disertasi dengan topik motivasi dan kepe- alam atau prinsip-prinsip ("utara yang sesungguhnya") yang tidak

mimpinan—sebuah dokumen filosofis, bukan sekadar penelitian pernah berubah dan bersifat universal, abadi, dan pasti terbukti.

empiris."

Ingatlah bahwa dengan setiap perubahan infrastruktur, lebih dari Dia memberi saya nasihat yang pada dasarnya seperti ini,

90 persen orang pada akhirnya kehilangan pekerjaan. Saya percaya "Stephen, kamu belum punya pengetahuan yang cukup, bahkan bahwa hal ini sekarang terjadi saat kita berpindah dari Era Industri

untuk mulai menanyakan pertanyaan yang tepat." Dengan kata ke Era Informasi/Pekerja Pengetahuan. Orang-orang kehilangan

lain, pengetahuan saya memang sudah mencapai tingkat tertentu, pekerjaan mereka atau secara bertahap dipaksa berubah oleh

tetapi pengetahuan itu harus dinaikkan jauh melampaui tingkat

Mempergunakan Suara Kita dengan Bijaksana untuk Melayani Orang Lain saat itu jika saya ingin membahas jenis-jenis pertanyaan yang harus

THE 8 T H HABIT

saya hadapi. Ini adalah pengalaman yang menimbulkan trauma emosional yang amat dalam bagi saya, karena hati dan pikiran saya telah benar-benar siap untuk mengambil pendekatan filosofis dan bukan pendekatan ilmiah yang pada akhirnya memang saya ambil. Saya yakin bahwa kombinasi dari pendidikan filsafat informal yang telah saya dapatkan selama kuliah sarjana dan pascasarjana di bidang bisnis sudah memadai. Saya tidak menyadari sampai bertahun-tahun berikutnya bahwa dia sepenuhnya benar. Itu adalah pengalaman yang membuat saya harus merendahkan hati saya.

Pelajaran mengenai kerendahan hati tersebut adalah ibu dari banyak pembelajaran dan wawasan yang amat berharga yang muncul di tahun-tahun selanjutnya. Pada akhirnya saya belajar bahwa semakin banyak yang Anda ketahui, semakin tahu Anda bahwa Anda tidak tahu. Coba lihat Gambar 15.1. Pada gambar itu ada sebuah lingkaran, yang mewakili pengetahuan Anda. Ketidaktahuan Anda terletak di

luar lingkaran tersebut.

GAMBAR 15.2

Saat pengetahuan Anda meningkat, apa yang terjadi dengan ketidaktahuan Anda? Hal itu juga jelas menjadi lebih besar, atau

"Pendidikan adalah penemuan secara bertahap

paling tidak kesadaran Anda mengenai ketidaktahuan Anda men-

atas ketidaktahuan kita" - WILL DURANT

jadi lebih besar (lihat Gambar 15.2). Jadi, semakin banyak yang Anda ketahui, semakin besar kesadaran Anda bahwa Anda tidak tahu. Bagaimana jika Anda berusaha untuk mencapai tujuan yang lebih besar daripada pengetahuan yang Anda miliki—lebih besar daripada zona nyaman Anda? Hal ini akan menciptakan kerendahan hati yang tulus dan hasrat untuk mencari bantuan dari orang lain, melalui kemitraan atau tim. Keberhasilan bekerja dengan orang lain akan membuat pengetahuan dan kemampuan seseorang menjadi produktif dan menimbulkan kebutuhan untuk membentuk sebuah tim yang saling melengkapi, yang terdiri dari orang-orang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang bisa menutup dan membuat ketidaktahuan dan kelemahan salah satu individu di dalam- nya menjadi tidak relevan. Seharusnya itulah yang terjadi.

GAMBAR 15.1

Mempergunakan Suara Kita dengan Bijaksana untuk Melayani Orang Lain Kesadaran ini seharusnya meningkatkan komitmen kita terhadap

THE 8 T H HABIT

Keberanian bukan berarti tiadanya rasa takut, melainkan adanya pembelajaran terus-menerus dengan mentor, khususnya dalam topik- penilaian bahwa ada hal yang lebih penting daripada rasa takut. topik yang penting seperti pertumbuhan pribadi, hubungan, dan

kepemimpinan. Saya yakin bahwa bila informasi dan pengetahuan AMBROSE R E D M O O N dikawinkan dengan tujuan-tujuan yang berharga dan bermakna serta

dengan prinsip, Anda akan mendapatkan kebijaksanaan. Gambar 15.3 memvisualisasikan ketiga generasi tersebut-

perhatikan juga lawannya dalam tiga generasi.

