Minyak Penentuan Deoteration Of Bleachability Index (DOBI) Pada Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Coconut Oil (CNO) Secara Spektrofotometri di PT. Palmcoco Laboratories

2.3 Minyak

Minyak merupakan bahan cair hal ini disebabkan karena rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom – atom karbonnya. Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih dan penambah nilai kalori bahan pangan. F.G Winarno, 1991. Asam lemak secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap hanya memiliki ikatan tunggal pada rantai karbonnya. 2. Asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Asam Lemak Bebas Dalam reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol.Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan pada minyak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak tersebut.Reaksi ini akan menyebabkan bau tengik. Reaksinya yakni: Universitas Sumatera Utara Tambun.R, 2002 Zat warna alamiah yang terdapat dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak pada proses ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain terdiri dari α dan β karoten, xanthofil, klorofil, dan anthosyanin. Zat warna ini menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. Pigmen berwarna merah jingga atau kuning disebabkan oleh karatenoid yang bersifat larut dalam minyak. Karatenoid merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dan jika minyak dihidrogenasi, maka karoten tersebut juga ikut terhidrogenasi, sehingga intensitas warna kuning berkurang. Karatenoid bersifat tidak stabil pada suhu tinggi, dan jika minyak dialiri uap panas maka warna kunng akan hilang. Universitas Sumatera Utara Karatenoid tersebut tidak dapat dihilangkan dengan proses oksidasi. Ketaren, S, 1986. Minyak sawit mempunyai warna kuning orange sehingga untuk digunakan sebagai bahan baku harus melakukan pemucatan. Pemucatan ini dimaksud untuk mendapatkan warna minyak sawit yang lebih memikat dan sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan standard mutu minyak sawit untuk pemucatan dengan alat lovibond yang didasarkan pada warna merah 3,5 dan warna kuning 35. Tim Penulis PS, 1998. 2.4 Pengolahan Minyak Sawit Mentah menjadi Minyak Sawit Murni Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama Tandan Buah Segar TBS di pabrik, yaitu minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak initi sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit. Secara ringkas tahap – tahap pengolahan diuraikan sebagai berikut : 1. Pengangkutan TBS ke pabrik TBS harus segera diangkut ke pabrik unruk diolah,yaitu maksimal 8 jam setelah panen harus segera diolah. Buah yang tidak segar jika diolah akan mengalami kerusakan. 2. Perebusan TBS Universitas Sumatera Utara TBS yang telah ditimbang beserta kalorinya selanjutnya direbus di dalam ketel rebus. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam atau tergantung besarnya tekanan uap. Pada umumnya, besarnya tekanan uap yang digunakan adalah 2,5 atmosfer dengan suhu uap 125 ºC. Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan kernel. 3. Perontokan dan pelumatan buah. 4 Pemerasan atau ekstraksi minyak sawit Untuk memisahkan biji sawit dari hasil lumatan TBS, perlu dilakukan pengadukan selama 25 – 30 menit. Setelah lumatan buah bersih dari biji sawit, langkah selanjutnya adalah pemerasan atau ekstraksi. Tujuan ekstraksi adalah untuk mengambil minyak dari masa adukan. Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan serabut serta 40 – 50 air. Agar diperoleh miyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut diolah lebih lanjut yaitu dialirkan dalam tangki minyak kasar, setelah melalui pemurnian atau klasifikasi yang bertahap, akan menghasilkan minyak sawit mentah. Pemprosesan penjernihan dilakukan unruk menurunkan kandungan air dalam minyak. Minyak sawit yang telah dijernihkan ditampung dalam tangki- Universitas Sumatera Utara tangki penampungan dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni RBD Palm Olein dan hasil olahan lainnya. 5. Pengeringan dan pemecahan biji Sebelum dipecah, biji – biji sawit dikeringkan dalam silo, minimal 14 jam dengan sirkulasi udara kering pada suhu 50ºC. Akibat proses pengeringan ini, inti sawit akanmengerut sehingga memudahkan pemisahan inti sawit dari tempurungnya. Biji – biji sawit yang sudah kering kemudian dibawa ke alat pemecah biji. 6. Pemisahan inti sawit dari tempurung Pemisahan inti sawit dari tempurungnya berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit dan tempurung. Inti dan tempurung dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung atau dapat juga dengan mengapungkan biji – biji yang pecah dalam larutan lempeng yang mempunyai berat jenis 1,16. Dalam keadaan tersebut inti sawit akan mengapung dan tempurungnya akan tenggelam. Proses selanjutnya adalah pencucian inti sawit dan tempurung sampai bersih. Universitas Sumatera Utara

2.5 Peranan BOBI dalam Penentuan Harga Minyak Sawit

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas dan Konsistensi Mutu Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit Pt. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Mangkei Perdagangan

9 90 41

Penentuan Kadar Karoten Pada Crude Palm Oil (Cpo) Dengan Menggunakan Pelarut N-Heksan Secara Spektrofotometri

34 211 43

Proyeksi Volume Penjualan Crude Palm Oil (CPO) Untuk Tahun 2007 - 2011 PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Medan

3 52 55

Analisis Konsistensi Mutu Dan Rendemen CPO (Crude Palm Oil) Di Pabrik Kelapa Sawit Tamiang PT. Padang Palma Permai

3 50 107

Penentuan Nilai Dobi (Deterioration Of Bleachability Index) Pada Minyak Sawit Mentah (Crude Palm Oil) Dengan Spektrofotometri UV

56 330 52

Penentuan Deoteration Of Bleachability Index (DOBI) Pada Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Coconut Oil (CNO) Secara Spektrofotometri di PT. Palmcoco Laboratories

0 0 11

Penentuan Deoteration Of Bleachability Index (DOBI) Pada Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Coconut Oil (CNO) Secara Spektrofotometri di PT. Palmcoco Laboratories

0 0 2

Penentuan Deoteration Of Bleachability Index (DOBI) Pada Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Coconut Oil (CNO) Secara Spektrofotometri di PT. Palmcoco Laboratories

0 0 5

Penentuan Deoteration Of Bleachability Index (DOBI) Pada Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Coconut Oil (CNO) Secara Spektrofotometri di PT. Palmcoco Laboratories

0 0 30

Penentuan Deoteration Of Bleachability Index (DOBI) Pada Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Coconut Oil (CNO) Secara Spektrofotometri di PT. Palmcoco Laboratories

0 0 1