2.2 Makanan Pendamping ASI MP-ASI 2.2.1 Defenisi MP-ASI
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayianak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai
umur 6 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat umur bayianak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang sedangkan ASI yang dihasilkan
kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke menu makanan keluarga. Pengenalan MP-ASI harus dilakukan secara bertahap
baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi atau anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam kualitas dan kuantitas penting untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak dimasa depannya Padang, 2007.
Sesudah bayi berumur lebih dari 6 bulan maka perlu makanan pendamping seperti makanan lumat bubur susu, buah, makanan lunak nasi tim saring, kuning
telur, susu formula, makanan lunak nasi tim cincang. Adapun tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah:
1. Melengkapi zat gizi ASI yang kurang. 2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima macam-macam makanan
dan berbagai rasa dan bentuk. 3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
Selain itu pemberian makanan pendamping ASI untuk bayi sebaiknya memenuhi nilai energi dan kandungan protein yang tinggi, dapat diterima dengan
Universitas Sumatera Utara
baik, harganya relatif murah, dapat diproduksi dari bahan-bahan olahan yang tersedia secara lokal. Makanan pendamping ASI bagi bayi hendaknya bersifat padat gizi
Muchtadi, 2004. Pada usia 6 bulan sistem pencernaan bayi sudah mulai kuat dan mampu
menerima makanan selain ASI. Namun pemberian makanan pendamping ASI MP- ASI yang diberikan terlalu dini dimana umur bayi kurang dari 6 bulan akan membuat
bayi enggan untuk mengonsumsi ASI dan bayi mudah mengalami gangguan sistem pencernaan seperti diare.
Untuk meningkatkan kemandirian dalam meningkatkan status gizi masyarakat dengan program keluarga sadar gizi kadarzi, dilakukan sosialisasi untuk membuat
makanan pendamping ASI dngan menggunakan bahan lokal. Hal ini bertujuan untuk penganekaragaman konsumsi makanan, namun biasanya ibu menggunakan makanan
bayi yang siap saji dalam bentuk kemasanproduk industri walaupun sesungguhnya hal ini diperbolehkan Sartono, 2006.
Makanan tambahan untuk bayi yang berupa makanan setengah jadi yang dijual ditoko-tokohasil olahan teknologi yang komposisinya juga telah disesuaikan
dengan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan kesehatan yang optimal.Makanan tambahan yang terdiri dari berbagai campuran bahan makanan
dapat memberikan mutu yang lebih tinggi dari pada mutu masing-masing bahan yang disusunnya. Dengan bercampurnya beragam bahan makanan tersebut, maka bahan
yang kurang dalam zat-zat gizi tertentu dapat ditutupi oleh bahan makanan yang
Universitas Sumatera Utara
mengandung lebih banyak zat-zat yang bersangkutan. Dengan demikian masing- masing bahan makanan memiliki efek komplementer yang berakibat meningkatkan
mutu gizi makanan Notoatmojdo, 2007.
2.2.2 Persyaratan MP-ASI
Pemberian makanan pendamping ASI untuk bayi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Nilai energi dan kandungan protein yang tinggi. 2. Memiliki suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan mineraldalam
jumlah yang cukup. 3. Dapat diterima dengan baik.
4. Harganya relatif murah. 5. Dapat diproduksi dari bahan-bahan olahan yang tersedia secara lokal. Makanan
pendamping ASI bagi bayi hendaknya bersifat padat gizi Padang, 2007.
2.2.3 Tanda-Tanda Bayi Sudah Siap Menerima MP-ASI
Tanda-tanda bayi telah siap menerima makanan pendamping ASI, walaupun bayi belum melakukan semuanya, yakni:
1. Bayi dapat duduk untuk mempertahankan kepalanya dengan baik tanpa bantuan. 2. Bisa melakukan gerakan mengunyah.
3. Berat badan terlihat meningkat 2 kali lipat dari berat badan ketika lahir. 4. Terlihat tertarik pada makanan.
5. Mulai mendekatkan mulut ketika sendok mendekati mulut.
Universitas Sumatera Utara
6. Bisa memindahkan makanan dari mulut bagian depan ke bagian belakang. 7. Bisa menggerakkan lidah dan tidak lagi mendorong makanan keluar
menggunakan lidah dan mulai tumbuh gigi.
2.2.4 Cara Memberikan MP-ASI
Agar makanan pendamping ASI atau makanan tambahan dapat diberikan dengan efisien sebaiknya diperhatikan cara-cara pemberiannya sebagai berikut:
1. Diberikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer secara bertahap ke bentuk yang lebih kental.
2. Makanan baru diperkenalkan satu per satu dengan memperhatikan bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik.