Dalam beberapa segi, pengetahuan akan menciut saat kebijaksanaan tumbuh, karena perincian akan ditelan oleh prinsip-prinsip. Pengetahuan mengenai perincian, yang merupakan hal penting, akan dicari pada saat dibutuhkan dalam setiap kegiatan kehidupan. Kebiasaan untuk secara aktif memanfaatkan prinsip-prinsip yang dipahami dengan baik itulah satu-satunya hal yang dimiliki oleb

kebijaksanaan 5 . ALFRED NORTH WHITEHEAD

Cara lain untuk menyatakannya adalah: kebijaksanaan adalah anak dari integritas—yakni integritas terhadap prinsip. Dan integritas adalah anak dari kerendahan hati dan keberanian. Dalam kenyataannya, Anda bisa berkata bahwa kerendahan hati adalah ibu

dari segala kebaikan, karena kerendahan hati mengakui bahwa ada hukum-hukum alam atau prinsip-prinsip yang mengatur alam se- mesta. Hukum-hukum itulah yang berkuasa. Bukan kita. Kesom- bongan mengajarkan bahwa kita yang berkuasa. Kerendahan hati mengajarkan kepada kita untuk memahami dan hidup berdasarkan

prinsip, karena pada dasarnya hal itulah yang menjadi penentu konsekuensi dari tindakan kita. Jika kerendahan hati adalah ibunya, keberanian adalah ayah dari kebijaksanaan, yang akan membutuhkan

GAMBAR 15.3

keberanian yang amat besar untuk benar-benar menjalani kehidupan berdasarkan prinsip, bahkan ketika untuk itu kita harus berlawanan

Anda bisa melihat bahwa integritas memiliki dua a n a k — dengan adat istiadat, norma-norma, dan nilai-nilai sosial.

kebijaksanaan dan mentalitas berkelimpahan. Kebijaksanaan datang pada orang-orang yang mendidik dan mematuhi hati nurani mereka. Mentalitas berkelimpahan akan t u m b u h karena integritas akan

THE 8 T H HABIT

Mempergunakan Suara Kita dengan Bijaksana untuk Melayani Orang Lain menimbulkan benih rasa aman dari dalam diri. Jika seseorang tidak

Kebijaksanaan adalah penggunaan pengetahuan secara berman- tergantung pada penilaian dari luar dan perbandingan dengan

faat. Kebijaksanaan adalah informasi dan pengetahuan yang di- orang lain untuk menetapkan nilai dirinya, dia bisa benar-benar

padukan dengan tujuan-tujuan bermakna dan prinsip-prinsip yang bahagia melihat keberhasilan orang lain. Tetapi mereka yang identitas

lebih tinggi. Kebijaksanaan mengajar kita untuk menghargai semua dirinya didasarkan pada perbandingan dengan orang lain sama sekali

orang, untuk merayakan perbedaan yang ada pada mereka, untuk tidak bisa bahagia jika orang lain berhasil, karena mereka amat

mengikuti pedoman etis yang satu ini: melayani itu berarti melampaui dipengaruhi oleh mentalitas berkekurangan. Kebijaksanaan dan

diri sendiri. Kewibawaan moral adalah keagungan primer (kekuatan mentalitas berkelimpahan menghasilkan jenis-jenis paradigma yang

karakter); kekuasaan formal adalah keagungan sekunder (posisi, ke- dibicarakan dalam buku ini—paradigma yang membawa orang untuk

kayaan, bakat, reputasi, popularitas).

memercayai orang lain, memperkuat nilai diri dan potensi mereka, dan berpikir dalam pola pikir yang membebaskan dan bukan m e n g o n t r o l . Kombinasi antara kebijaksanaan dan mentalitas

Belakangan ini saya sering menengok kembali masa lalu saya, dan berkelimpahan semacam itu menghargai kekuatan dan kemampuan

apa yang paling menohok saya adalah bahwa hal-hal yang dulu tampak amat berarti dan menarik sekarang tampak amat sia-sia

untuk memilih. Kombinasi tersebut juga menghargai fakta bahwa dan tak bermakna. Sebagai contoh, keberhasilan dalam berbagai

sumber motivasi adalah dari dalam diri, dan dengan demikian orang bentuk samarannya; terkenal dan banyak dipuji; kesenangan dan

yang memiliki kombinasi tersebut tidak akan mencoba untuk kenikmatan sewaktu mendapatkan uang atau merayu wanita, atau

mengelola, mengendalikan, atau memotivasi orang lain. Para pemimpin semacam itu akan berusaha mengilhami dan bukan

melakukan perjalanan, pergi ke berbagai penjuru dunia dan menuntut. Mereka mengontrol barang, dan memimpin (mem-

mondar-mandir seperti Setan, menjelaskan dan menikmati apa pun berdayakan) manusia. Mereka tidak berpikir dengan pola pikir

yang ditawarkan oleh Pasar Kesenangan Hampa. Saat memandang permainan kalah-menang (zero-sum); mereka berpikir dengan pola

balik, semua tindakan pemuasan diri sendiri ini tampak seperti pikir yang selalu mencari Alternatif Ketiga—jalan tengah yang lebih

fantasi murni, yang oleh Pascal disebut sebagai "terpuruk menjilat

tinggi. Mereka dipenuhi rasa syukur, rasa menghargai, dan hormat

tanah."

