Motif McClelland Pengaruh motif McClelland terhadap Hardiness orang Simalungun

43 karakteristik yang diungkapkan oleh McClelland, Jika semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala, maka semakin tinggi need for achievement pada orang tersebut Need for Power adalah dorongan untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi perilaku mereka, atau memiliki rasa tanggung jawab pada orang lain kebutuhan untuk mengenal orang lain, untuk berinteraksi dengan orang lain. Tingkat Need for Power seseorang diperoleh dari skala yang disusun berdasarkan karakteristik yang diungkapkan oleh McClelland, Jika semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala, maka semakin tinggi need for power pada orang tersebut Need for Affiliation adalah keinginan untuk mendekatkan diri, bekerjasama atau membalas ajakan orang lain yang bersekutu orang lain yang menyerupai atau menyukai subyek, membuat senang dan mencari afeksi dari objek yang disukai, patuh dan tetap setia kepada orang lain. Tingkat Need for Affiliation seseorang diperoleh dari skala yang disusun berdasarkan karakteristik yang diungkapkan oleh McClelland, Jika semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala, maka semakin tinggi need for affiliation pada orang tersebut

C. Subjek Penelitian

1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2012. Karakteristik populasi dari penelitian ini adalah : 44 a. Warga Kabupaten Simalungun bersuku Simalungun Judul penelitian ini adalah Hubungan Hardiness dengan Motif McClelland Pada orang Simalungun yang tinggal di Raya, berdasarkan hal tersebut maka subjek penelitian ini adalah warga Kabupaten Simalungun yang bersuku Simalungun 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2012. Sampel merupakan bagian dari populasi yang dikenai penelitian. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah warga Kabupaten Simalungun yang tinggal di Kabupaten Simalungun tepatnya di Ibukota kabupaten Simalungun Pematang Raya, dan sekitarnya. Sampel berjumlah 750 orang. Karakteristik sampel antara lain : a. Berusia di atas 18 tahun Subjek penelitian adalah individu berusia di atas 20 tahun. Menurut teori neo-Piagetian tahap perkembangan kognitif individu akan mencapai reflective thinking yang dimulai pada usia antara 18 sampai 25 tahun. Reflective thinking merupakan tipe penalaran logis yang melibatkan evaluasi aktif dan berkelanjutan mengenai suatu informasi berdasarkan fakta yang mendukung Papalia, Old, Feldman, 2007. b. Tinggal selama minimal 5 tahun di Kabupaten Simalungun Subjek penelitian merupakan orang yang berdomisili di Simalungun minimal 5 tahun, hal tersebut dikarenakan apabila subjek tekah tinggal cukup 45 lama di Kabupaten Simalungun, maka subjek lebih paham mengenai kebudayaan suku Simalungun, dan watak suku Simalungun 3. Sampling Teknik sampling adalah cara untuk pengambilan sampel dari populasi dalam jumlah yang sesuai dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar benar-benar mewakili populasi. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel incidental sampling. Incidental sampling bersifat non-probability sampling karena tidak setiap individu dalam populasi memiliki kesamaan yang sama, hanya individu yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai oleh peneliti yang menjadi subjek penelitian Sugiyono, 2012

