Hal ini sesuai dengan pendapatan Suhardjo 1996 yang menyatakan bahwa sumber pangan keluarga terutama mereka yang miskin akan lebih mudah
memenuhi kebutuhan makanannya jika yang harus diberi makan jumlahnya sedikit. Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga yang besar mungkin cukup
untuk keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut, tetapi tidak cukup untuk mencegah gangguan gizi pada keluarga yang besar tersebut. Artinya,
semakin banyak jumlah anggota keluarga maka kebutuhan konsumsi beras semakin besar.
5.3 Konsumsi Beras Berdasarkan Tingkat Pendapatan dengan Atribut Beras.
Jumlah konsumsi beras sampel berdasarkan tingkat pendapatannya dapat dilihat dari atribut –atribut berasnya. Atribut-atribut tersebut meliputi jenis beras, tingkat
kepulenan, aroma beras, daya tahan beras, bentuk beras dan derajat putih beras. Jenis beras yang dikonsumsi oleh sampel beragam diantaranya ialah IR 64,
Ramos, KKB, KKB Super, KKB Spesial, AAA, Beras Organik, Beras Tanpa Gula Basta, Beras Pulen dan Beras Jenis Lainnya. Konsumsi beras berdasarkan jenis
beras dan tingkat pendapatannya disajikan pada Tabel 5.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Konsumsi Beras Berdasarkan Jenis Beras dan Tingkat Pendapatan
Pendapatan RpBulan Jenis Beras
Rp 2.000.000
Rp 2.000.000 -
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000 -
Rp 10.000.000
Rp 10.000.000 -
Rp 15.000.000
Rp 15.000.000
IR 64 Count
11 3
4 6
within 11
3 4
6 Ramos
Count 4
2 1
3 2
within 4
2 1
3 2
KKB Count
1 3
4 3
4 within
1 3
4 3
4 KKB Super
Count 2
3 4
11 within
2 3
4 11
KKB Spesial Count 2
within 2
AAA Count
1 4
4 1
1 within
1 4
4 1
1 Beras
Organik Count
1 within
1 Beras Tanpa
Bula Basta Count
1 within
1 Beras Pulen
Count 1
2 within
1 2
Beras Lainnya
Count 3
4 4
within 3
4 4
.0
Sumber : Data diolah dari lampiran 3 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sampel dengan pendapatan Rp
2.000.000 lebih banyak mengkonsumsi beras jenis IR 64 yaitu sebesar 11. Sampel dengan pendapatan Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras jenis AAA dan jenis beras lainnya sebesar 4. Sampel dengan pendapatan Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 lebih banyak mengkonsumsi
beras jenis kukubalam sebesar 4. Sampel dengan pendapatan Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 lebih banyak mengkonsumsi beras jenis IR 64 sebesar 6.
Sampel dengan pendapatan Rp 15.000.000 lebih banyak mengkonsumsi beras jenis kukubalam super sebesar 11. Berdasarkan hasil paparan diatas, konsumen
Universitas Sumatera Utara
mengkonsumsi jenis beras IR 64 yaitu sebanyak 11 yang berpendapatan Rp 2.000.000, sedangkan Pendapatan Rp 15.000.000 konsumen mengkonsumsi
jenis beras KKB Super sebanyak 11. Tingkat kepulenan beras yang dikonsumsi oleh sampel beragam. Mulai dari tidak
pulen, sedang, sampai pulen. Tingkat kepulenan beras dipengaruhi oleh kadar amilosa yang terkandung didalamnya. Semakin kecil kadar amilosa beras, maka
nasi akan semakin pulen, semakin tidak mekar, dan semakin lama menjadi keras setelah dingin. Konsumsi beras berdasarkan kepulenan dan tingkat pendapatan
disajikan pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10 Konsumsi Beras Berdasarkan Kepulenan Beras dan Tingkat Pendapatan
Kepulenan Pendapatan RpBulan
Pulen Sedang Tidak Pulen
Rp 2.000.000
Count 1
12 7
within Kepulenan 1
12 7
Rp 2.000.000 - Rp 5.000.000 Count
7 11
2 within Kepulenan
7 11
2 Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000
Count 10
10 within Kepulenan
10 10
.0 Rp 10.000.000 - Rp 15.000.000
Count 12
8 within Kepulenan
12 8
.0 Rp 15.000.000
Count 17
3 within Kepulenan
17 3
.0
Sumber : Data diolah dari lampiran 3 Berdasarkan tabel diatas, sampel dengan pendapatan Rp 2.000.000 lebih
banyak mengkonsumsi beras dengan tingkat kepulenan sedang yaitu sebesar 12. Sampel dengan pendapatan Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan tingkat kepulenan sedang yaitu sebesar 11. Sampel dengan pendapatan Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 lebih banyak mengkonsumsi
