31
ini akan puas pada suatu keadaan dan tidak mencoba untuk terus berkembang.
c. Climber Climber
merupakan orang-orang yang seumur hidup digunakan untuk mendaki. Mereka selalu terus menerus maju dengan memikirkan
kemungkinan-kemungkinan serta tidak membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental dan hambatan lainnya menghalangi
pendakiannya. Dalam konteks, orang tipe ini akan mengembangkan dirinya seiring dengan masalah yang ada dan terus belajar dari masalah.
C. Unit Kegiatan Mahasiswa USU Society for Debating
USU Society For Debating USD adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa yang aktif di Universitas Sumatera Utara. Orientasi utama dari
kegiatan mahasiswa ini adalah debat bahasa Inggris. USD resmi terbentuk pada tahun 2010, namun dalam perkembangannya baru saja memiliki secretariat dan
kepengurusan organisasi dan program latihan. Tujuan utama dari Unit Kegiatan Mahasiswa ini adalah sebagai bentuk organisasi yang dapat mewadahi
mahasiswa yang memiliki kemampuan dan minat dalam berdebat, serta meraih prestasi di kancah lokal, regional, nasional, maupun internasional.
USD dipimpin oleh seorang ketua yang disebut sebagai president. Dibantu oleh sekretaris dan bendahara, ketiga orang ini disebut sebagai pengurus utama.
Kemudian dalam internal USD sendiri ada 5 departemen yang masing-masing
Universitas Sumatera Utara
32
berperan dalam kegiatan pelatihan debat dan pengembangan organisasi secara keseluruhan. Secara struktur, USD juga memiliki advisor yang memberikan
arahan dan nasihat pada setiap acara yang akan diselenggarakan USD. Untuk mengadakan kegiatan dan mengikuti perlombaan, adalah hal yang
wajar USD selalu berintegrasi dengan pihak rektorat, dan selalu berkoordinasi dalam setiap kegiatan. USD juga sering diberikan amanah dalam mengatur acara
ataupun turut ikut serta dalam berbagai kepanitiaan. Berdebat menjadi salah satu fokus utama dari USD, seperti yang disadur
dari DIKTI mengenai kegiatan debat bahasa Inggris, Lomba debat menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris antarperguruan tinggi telah menjadi bagian
penting dalam kompetisi perguruan tinggi di dunia. Lomba debat ini menuntut keterampilan berbahasa Inggris dan berargumentasi. Keterampilan berbahasa
Inggris yang baik akan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat internasional. Sedangkan keterampilan atau kemahiran dalam
berargumentasi akan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk membuat keputusan berdasarkan analisis yang logis dan faktual.
D.Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik Pada UKM USU Society for Debating
Anggota USD, berdasarkan beberapa pernyataan sebelumnya, menerima tantangan yang relatif lebih besar dan lebih intens daripada UKM lain di USU.
Hal ini dapat ditinjau dari beberapa aspek, yang pertama adalah proses seleksi
Universitas Sumatera Utara
33
yang ketat sebelum mengikuti lomba, baik untuk lokal maupun internasional. Anggota yang baru saja mengikuti UKM ini tentu saja tidak mudah untuk
langsung mengikuti lomba. Belum lagi mereka harus bersabar dalam menghadapi senior yang cenderung lebih mampu dalam berdebat karena pengalaman. Yang
kedua, Maslow 2009 menyatakan bahwa setiap individu pada dasarnya akan selalu bersaing untuk mencapai aktulisasi dirinya. Sehingga masalah yang
dihadapi anggota salah satunya adalah tingginya persaingan untuk dapat berpartisipasi dan aktualisasi diri dalam lomba.