terhadap semua manusia. Mereka melihat kehidupan sebagai sumber MALCOLM MUGGERIDGE yang tak ada habisnya—khususnya dalam hal peluang pertumbuhan

terus-menerus bagi manusia. Menarik bahwa ada paradoks dalam kewibawaan/kewenangan

moral. Kamus mendefinisikan wewenang dengan istilah-istilah yang

KEWIBAWAAN MORAL D A N PEMIMPIN PELAYAN

berkaitan dengan perintah, kontrol, kekuasaan, pengaturan, supre- masi, dominasi, kekuatan, daya. Tetapi lawan katanya adalah ke-

Anda masih belum cukup banyak berbuat (sesuatu), dan tak akan patuhan, dikuasai, kelemahan, pengikut. Kewibawaan moral adalah

pernah cukup sepanjang masih mungkin bahwa Anda memiliki pengaruh yang kita miliki melalui prinsip-prinsip berikut. Dominasi sesuatu yang berharga untuk disumbangkan. 6

moral dicapai melalui pelayanan dan kontribusi. Kekuasaan dan supremasi moral tumbuh dari kerendahan hati, dan karena itu mereka

DAG HAMMARSKJOLD

Mempergunakan Suara Kita dengan Bijaksana untuk Melayani Orang Lain yang paling agung adalah pelayan bagi semua orang. Kewibawaan

THE 8 T H HABIT

Para eksekutif yang paling besar kekuatan transformasinya memiliki moral atau keagungan primer dicapai melalui pengorbanan. Robert

campuran paradoks antara kerendahan hati pribadi dan tekad K. Greenleaf, peletak dasar gerakan kepemimpinan pelayanan

profesional. Mereka lamban sekaligus agresif. Pemalu sekaligus tak modern, menyatakannya sebagai berikut:

kenal takut. Mereka amat langka—dan tak bisa dihentikan... trans- fbrmasi dari baik menjadi hebat tidak akan terjadi jika tidak dipim-

Sebuah prinsip moral baru sedang tumbuh. Prinsip yang menyatakan pin oleh pemimpin tingkat lima. Tidak akan terjadi. bahwa satu-satunya kekuasaan yang berhak mendapatkan kesetiaan

adalah kekuasaan yang diberikan secara bebas dan dengan penuh kesadaran oleh mereka yang dipimpin kepada pemimpin sebagai respons terhadap, dan proporsional dengan, sikap pelayanan yang

tampak jelas pada pemimpin tersebut. Mereka yang memilih untuk mengikuti prinsip ini tidak akan begitu saja menerima kekuasaan lembaga-lembaga yang telah ada. Dengan bebas mereka hanya akan memberikan respons kepada orang-orang yang mereka pilih sebagai pemimpin karena orang-orang itu telah terbukti dan di- percaya sebagai pelayan. Dengan meluasnya penyebaran prinsip ini

di masa depan, satu-satunya jenis lembaga yang bisa bertahan adalah lembaga-lembaga yang dipimpin dengan cara melayani. 8

Secara u m u m , pengalaman saya menunjukkan bahwa orang- orang puncak dari berbagai organisasi yang benar-benar hebat adalah para pemimpin pelayan. Mereka amat rendah hati, amat hormat,

amat terbuka, amat bersedia belajar, amat menghargai, penuh

GAMBAR 15.4 10

perhatian, dan amat peduli. Jim Collins, salah satu pengarang buku yang amat berpengaruh, Built to Last dan pengarang dari buku

Apabila orang yang memiliki kekuasaan formal atau kekuasaan yang lebih baru, Good to Great, melakukan sebuah proyek penelitian

jabatan (keagungan sekunder) menolak u n t u k m e n g g u n a k a n lima tahun dengan dasar pertanyaan, "Apa yang mengorbitkan sebuah kekuasaan dan kekuatan tersebut kecuali sebagai langkah terakhir, organisasi dari sekadar baik menjadi benar-benar hebat?" Ke- maka kekuasaan moral mereka akan meningkat karena sudah jelas simpulannya yang amat mendalam seharusnya akan mengubah cara bahwa mereka menahan ego maupun kekuasaan jabatan mereka,

pikir kita mengenai kepemimpinan. Berikut ini apa yang diung- dan lebih menggunakan pemikiran, persuasi, kebaikan, empati, dan,

kapkannya mengenai "Kepemimpinan Tingkat 5": pada dasarnya, kelayakan untuk dipercaya. Dalam buku Leading Beyond the Watts, Jim Collins meletakkan prinsip ini dalam konteks lingkungan organisasi yang lebih luas: