Jumlah konsumsi Landasan Teori .1 Karakteristik Sosial Ekonomi

2.2.2 Jumlah konsumsi

Jumlah konsumsi pangan penduduk berkaitan dengan perilaku konsumsi masyarakat. Berbagai masalah yang dihadapi dalam konsumsi pangan adalah : 1. Penduduk yang cukup besar, sekitar 250 juta jiwa dengan konsentrasi pangan pokok beras, pada saat ini membutuhkan sekitar 28 ton beras. Dengan penduduk yang terus bertambah beban penyediaan beras untuk memenuhi permintaan yang meningkat akan semakin bertambah berat, terutama dalam kondisi semakin terbatasnya sumber daya alam sebagai basis produksi. 2. Kebijakan pengembangan pangan yang terfokus pada beras telah mengabaikan potensi sumber-sumber pangan karbohidrat lainnya, dan lambatnya pengembangan usaha penyediaan bahan pangan sumber protein seperti serelia, daging, susu, telur serta sumber zat gizi mikro yaitu sayuran dan buah-buahan. Karena itu, sampai saat ini sumber protein nabati pun masih didominasi berasal dari beras. 3. Teknologi pengolahan pangan lokal di masyarakat kurang berkembang dibandingkan teknologi produksi dan kurang bisa mengimbangi semakin membanjirnya produk pangan olahan yang berasal dari pangan impor. Makanan cepat saji yang menggunakan bahan impor dan kurang menggunakan bahan pangan lokal telah menjadi bagian perilaku sebagian masyarakat di berbagai kota besar dan cenderung semakin meningkat. 4. Masyarakat pada daerah – daerah tertentu masih mengalami kerawanan pangan secara berulang kronis pada musim paceklik, demikian pula sering terjadi kerawanan pangan mendadak pada daerah –daerah yang terkena Universitas Sumatera Utara bencana. Kerawanan kronis disebabkan karena terbatasnya kemampuan produksi serta sumber pendapatan yang dibutuhkan untuk menopang kebutuhan rumah tangganya Suryana, 2003. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi Jumlah konsumsi beras adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Pendapatan

Pada umumnya jika tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung membaik juga, tingkat pendapatan yang nyata dari keluarga menentukan jumlah dan kualitas makanan yang diperoleh. Pada tingkat pendapatan yang rendah sumber energi utama diperoleh dari padi-padian, umbi- umbian dan sayur Suhardjo, 2008. Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhya terhadap jumlah konsumsi. Biasanya makin baik tinggi tingkat pendapatan, jumlah konsumsi semakin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pola hidup makan konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh yang amat sederhana adalah jika pendapatan sang ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga beras kelas rendahmenengah Khoirina, 2011.

2. Usia

Sumarwan 2004 berpendapat bahwa semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen. Perbedaan usia akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan Universitas Sumatera Utara