80
c. Kostum tokoh hanoman berwarna putih dan memakai gelung supit
urang yang bermakna identitas hanoman kesatria.
3.2.3.4 Ilmu Mistik dalam Kesenian Reog
Bagi pemain-pemain kesenian reog, barongan adalah satu-satunya instrumen yang mendapatkan tempat utama. Ia dianggap sebagai benda keramat.
Sehingga pada hari-hari tertentu, dan pada setiap akan dipakai, sering membakar dupa kemenyan di hadapannya Fauzannafi, 2005.
Setiap Jumat Legi dan Jumat Wage,
2
reog ini wajib diberi sajen yang
berupa bunga mawar, kenanga, dan melati kemudian membakar kemenyan, rokok diselipkan ditelinga topeng dhadhak merak yang dipercaya agar nantinya
pembarong ketika menarikan tarian ini dapat menyatu dengan Reog. Semua
sesajen diletakkan didepan topeng dhadhak merak dan sajen tersebut disampingmemiliki sifat mistis juga memiliki makna simbolik yang syarat dengan
berbagai ajaran berharga warisan leluhur dan juga berfungsi sebagai sarana penghubung antara manusia dan dunia gaib.
Reog yang ada pada grup Sri Karya Manunggal diberi nama dengan
Gembong Bawono yang artinya raja harimau atau preman alaspenguasa hutan.
Nama Gembong Bawono tersebut berasal dari si pembuat Reogyang ada di
2
Istilah hari-hari dalam sistem kelander masyarakat Jawa berdasar kepada kalender Jawa, yang memiliki persamaan dengan kalender Islam. Keduanya berakar pada sistem kalender
perputaran bulan lunar. Adapun bulan-bulan dalam kalender Jawa dan padanannya dalam kalender Islam adalah: 1 Sura Muharram; 2 Sapar Shafar; 3 Mulud Rabiul Awal; 4
Bakda Mulud Rabiul Akhir; 5 Jumadil Awal Jumadil Ula; 6 Jumadil Akhir Jumadil Tsaniah; 7 Re
jeb Rajab; 8 Ruwah Sya’ban; 9 Pasa Ramadhan; 10 Sawal Syawal; 11 Dulkangidah Dzulqa’idah; dan 12 Besar Dzulhijjah. Siklus nama-nama hari adalah hari:
Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Namun ada lagi ditambahi di belakangnya berdasarkan siklus lima, yaitu Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing.
Universitas Sumatera Utara
81
Kisaran ibukota Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara. Grup Sri Karya Manunggal dulunya membeli reog di Kisaran karena harganya terjangkau yang
waktu itu mereka beli dengan harga Rp 3.000.000. Pertama kali dibeli topeng dhadhak merak
tersebut beratnya mencapai sekitar 45 kg namun lama kelamaan sudah semakin susut sehingga sekarang beratnya hanya sekitar 38 kg.
ReogGembong Bawono tersebut mempunyai makna yang sakral dan dipercaya
sebagai nama reogyang tingkatnya tertinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Tukijo Mbah Bolong berikut ini:
Reog ini yang ngasih nama ya dari yang pembuat Reognya yang di Kisaran. Ini Reog tempahan dari Kisaran karena kalo beli di Jawa
ya nggak sanggup. Sebelum dibuat kepala harimau, yang buat Reog ini udah dijumpai dulu sama arwah yang pingin masuk ke
Reog ini supaya reognya diberi nama Gembong Bawono. Jadi yang buat reog bilang nama Gembong Bawono ini jangan diganti.
Tukijo, 63 tahun, pemimpin Reog di Desa Bangko Lestari
Gambar 3.2:Topeng Seni Reog Gembong Bawono
Universitas Sumatera Utara
82
3.2.3.5 ReogMemiliki Lagu-lagu Khusus