3. Makanan yang menimbulkan alergi, yaitu sumber protein hewani diberikan terakhir. Urutan pemberian makanan tambahan biasanya adalah buah-buahan,
tepung-tepungan, sayuran dan daging. 4. Cara memberikan makanan bayi dipengaruhi oleh perkembangan emosional bayi,
makanan jangan dipaksakan sebaiknya diberikan pada waktu bayi lapar.
2.2.5 Hal yang Perlu di Perhatikan Ibu Saat Memberikan MP-ASI
1. MP-ASI adalah makanan pendamping ASI, bukan pengganti ASI ASI tetap gizi terbaik untuk si kecil, saat memberikan makanan padat di usia
lebih dari 6 bulan, ibu tetap harus memberikan ASI pada si kecil. Berikan berbagai variasi makanan dan cita rasa. Selain untuk mendeteksi apakah si kecil
Universitas Sumatera Utara
alergi terhadap bahan makanan tertentu, dengan mengenalkan variasi makanan sedini mungkin, si kecil akan tumbuh jadi anak yang tidak pemilih dalam hal
makanan picky eater. 2. Mulai beri MP-ASI di usia 6 bulan, jangan terlalu cepat atau terlambat
MP-ASI baru bisa diperkenalkan di usia lebih dari 6 bulan untuk menunggu kesiapan sistem pencernaan dan organ lain seperti hati dan ginjal, kesiapan
sistem syaraf dan motorik bayi. Pemberian MP-ASI terlalu dini dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan, malnutrisi, infeksi pencernaan,
obesitas dan alergi, termasuk eksim, asma dan alergi makanan.Pemberian MP- ASI terlalu lambat akan meningkatkan risiko kekurangan energi, gangguan
tumbuh kembang, lambatnya kemampuan adaptasi terhadap makanan. 3. Berikan MP-ASI sesuai perkembangan usia
4. Jangan makan sambil tidur Dudukkanlah si kecil di pangkuan atau di kursi makan bayi high chair. Jangan
biarkan si kecil makanminum sambil tiduran karena dapat meningkatkan risiko infeksi telinga basah.
5. Beri makan secara bertahap dan perlahan Letakkan makanan di ujung sendok dan lihat reaksinya apakah si kecil
menunjukkan rasa suka atau tidak suka dengan makanan yang diberikan. Beri jarak 3-4 hari sebelum memperkenalkan bahan makanan baru berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
6. Perhatikan reaksi si kecil Lihat seksama tiap reaksi si kecil terhadap bahan makanan tertentu, seperti
muntah, diare, gatal-gatal atau sesak napas. Bila timbul gejala alergi, segera hentikan pemberian bahan makanan tersebut.
7. Tepat waktu Berikan MP-ASI tepat pada waktunya dan beri cemilan di antara jam makan.
8. Jangan dulu memberi garam dan gula Bayi tidak membutuhkan garam dan gula bahkan akan menambah berat kerja
ginjal sang bayi. 9. Tak perlu kapsul multivitamin
Ibutidak perlu memberikan multivitamin dalam bentuk kapsul atau sirup, karena kebutuhan vitamin si kecil bisa dipenuhi dari bahan makanan sehari-hari.
Pastikan menu hariannya sehat seimbang sesuai tahap perkembangannya. Ibu juga bisa terus memberikan ASI hingga 2 tahun sesuai permintaan si kecil
Pujiarto,2012. 10. Jangan beri madu hingga usia 2 tahun
Karena ini dapat menimbulkan risiko penyakit infantile botulisme, yaitu gangguan pencernaan karena racun dari bakteriClostridium botulinum Pujiarto,
2012.
Universitas Sumatera Utara
Pemberian madu pada bayi dibawah satu tahun saat ini masih menjadi kontroversi. Sebuah lembaga kesehatan dunia yang berpusat di Amerika
menyatakan bahwa pemberian madu tidak diperkenankan diberikan kepada anak dibawah usia satu tahun, sementara itu sebagian masyarakat beranggapan bahwa
madu boleh-boleh saja diberikan kepada anak dibawah usia satu tahun.Pemanis alami yang didapat dari lebah ini diduga memiliki kandungan bakteriClostridium
botulinum yang diperoleh ketika lebah mengambil makanan dari tanah atau tumbuhan. BakteriClostridium botulinumtermasuk bakterigram positif, anaerob
obligat tidak bisa hidup bila terdapat oksigen, motil dapat bergerak, dan menghasilkan sporayang terdapat pada madu,Clostridium botulinumakan dapat
bertahan hidup pada usus dan mengeluarkan racun botulinum. Madu adalah sumber potensial dari spora ini.Pada dasarnya, senyawa botulinum
tidak berbahaya untuk orang dewasa. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan orang dewasa memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi untuk
menghilangkan efek racun dari senyawa botulinum. Hanya saja, lain halnya yang terjadi pada bayi dengan usia kurang dari satu tahun, organ pencernaan bayi
diusia ini masih belum matang, termasuk kadar asam dalam usus yang masih begitu lemah sehingga belum cukup kuat dalam menangkal efek dari racun
botulinum yang ada pada madu.Adapun pemberian madu diperkenankan jika usia bayi telah lebih dari satu tahun, sebab diusia ini sistem pencernaan bayi akan
cukup matang dalam mencerna madu dan menangkal racun dari senyawa
Universitas Sumatera Utara
botulinum yang ada pada madu, sehingga senyawa ini tidak akan dapat bertahan hidup serta berkembang biak pada usus bayi Kompas, 2015.
