56
16,0, petugas kesehatan melarang ibu memberikan MP-ASI sebelum umur bayi kurang dari 6 bulan sebanyak 89 orang 84,0 dan ada bimbingan yang rutin yang
dilakukan petugas kesehatan tentang pemberian MP-ASI sebanyak 37 orang 34,9.
4.3 Analisis Bivariat
Analisis ini berfungsi untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan
Level of significance α = 0,05.Dalam analisis ini juga dapat dilihat variabel
independen mana yang masuk kriteria model analisis multivariat p0,25 diuraikan sebagai berikut:
4.3.1 Hubungan Umur, Pekerjaan, Pengetahuan, Sosial Budaya, Dukungan Keluarga dan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pemberian MP-ASI
Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi
Untuk melihat hubungan umur, pekerjaan, pengetahuan, sosial budaya, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan pemberian MP-ASI
terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.7:
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 4.7 Hubungan Umur, Pekerjaan, Pengetahuan, Sosial Budaya, Dukungan Keluarga dan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pemberian MP-
ASI Terlalu Dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2015
No. Variabel Pemberian MP-ASI
Terlalu Dini Total
Tidak χ
2
p-value Dilakukan
Dilakukan n n n
1 Umur
19-30 tahun 79
79,8 10
9,2 89
100 0,440
1,000 30 tahun
16 15,2
1 1,8
17 100
2 Pekerjaan
Bekerja 48
87,3 7
12,7 55
100 0,679
0,613 Tidak
47 92,2
4 7,8
51 100
Bekerja
3 Pengetahuan
Buruk 19
79,2 5
20,8 24
100 3,647
0,120 Baik
76 92,7
6 7,3
82 100
4 Sosial
Budaya Ada
91 93,8
6 6,2
97 100
21,584 0,001
Tidak Ada 4
44,4 5
55,6 9
100
5 Dukungan
Keluarga Mendukung
89 95,7
4 4,3
93 100
30,103 0,001
negatif Tidak
6 46,2 7
53,8 13
100 Mendukung
positif
6 Dukungan
Petugas Kesehatan
Mendukung 10
83,3 2
16,7 12
100 0,576
0,610 negatif
Tidak 85
90,4 9
10,4 94
100 Mendukung
positif
Universitas Sumatera Utara
58
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel umur, pekerjaan, pengetahuan, sosial budaya, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan
dengan pemberian MP-ASI terlalu dini di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi ditemukan bahwa:
1. Hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan pemberian MP-ASI terlalu dini diperoleh bahwa dari 89 orang ibu dengan umur 20-30 tahun yang melakukan
pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 79 orang 79,8 dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 10 orang 9,2.
Kemudian dari 17 orang ibu dengan umur 30 tahun yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 16 orang 15,2 dan yang tidak
melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 1orang 1,8. Hasil uji statistikchi-squaremenunjukkan bahwa tidak ada hubungan umur ibu dengan
pemberian MP-ASI terlalu dini p=1,000. 2. Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan pemberian MP-ASI terlalu
dini diperoleh bahwa dari 55 orang ibu yang bekerja yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 48 orang 87,3 dan yang tidak
melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 7 orang 12,7. Kemudian dari 51 orang ibu yang tidak bekerja yang melakukan pemberian
MP-ASI terlalu dini sebanyak 47 orang 92,2 dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 4 orang 7,8. Hasil uji statistik chi-
square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pekerjaan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini p=0,613.
Universitas Sumatera Utara
59
3. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian MP-ASI terlalu dini diperoleh bahwa dari 82 orang ibu dengan pengetahuan baik yang
melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 76 orang 92,7 dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 6 orang 7,3.
Kemudian dari 24 orang ibu dengan pengetahuan buruk yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 19 orang 79,2 dan yang tidak
melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 5 orang 20,8. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan
dengan pemberian MP-ASI terlalu dini p=0,120. 4. Hasil analisis hubungan antara sosial budaya dengan pemberian MP-ASI terlalu
dini diperoleh bahwa dari 97 orang ibu dengan adanya sosial budaya yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 91 orang 93,8 dan
yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 6 orang 6,2. Kemudian dari 9 orang ibu dengan tidak ada sosial budaya yang melakukan
pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 4 orang 44,4 dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 5 orang 55,6. Hasil uji
statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan sosial budaya dengan pemberian MP-ASI terlalu dini p 0,001.
5. Hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI terlalu dini diperoleh bahwa dari 93 orang ibu yang mendapatkan dukungan
keluarga yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 89 orang 95,7 dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak
Universitas Sumatera Utara
60
4orang 4,3. Kemudian dari 13 orang ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 6 orang
46,2 dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 7 orang 53,8. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan
dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI terlalu dini p 0,001. 6. Hasil analisis hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan pemberian
MP-ASI terlalu dini diperoleh bahwa dari 94 orang ibu yang tidak mendapatkan dukungan petugas kesehatan yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini
sebanyak 85 orang 90,4 dan yang tidak melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 9 orang 10,4. Kemudian dari 12 orang ibu yang
mendapatkan dukungan petugas kesehatan yang melakukan pemberian MP-ASI terlalu dini sebanyak 10 orang 83,3 dan yang tidak melakukan pemberian
MP-ASI terlalu dini sebanyak 2 orang 16,7. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan
pemberian MP-ASI terlalu dini p=0,610.
4.4 Analisis Multivariat