D. Metode Pengumpulan Data

Metode atau teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti Azwar, 2005. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala. Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk item. Skala yang digunakan pada penelitian adalah skala Likert dan skala subjek Skala ini merupakan model skala pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai sikap Azwar, 2005. Adapun skala yang akan digunakan yaitu : 46 1. Skala Motif McClelland Dalam penelitian ini, alat pengukuran Motif McClelland menggunakan alat ukur Motivational Need Questionnaire yang dikemukakan oleh McClelland 1998. Alat ukur ini diadaptasi dan ditranslasi ke bahasa indonesia, translasi menggunakan metode back-to-back translation dimana peneliti dibantu oleh beberapa orang dibidang linguistik , dan proffesional judgement. Alat ukur ini ini memiliki 33 aitem pernyataan, yang terbagi kedalam 3 bagian yang terdiri dari pernyataan untuk variabel Need for Achievement, Need for Power, dan Need for Affiliation. Dimana alat ukur ini menyediakan 3 pilihan yang jawaban yang setiap jawaban menggambarkan variabel dari motif McCllenad yakni Need for Achievement, Need for Power dan Need for Affiliation. Subjek akan memilih salah satu jawaban dari ketiga pilihan yang disediakan dan apabila sesuai dengan variabel motif mcClelland akan di skor 1, dan apabila tidak sesuai dengan variabel mcClelland yang diukur akan di skor 0. Tabel 1 Blueprint Skala McClelland Variabel Dimensi Karakteristik Item Motif McClelland Need for Achievement 1.Memilih untuk bekerja sendiri dibandingkan bekerja bersama kelompok 2.Memilih tugas dengan resiko yang sedang 3.Membutuhkan variasi tantangan 7B 2C,3C 4A, 9A 47 tugas 4.Memiliki kemauan yang kuat persistance 5. Bertanggungjawab terhadap pekerjaan atau tugas 6.Inovatif 11A 1A, 5B, 6C, 8B 6C Need for Power 1. Memiliki keinginan untuk mencari prestige, dan dominan dalam sebuah kelompok 2. Melakukan aktivitas supaya dikenal anggota kelompok 3.Mementingkan adanya hubungan yang dibatasi oleh posisi atasan dan bawahan 4. Mampu memimpin kelompok 5.Kuat, berani ambil resiko 6. Senang menjadi pusat perhatian,memberikan arahan bagi kelompok, dan mengatur orang lain 7. Memiliki kemampuan verbal yang baik 1B,3A,11B 6B 4B, 5A 9C, 10B 8C, 2B 48 Need for Affiliation 1.Mencari penerimaan dari orang lain 2.Menghindari konflik dan konfrontasi, dan memilih untuk bekerja dengan orang lain 3.Memilih mengerjakan tugas yang dapat meningkatkan image menyenangkan pada diri mereka 4.Secara aktif mendukung orang lain 5.Berusaha meredam permasalahan yang terjadi 6. Cenderung menjaga hubungan interpersonal yang terbentuk 7. Conform dengan nilai, harapan dan norma individu lain 8. Memiliki ketakutan terhadap penolakan 2A, 4C 1C, 3B 5C 6A 10C 8A, 10A 11C 9B Pengklasifikasian motif McClelland orang Simalungun yang tinggal di Kabupaten Simalungun dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi Motif McClelland dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan rumus berikut Azwar, 2005. 49 Tabel 2 Kategorisasi Norma Skala Motif McClelland Kategori Rentang Nilai Tinggi X M + 1SD Sedang M - 1SD ≤ X ≤ M + 1SD Rendah X M – 1SD 2. Skala hardiness Dalam penelitian ini, menggunakan alat ukur Hardiness yang dikemukakan oleh Suzzanne Kobasa 1995 Setiap aspek-aspek hardiness akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan mendukung dan tidak mendukung, dimana subjek diberikan 4 alternative pilihan yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak sesuai N, Sangat tidak sesuai STS. Alat ukur ini diadaptasi dan ditranslasi ke bahasa indonesia, translasi menggunakan metode back-to-back translation dimana peneliti dibantu oleh beberapa orang dibidang linguistik , dan proffesional judgement. Skala ini terdiri dari pernyataan yang berbentuk favorable dan unfavorable. Pernyataan favourable merupakan pernyataan yang sesuai atau mendukung atribut yang diukur, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung atribut yang diukur Azwar, 2005. Untuk aitem yang mendukung, pilihan SS = 3, pilihan S = 2, pilihan TS = 1, dan pilihan STS = 0. Sedangkan untuk aitem yang tidak mendukung unfavorable pilihan SS = 0, pilihan S = 1, pilihan TS = 2, dan pilihan STS = 3. 50 Tabel 3 Blueprint skala Hardiness Variabel Aspek Indikator Item Hardiness Kontrol - Individu percaya bahwa ia dapat mengontrol setiap kejadian atau peristiwa yang dialami dalam hidup - Individu berusaha mengubah lingkungan penuh stress menjadi kesempatan untuk belajar 2,6,7,9,10 Tantangan - Menganggap peristiwa dalam hidup sebagai tantangan untuk dihadapi - Individu melihat perubahan peristiwa dalam hidup sebagai kesempatan untuk menjadi bijaksana - Meningkatkan kemampuan dengan belajar melalui peristiwa hidup yang dihadapi 1,4,12,13,14, Komitmen - Tidak akan menghindari ketika terjadi konflik - Tetap menghadapi peristiwa buruk dalam hidup 3,5,8,11,15 Total 15 51 Pengklasifikasian Hardiness suku Simalungun yang tinggal di Kabupaten Simalungun dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi Hardiness dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan rumus berikut Azwar, 2005. 52 Tabel 4 Kategorisasi Norma Skala Hardiness Kategori Rentang Nilai Tinggi X M + 1SD Sedang M - 1SD ≤ X ≤ M + 1SD Rendah X M – 1SD

E. Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur

1. Validitas Alat Ukur Validitas alat ukur adalah apabila skala tersebut dapat menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. Alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menghasilkan data yang relevan dengan tujuan pengukuran. Sebaliknya alat ukur yang tidak menghasilkan data yang sesuai dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah Azwar, 2012. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas tampang face validity dan validitas isi content validity. Validitas tampang merupakan hal yang penting dalam membuat skala karena tampilan skala akan membangkitkan minat subjek untuk menjawab dengan sungguh- sungguh. Azwar, 2012. Validitas tampang berusaha dicapai dengan penyajian alat ukur yang rapi, jelas, serta menarik agar subjek dapat mengisi aitem-aitem dalam skala dengan konsisten. Validitas isi diusahakan dengan pengujian aitem melalui professional judgement Azwar, 2012. Professional judgement dilakukan dengan cara 53 berkonsultasi dengan pihak lain yang lebih mengerti tentang pembuatan alat ukur dan variabel yang akan diukur. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional dari professional judgement Azwar,2012. Alat ukur Motif McClelland, dan alat ukur hardiness merupakan alat ukur yang telah baku yang di adaptasi ke bahasa Indonesia. Validitas isi dari alat ukur dalam penelitian ini dengan metode back to back translation dengan bertanya kepada beberapa orang professional judgement, dan orang dibidang linguistik 2. Reliabilitas Alat Ukur Menurut Azwar 2012, reliabilitas dicapai apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cronbach’s Alpha Coeffecient, yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam skala menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Pada penelitian ini memakai alat ukur yang sudah baku, yaitu Short Hardiness Scale Kobasa,1995 dengan koefisien alpha 0. 83 ,sementara untuk Motivational Need Quostionnaire McClelland, 1998 memiliki nilai koefisien alpha 0.90. Namun setelah dilakukan penelitian terjadi penurunan reliabilitas pada setiap alat ukur, dimana pada Short Hardiness Scale koefisien alpha 0.543, dan Motivational Need Questionnaire 0.332. Hal ini bisa saja terjadi dikarenakan perbedaan budaya, perbedaan makna pada subjek 54 dengan yang dimaksud pembuat alat ukur, ataupun pengisian skala yang kurang serius.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaaan penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data. 1. Persiapan Penelitian Pada tahap ini, peneliti menggunakan skala adaptasi Kobasa yaitu Short hardiness scale 1995 , dan skala adaptasi McClelland yaitu Motivational Need Questionnaire 1998 . Peneliti lalu melakukan metode back-to-back transllation, dimana peneliti dibantu oleh beberapa orang termasuk yang ahli pada bidang linguistik untuk menterjemahkan ke bahasa indonesia, lalu kembali ke bahasa inggris, dan diterjemahkan kembali ke bahasa indonesia guna mencapai makna yang sebenarnya, sehingga mudah dipahami oleh setiap orang yang membacanya. Skala Hardiness terdiri dari 15 aitem , dan Skala Motif McClelland terdiri atas 33 aitem yang terbagi kedalam 3 kebutuhan McClelland yaitu Need for Achievement, Need for Power, dan Need for Affiliation. Skala di print dalam kertas A4 yang berbentuk booklet. 2. Pelaksanaan Penelitian Setelah melakukan tahap persiapan penelitian, peneliti melaksanakan penelitian dengan jumlah sampel yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 750 orang. Pengambilan sampel diambil di daerah Raya Simalungun, yang terbagi kedalam 4 daerah utama yaitu : Pematang Raya, merek Raya, Raya Huluan, dan Sondi Raya. Dalam pelaksanaannya peneliti mendatangi subjek penelitian dan memberikan 55 skala penelitian. Dalam pengisian skala ada sebagian subjek memiliki kendala bahasa sehingga peneliti membantu menterjemahkan kedalam bahasa Simalungun. 3. Pengolahan Data Penelitian Setelah data semua subjek terkumpul, maka data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17 for windows

G. Metode Analisa Data

Pada penelitian ini, uji statistika yang digunakan adalah uji regresi ganda multiple regression dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17 for windows. Sugiyono 2012 menyatakan bahwa uji regresi berganda dengan metode remove didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal lebih dari satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Untuk melakukan metode analisis data dengan uji regresi, perlu dilakukan uji asumsi normalitas, uji asumsi linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji regresi berganda tidak dapat digunakan apabila data tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows, dengan menggunakan grafik p-p plot 56

2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah garis regresi antara variabel dependen dan variabel independen membentuk garis linear atau tidak. Apabila tidak memenuhi asumsi linearitas maka uji regresi berganda tidak dapat dilanjutkan Sugiyono, 2012. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.

3. Uji Multikolinearitas

Uji asumsi multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara satu varibel bebas dengan variabel bebas lainnya. Cara untuk melihat apakah terjadi multikolinearitas antara setiap variabel bebas adalah dengan menggunakan Varianece Inflation Factor VIF. Apabila VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa pada setiap variabel bebas tidak terdapat multikolinearitas, artinya tidak terdapat hubungan antara setiap variabel bebas Field, 2009.

4. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah setiap variabel bebas memiliki varians yang berbeda atau tidak. Uji ini baik apabila dalam setiap variabel bebas tidak memiliki varians yang berbeda. Apabila nilai probabilitasnya memiliki nilai signifikansi nilai alpa yaitu 0.05, maka setiap veariabel bebas memiliki varians yang sama yaitu tidak terdapat heteroskedastisitas.