dilakukan perancangan ulang alat penggiling buah kopi yang sesuai dengan ukuran tubuh antropometri operator penggiling buah kopi.
6.2. Analisis Postur Kerja Operator dengan Metode REBA
Hasil penilaian postur kerja memperlihatkan bahwa keluhan otot yang dialami oleh seluruh operator, yaitu pada bagian lengan atas, lengan bawah,
pinggang serta punggung. Hal ini disebabkan oleh sikap kerja operator pada saat melakukan pekerjaannya yang kurang ergonomis. Beban kerja dan fasilitas kerja
yang kurang baik menambah keluhan otot tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian postur kerja operator bagian sortasi yang memiliki risiko sangat tinggi.
Hasil penilaian postur kerja aktual dengan metode REBA dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Hasil Penilaian Postur Kerja Aktual dengan Metode REBA No
Elemen Kegiatan Bagian
Tubuh Skor
Tindakan Perbaikan
1 Mengangkat buah kopi
Kanan 8
Perlu tindakan secepatnya Kiri
8 Perlu tindakan secepatnya
2 Menuangkan buah kopi
Kanan 6
Perlu tindakan Kiri
5 Perlu tindakan
3 Menggiling buah kopi
Kanan 11
Perlu tindakan sekarang juga Kiri
10 Perlu tindakan secepatnya
4 Menggiling buah kopi
Kanan 11
Perlu tindakan sekarang juga Kiri
10 Perlu tindakan secepatnya
Sumber: Pengumpulan Data
Pada hasil penilain REBA pada Tabel 6.1. dapat dilihat bahwa terdapat beberapa keluhan yang terjadi pada beberapa elemen kegiatan. Hal ini disebabkan
karena: 1.
Pada elemen mengangkat buah kopi terdapat penilaian perlu tindakan secepatnya untuk bagian kanan dan bagian kiri, hal ini disebabkan tubuh yang
membungkuk dan mengangkat beban yang berat sehingga diperlukan tenaga besar untuk mengangkat beban.
2. Pada elemen menuangkan buah kopi terdapat penilaian perlu tindakan untuk
tubuh bagian kanan dan kiri, kegiatan ini dilakukan dengan mengangkat buah kopi dan menuangkannya ke penggiling buah kopi.
3. Pada elemen menggiling buah kopi terdapat penilaian perlu tindakan sekarang
juga untuk tubuh bagian kanan, dan perlu tindakan secepatnya untuk tubuh bagian kiri kegiatan ini dilakukan dengan membungkuk dan tangan kanan
yang berputar-putar dan berulang-ulang sampai semua buah kopi selesai digiling. Kegiatan ini sangat beresiko tinggi karena beban buah kopi yang
digiling sangat berat dan dilakukan secara berulang – ulang.
6.3. Analisis dan Evaluasi Biomekanika Maximum Permisible Limit MPL
Perhitungan yang dilakukan pada penentuan nilai biomekanika diperoleh nilai dari operator 1 sampai dengan nilai operator 10 memiliki nilai gaya kompres
pada L5S1 lebih besar daripada nilai Maximum Permisible Limit MPL sehingga dapat dikategorikan dengan “Berbahaya” standard NIOSH. Penilaian
biomekanika untuk metode MPL untuk situasi origin dan destination mengangkat buah kopi sebesar 3132317,06 dan 3753275,76 Newton untuk menggiling buah
kopi 1328844,44 dan 928739,27 Newton dengan kategori berbahaya. Faktor utama yang mempengaruhi besarnya MPL seseorang adalah posisi tubuh operator
saat sebelum melakukan pengangkatan maupun melakukan penggilingan. Posisi tersebut menyebabkan sudut yang dibentuk pada segmen tubuh akan bernilai
maksimum. Oleh karena itu, sebaiknya saat sebelum atau melakukan pengangkatan dan penggilingan, besar sudut kepada segmen tubuh dibuat
membentuk sudut yang bernilai 90
o
atau tegak lurus dengan segmen tubuh lainya sehingga gaya yang akan dikeluarkan juga tidak maksimum dari kekuatan otot
tersebut.
6.4. Analisis Perancangan QFD
Perancangan dengan metode QFD adalah sebagai berikut: 1.
Klarifikasi Tujuan Clarifying Objectives Klarifikasi tujuan dilakukan untuk menentukan tujuan perancangan produk
dan sub-sub tujuan dengan menggunakan metode pohon tujuan Objectives Tree Methode. Dari klarifikasi tujuan diperoleh tujuan perancangan tojok
sebagai berikut: a.
Bahan Penggiling Buah Kopi b.
Desain Penggiling Buah Kopi c.
Dimensi Penggiling Buah Kopi d.
Fungsi Penggiling Buah Kopi e.
Kualitas Penggiling Buah Kopi Untuk sub tujuan perancangan kerja adalah sebagai berikut:
a. Bahan utama
: Besi b.
Bahan pelapis Cylinder : Fiberglass
c. Bahan penampung biji kopi
: Kayu d.
Bahan penampung kulit kopi : Kayu