beras dengan tingkat kepulenan pulen dan sedang yaitu sebesar 10. Sampel
Universitas Sumatera Utara
dengan pendapatan Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 lebih banyak mengkonsumsi beras dengan tingkat kepulenan pulen yaitu sebesar 12. Sampel
dengan pendapatan Rp 15.000.000 lebih banyak mengkonsumsi beras dengan tingkat kepulenan pulen yaitu sebesar 17. Berdasarkan hasil paparan diatas,
konsumen memilih kepulenan beras dengan tingkat pulen sedang yaitu berpendapatan Rp 2.000.000, sebanyak 12. Sedangkan pendapatan Rp
15.000.000, konsumen memilih tingkat kepulenan pulen sebanyak 17 Aroma beras yang dikonsumsi sampel beragam. Aroma tersebut diantaranya ialah
pandan wangi, beras tidak beraroma, dan beras dengan aroma lain. Tingkat konsumsi beras berdasarkan aroma dan tingkat pendapatan disajikan pada tabel
5.11. Tabel 5.11 Konsumsi Beras Berdasarkan Aroma Beras dan Tingkat
Pendapatan
Aroma Pandan
Wangi Tidak
Beraroma Lainnya Pendapatan
RpBulan Rp 2.000.000
Count 2
16 2
within Aroma 2 16
2 Rp 2.000.000 -
Rp 5.000.000 Count
3 15
2 within Aroma 3
15 2
Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000
Count 9
11 within Aroma 9
11 Rp 10.000.000-
Rp 15.000.000 Count
12 7
1 within Aroma 12
7 1
Rp 15.000.000 Count 15
4 1
within Aroma 15 4
1
Sumber : Data diolah dari lampiran 3 Berdasarkan tabel diatas, sampel dengan pendapatan Rp 2.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan tingkat aroma tidak beraroma yaitu sebesar16. Sampel dengan pendapatan Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
mengkonsumsi beras dengan tingkat aroma tidak beraroma yaitu sebesar 15. Sampel dengan pendapatan Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 lebih banyak
mengkonsusmi beras dengan tingkat aroma tidak beraroma yaitu sebesar 11. Sampel dengan pendapatan Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan tingkat aroma pandan wangi yaitu sebesar12. Sampel dengan pendapatan Rp 15.000.000 lebih banyak mengkonsumsi beras
dengan tingkat aroma pandan wangi yaitu sebesar 15. Berdasarkan hasil paparan diatas, konsumen memilih aroma beras dengan tingkat aroma tidak beraroma yaitu
berpendapatan Rp 2.000.000, sebanyak 16. Sedangkan pendapatan Rp 15.000.000, konsumen memilih tingkat aroma pandan wangi sebanyak 15.
Daya tahan beras dilihat dari ketahanan beras saat disimpan. Daya tahan beras yang dikonsumsi sampel berbeda-beda, diantaranya beras dengan daya tahan 1
bulan, 1 bulan, dan 1 bulan. Konsumsi beras berdasarkan daya tahan beras dan tingkat pendapatan disajikan pada Tabel 5.12
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12 Konsumsi Beras Berdasarkan Daya Tahan Beras dan Tingkat Pendapatan
Daya Tahan 1
Bulan 1 Bulan
1 Bulan
Pendapatan RpBulan
Rp 2.000.000 Count
3 17
within Daya Tahan
3 17
Rp 2.000.000 - Rp 5.000.000
Count 5
15 within Daya
Tahan 5
15 Rp 5.000.000 - Rp
10.000.000 Count
5 15
within Daya Tahan
5 15
Rp 10.000.000 - Rp 15.000.000
Count 2
3 15
within Daya Tahan
2 3
15 Rp 15.000.000
Count 5
15 within Daya
Tahan 5
15
Sumber : Data diolah dari lampiran 3 Berdasarkan tabel diatas, sampel dengan pendapatan Rp 2.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan daya tahan beras lebih dari satu bulan yaitu sebesar 17. Sampel dengan pendapatan Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan daya tahan beras lebih dari satu bulan yaitu sebesar 15. Sampel dengan pendapatan Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan daya tahan beras lebih dari sebulan yaitu sebesar 15. Sampel dengan pendapatan Rp 10.000.000 –Rp 15.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan daya tahan lebih dari satu bulan yaitu sebesar 15. Sampel dengan pendapatan Rp 15.000.000 lebih banyak mengkonsumsi beras
dengan daya tahan lebih dari satu bulan yaitu sebesar 15. Berdasarkan hasil paparan diatas, konsumen memilih beras dengan daya tahan 1bulan yaitu
berpendapatan Rp 2.000.000, sebanyak 17. Sedangkan pendapatan Rp
Universitas Sumatera Utara
15.000.000, konsumen memilih beras dengan daya tahan beras 1 bulan, sebanyak 15.