Menurut Sobur 2006 prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama
beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan
lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang terstandar. Salah satu aspek
dari adversity quotient adalah belajar Stolz, 2000. Hal ini menegaskan bahwa untuk memiliki adversity quotient yang baik seseorang harus belajar dan
memenuhi tuntutan untuk memperkaya pengetahuan. Setiap mahasiswa pada dasarnya merasa tertekan dengan tuntutan
akademik. Apa yang terjadi pada anggota USD adalah kesulitan mereka dalam membagi perhatian mereka dalam mengikuti lomba dan tetap mengejar tuntutan
akademis. Padahal prestasi akademik adalah indikator baku atas prestasi mahasiswa, dan pada dasarnya mahasiswa mengikuti perkuliahan demi meraih
Universitas Sumatera Utara
34
prestasi yang baik. Namun dengan keikutsertaan dalam UKM ini, dan dengan intensitas lomba yang ada, maka adversity quotient yang merupakan kemampuan
dalam menghadapi masalah akan sangat dibutuhkan. Menurut stolz 2000 ada 3 golongan orang yang memiliki adversity
quotient. Anggota USD yang tergolong quitter adalah mereka yang beranggapan
bahwa berdebat dan berorganisasi itu rumit, membingungkan, dan bikin pusing saja. Ketika mereka menemukan sedikit kesulitan dalam menyelesaikan masalah
mereka menyerah dan berhenti tanpa dibarengi usaha sedikitpun. Hal ini akan berpengaruh pada saat mereka menemukan kesulitan dalam membagi waktu dan
mempelajari hal baru dalam perkuliahan. Pada saat menghadapi kesulitan mereka akan cenderung lepas kontrol dan masalah tersebut menjadi suatu kesulitan di
aspek kehidupan individu tersebut. Ketahanan endurance mereka juga cenderung rendah dan selalu ingin menyerah ketika diberikan tugas ataupun
menghadapi ujian. Anggota USD yang tergolong camper adalah mereka yang tak mau
mengambil risiko yang terlalu besar dan merasa puas dengan kondisi atau keadaan yang telah dicapainya saat ini. Ia pun kerap mengabaikan kemungkinan-
kemungkinan yang akan didapat. Orang tipe ini cepat puas atau selalu merasa cukup berada di posisi tengah. Orang camper merasa cukup senang dengan
ilusinya sendiri tentang apa yang sudah ada, dan mengorbankan kemungkinan untuk melihat atau mengalami apa yang masih mungkin terjadi. Mereka tidak
memaksimalkan usahanya walaupun peluang dan kesempatannya ada. Tidak ada
Universitas Sumatera Utara
35
usaha untuk lebih giat belajar. Dalam organisasi debat, siswa camper tidak berusaha semaksimal mungkin, mereka berusaha sekedarnya saja. Mereka
berpandangan bahwa tidak perlu menjadi juara, yang penting jadi anggota organisasi, tidak perlu meraih banyak prestasi. Prestasi akademik pun tidaklah
perlu menjadi yang terbaik bagi mereka. Mereka tidak memberikan usaha maksimal ketika mengerjakan tugas dan ketika menghadapi ujian. Mereka juga
menganggap bahwa IPK adalah sesuatu yang relatif dan tidak menjadi indicator kesuksesan seseorang.
Tipe climber adalah mereka yang mempunyai tujuan atau target. Untuk mencapai tujuan itu, ia mampu mengusahakan dengan ulet dan gigih. Tak hanya
itu, ia juga memiliki keberanian dan disiplin yang tinggi. Lalu ditengah organisasi, mereka yang bertipe climber juga merasa tertantang dalam materi
perkuliahan dan berusaha membagi waktu. Ibarat orang bertekad mendaki gunung sampai puncak, ia akan terus mencoba sampai yakin berada di puncak
gunung. Bila ada masalah, maka mereka yang bertipe ini akan mengontrol agar masalah tersebut tidak mempengaruhi aspek kehidupan mereka yang lain, dan
mereka memiliki ketahanan yang baik ketika menghadapi tantangan. Tipe inilah yang tergolong memiliki AQ yang baik.
Universitas Sumatera Utara
36
D. Hipotesis