2.2.6 Pemberian Makanan Bayi Umur 0-12 Bulan yang Baik dan Benar
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi, perkembangan dan kemampuan bayi menerima makanan, maka makanan bayi untuk umur 0-12 bulan,dibagi menjadi 3
tahap yakni: 1. Makanan bayi umur 0-6 bulan
a. Hanya ASI sajaASI eksklusif Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada
30 menit pertama setelah kelahiran.Pada periode ini ASI saja sudah mencukupi kebutuhan gizi bayi. ASI adalah makanan terbaik untuk
bayi,danproses menyusui akan membina hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi.
b. Berikan kolostrum Kolostrum adalah air susu ibu yang keluar pada hari pertama
kelahiran,warnanya kuning dan kental. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan tubuh yang sangat baik bagi tubuh bayi.
c. Berikan ASI dari kedua payudara
Universitas Sumatera Utara
Berikan ASI dari kedua payudara ibu, dan berikan ASI pada bayi kapan pun dan dimanapun jika bayi memintanya. ASI diberikan 8-10 kali setiap harinya.
2. Makanan bayi umur 6-7 bulan a. Pemberian ASI diteruskan
b. Pada umur 6 bulan sistem pencernaan bayi sudah kuat untuk menerima makanan selain ASI dengan jenis makanan yang lumat.
3. Makanan bayi umur 9-12 bulan a. Pemberian ASI diteruskan
b. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap dengan jenis makanan lunak.
c. Berikan makanan selingan 1 kali sehari seperti bubur kacang hijau, buah, dan lain-lain.
d. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan seperti sayuran, lauk pauk, buah-buahan secara bergantian.
2.2.7 Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu Dini
1. Dapat menyebabkan diare atau susah buang air besar BAB Sebelum 6 bulan fungsi saluran pencernaan bayi belum siap atau mampu
mengolah makanan. Ketika ada makanan masuk maka saluran pencernaannya akan mengalami gangguan yang ditandai dengan diare atau susah buang air besar
BAB. 2. Obesitas
Universitas Sumatera Utara
Ketika bayi lebih dini diperkenalkan pada MP-ASI, selanjutnya pola makan bayi bisa tidak sesuai dengan tubuhnya. Bayi akan terbiasa dengan makan banyak atau
berlebihan. Inilah yang membuat bayi berisiko menjadi gemuk atau obesitas. 3. Kram usus
Ketika bayi belum siap mencerna makanan, namun dipaksa untuk mengolahMP- ASI maka bisa menyebabkan kram usus. Saat kram usus atau biasa disebut kolik
usus, bayi mungkin akan menangis lama, menjerit sambil menggerakkan tangan dan kaki.
4. Alergi makanan Pada bayi 6 bulan beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung
lipase, amilase, pepsin belum diproduksi secara sempurna. Sel-sel disekitar usus belum siap untuk menghadapi unsur-unsur atau zat makanan yang
dikonsumsinya. Makanan tersebut dapat menimbulkan reaksi imun, sehingga dapat menyebabkan alergi akibat makanan yang dikonsumsinya.
5. Beban ginjal yang berlebihan dan hyperosmolitas Makanan padat yang diproduksi dari pabrik biasanya mengandung kadar natrium
klorida NaCl yang tinggi yang akan menambah beban kerja ginjal. Bayi yang memeroleh makanan padat sejak dini memiliki osmolitas plasma yang tinggi dari
pada bayi yang memperoleh ASI secara eksklusif. 6. Ancaman bahan-bahan makanan yang merugikan
Universitas Sumatera Utara
Makanan tambahan mungkin mengandung komponen alamiah yang jika diberikan sejak dini dapat merugikan, komponen yang lazim adalah sukrosa yang
memicu kerusakan gigi pada bayi dan memicu bayi menyukai rasa manis.
2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ibu dalam Pemberian MP-ASI Terlalu Dini pada Bayi