Bentuk beras yang di konsumsi sampel dibedakan menjadi beras premium dan beras medium. Dimana beras premium memiliki kualitas yang lebih baik dan
harga yang lebih mahal dibandingkan dengan beras medium. Konsumsi beras berdasarkan bentuk beras dan tingkat pendapatan disajikan pada Tabel 5.13
Tabel 5.13 Konsumsi Beras Berdasarkan Bentuk Beras dan Tingkat Pendapatan
Bentuk Premium
Medium Pendapatan RpBulan Rp 2.000.000
Count 20
within Bentuk 20
Rp 2.000.000 - Rp 5.000.000
Count 5
15 within Bentuk
5 15
Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000
Count 3
17 within Bentuk
3 17
Rp 10.000.000 - Rp 15.000.000
Count 5
15 within Bentuk
5 15
Rp 15.000.000 Count
7 13
within Bentuk 7
13
Sumber : Data diolah dari lampiran 3 Berdasarkan tabel diatas, sampel dengan pendapatan Rp 2.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan bentuk beras yang medium yaitu sebesar 20. Sampel dengan pendapatan Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan bentuk beras yang medium yaitu sebesar15. Sampel dengan pendapatan Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan bentuk beras yang medium yaitu sebesar 17. Sampel dengan pendapatan Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan bentuk beras yang medium yaitu sebesar 15. Sampel dengan pendapatan Rp 15.000.000 lebih banyak mengkonsumsi beras
Universitas Sumatera Utara
dengan bentuk beras yang medium yaitu sebesar13. Berdasarkan hasil paparan diatas, konsumen memilih bentuk beras dengan tingkat medium yaitu
berpendapatan Rp 2.000.000, sebanyak 20. Sedangkan pendapatan Rp 15.000.000, konsumen memilih bentuk beras dengan tingkat medium yaitu
sebanyak 13. Derajat putih beras yang dikonsumsi sampel terdiri dari beras dengan derajat putih
sedang dan putih. Konsumsi beras bedasarkan derajat putih beras dan tingkat pendapatan disajikan pada Tabel 5.14
Tabel 5.14 Konsumsi Beras Berdasarkan Derajat Putih Beras dan Tingkat Pendapatan
Derajat Putih Putih
Sedang Pendapatan
RpBulan Rp 2.000.000
Count 1
19 within Derajat Putih
1 19
Rp 2.000.000 - Rp 5.000.000
Count 3
17 within Derajat Putih
3 17
Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000
Count 3
17 within Derajat Putih
3 17
Rp 10.000.000 - Rp 15.000.000
Count 6
14 within Derajat Putih
6 14
Rp 15.000.000 Count
8 12
within Derajat Putih 8
12
Sumber : Data diolah dari lampiran 3 Berdasarkan tabel diatas, sampel dengan pendapatan Rp Rp 2.000.000 lebih
banyak mengkonsumsi beras dengan derajat putih sedang yaitu sebesar 19. Sampel dengan pendapatan Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 lebih banyak
mengkonsumsi beras dengan derajat putih sedang yaitu sebesar 17. Sampel dengan pendapatan Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 lebih banyak mengkonsumsi
beras dengan derajat putih sedang yaitu sebesar 17. Sampel dengan pendapatan Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 lebih banyak mengkonsumsi beras dengan
Universitas Sumatera Utara
derajat putih sedang yaitu sebesar 14. Sampel dengan pendapatan Rp 15.000.000 lebih banyak mengkonsumsi beras dengan derajat putih sedang yaitu
sebesar 12. Berdasarkan hasil paparan diatas, Konsumen memilih beras dengan derajat putih beras sedang yaitu berpendapatan Rp 2.000.000, sebanyak 19.
Sedangkan pendapatan Rp 15.000.000, konsumen memilih beras dengan derajat putih sedang sebanyak 12.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Karakteristik konsumen meliputi usia, jumlah anggota keluarga, pendidikan
dan pendapatan. 2.
Karakteristik Sosial Ekonomi konsumen yaitu usia, jumlah anggota keluarga pendidikan dan pendapatan berpengaruh nyata secara serempak terhadap
jumlah konsumsi beras. Usia, jumlah anggota keluarga dan pendapatan yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap jumlah konsumsi beras, sedangkan
pendidikan tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap jumlah konsumsi beras.
3. Jumlah konsumsi beras yang berpendapatan Rp 2.000.000, mengkonsumsi
jenis beras IR 64 sebanyak 11, karena harganya relative lebih murah, berdasarkan tingkat kepulenan sedang sebanyak 12, Aroma beras tidak
beraroma sebanyak 16, daya tahan beras 1 bulan sebanyak 17, bentuk beras Medium sebanyak 20, dan derajat putih beras sedang sebanyak 19.
Jumlah konsumsi beras yang berpendapatan Rp 15.000.000, mengkonsumsi jenis beras KKB Super sebanyak 11, karena harganya relative mahal,
berdasarkan tingkat kepulenan pulen sebanyak 17, aroma beras pandan wangi sebanyak 15, daya tahan beras 1 bulan sebanyak 15, bentuk beras
medium sebanyak 13, derajat putih beras sedang sebanyak 12.
Universitas Sumatera Utara